3.N

2.6K 254 14
                                    

2 minggu berlalu setelah sesi ku bersama Min Yoongi. Dia sempat bertanya lewat pesan singkat kapan kita bisa melakukan sesi lagi.

Ketika menerima pesannya waktu itu, aku sempat menunda membalasnya demi memilih jawaban yang tepat. Aku telat balas 10 menit.

Entah karena dia sibuk, atau jawaban waktu ku tidak cocok dengan jadwal nya, pesanku tidak di baca selama 3 hari dan berujung hanya sekedar di baca.

Aku berharap setidaknya dia membalas sesuatu pada pesanku, keadaannya membuatku khawatir.

Pasti tidak mudah terbang dari negara satu ke negara lain, konser tidak kenal lelah, membuat lagu, latihan koreo dance dan lain-lain dilakukan dalam keadaan kesehatan mentalnya yang tidak terlalu baik.

Hari ini hari Jumat, aku bersiap untuk mengunjungi rumah orang tua ku di Hannam-dong.

Aku memang telah tinggal sendiri di apartment sejak masuk universitas, sejak itu pula aku selalu menghabiskan weekend di rumah orang tuaku.

Boro-boro ke club, untuk mencoba caffe baru di Seoul saja aku harus mencocokan jadwal dengan 2 orang temanku sejak SMA. Aku memang tidak punya terlalu banyak teman.

Biasanya aku dijemput dengan supir rumahku ketika akan pulang, namun kali ini berbeda.

Jantungku hampir copot ketika melihat mobil Suga mendekatiku persis seperti saat dia menjemputku sebelum sesi.

Aku yang berdiri seperti anak akan piknik, dengan koper kecil, tas jinjing besar, wadah kimchi, topi kupluk serta sepatu boots norak ku, berdiri mematung melihat sosok malaikat berwajah tampan didalam mobil sedang mengisyaratkan untuk masuk.

Aku masuk namun meninggalkan barangku di luar mobil karena kurasa dia hanya akan berbicara sebentar.

Namun setelah aku masuk dia menjalankan mobilnya yang membuatku teriak kaget.

"Tunggu dulu! Kita akan kemana?!"

Dia terkejut dan menoleh karna aku benar-benar berteriak kaget dengan nada tinggi.

"Kenapa kenapa kenapa?" Tanya nya.

"Aku harus pergi ke rumah orang tuaku."

"Kalau begitu akan aku antar, aku hanya ingin bicara denganmu tentang sesi kita." Katanya santai sambil lanjut mengemudi keluar dari lingkungan halaman gedung apartment ku.

"AKU MENINGGALKAN BARANGKU DI TERAS GEDUNG."

Ckiiiittt.
Dia berhenti dengan dramatis sebelum benar-benar keluar pagar.

"Kenapa kau tidak bilang?!" Dengusnya sebal.

Dia memutar balik dan aku buru-buru mengumpulkan barangku dan menolak tawarannya untuk membantu menaikan barangku kemobil. Aku berjaga-jaga dari kamera seolah aku punya kencan buta dengannya.

Setelah semua beres aku menelfon ibuku mengatakan aku akan kerumah bersama temanku, sebelum dia sempat bertanya macam-macam aku langsung mengatakan bahwa aku didalam bus diperjalanan menemui temanku dan sedang terburu-buru.

"Kenapa tidak bicara lewat telfon?" Ucapku sambil sebisa mungkin mencoba menyamarkan nada excited dalam intonasi ku.

Ia tersenyum, manis sekali. Menoleh dan menatap kearahku berkata "Ingin saja. Aku ingin bertemu denganmu."

Talking to the Moon (SUGA FF)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang