19. G (final)

2.6K 279 56
                                        

Haloooooo!!!! Akhirnya aku bisa update chapter terakhir, setelah merombak habis2an end nya dan aku sesuaikan supaya gak sakit2 banget walopun ya akhirnya ttp bakalan sakit🥲

Bravethings update kalo udah dpt minimal 150vote ya!!! Ayoo semangaat biar bisa baca kelanjutan kisah luna dan jimin!!

Anyways, tolong jangan demo aku kalau endingnya gak sesuai harapan kalian. Aku punya keputusan sendiri tentang ending yang aku pilih, dan aku harap kalian tetap support aku dengan keputusan yang aku pilih🥺

Jangan terlalu enjoy untuk reading kali ini🥺












Jangan terlalu enjoy untuk reading kali ini🥺

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.







"Lama tak berjumpa,"

Ah, suaranya masih hangat seperti dulu, sama persis.

Hangat tapi tak lagi membuatku merasa nyaman. Sudah tak seperti dulu dimana hatiku selalu meringkuk lega ketika mendengar suaranya.

Saat-saat dimana aku merasa bisa menaklukan dunia asal bersamanya, disisinya dan mendengar suaranya kapanpun.

Tapi ternyata aku salah,

dia lah dunia yang tak dapat aku taklukan.

Dunia itu hanya sedang menghampiriku sekali lagi dalam orbitnya, cukup dekat hingga bisa kulihat licin sepatunya dalam tundukku.

"Angkat kepalamu, acaranya sudah mau dimulai. Kau... cantik sekali hari ini." Ucapnya lembut.

Bukannya tidak mau, sayangku.

Tapi aku tak tau apa aku bisa lanjutkan jalan mengiringi pengantin dengan riasan yang sudah hancur, dilewati oleh air mataku sendiri.

Aku tahu, dia pasti terkejut ketika aku berlari keluar dari barisan meninggalkannya. Lagi-lagi aku pergi darinya secara tidak sopan, tidak bersahabat.

Sejujurnya dititik ini aku tahu, kalau selama ini kesalahan terbesar ada padaku. Aku yang tak pernah mau mendengar penjelasan apapun darinya. Aku yang selalu merasa si paling benar didalam semua situasi.

Kesadaran itu juga yang sebenarnya telah menghantuiku beberapa tahun belakangan, kuhabiskan malamku untuk membenci diriku sendiri yang telah menyakiti Min Yoongi sejahat ini.

Sementara siangku berkeliling mengatakan kalau aku adalah pihak yang paling tersakiti.

Munafik memang, aku tahu,

Hingga untuk sekedar memandang wajahnya saja aku tak mampu, terlalu malu rasanya.

Entah kenapa aku berlari masuk ketoilet hotel, yang jelas aku sadar kalau tempat ini cocok untuk pecundang kotor sepertiku bersembunyi.

Mungkin acara Hyeri sudah dimulai. Tak apa, acaranya akan lebih sempurna tanpa aku. Aku memang tak cocok berteman dan berhubungan dengan siapapun, terlebih kembali berjalan disisi Yoongi mendampinginya.

Talking to the Moon (SUGA FF)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang