Arthit berlari-lari kecil dengan cepat menaiki anak tangga satu persatu, ia tak ingin membuat ketua Osis menunggu, apalagi membuat guru baru menunggu. Sungguh! Arthit tak berani.
Dengan nafas sedikit tersengal-sengal, akhirnya Arthit sampai di lantai tiga, di depan pintu kantor Osis. Arthit mengatur nafas terlebih dahulu sebelum mengetuk pintu.
Setelah ada ijin masuk, baru Arthit membuka pintu dan masuk perlahan. Arthit mengira ruangan Osis seperti ruangan kantor pekerja lebah. Tapi ini berbeda dengan bayangan Arthit, dinding tembok di cat biru gelap, sofa berwarna hitam dan karpet bulu halus berwarna hitam. Hanya ada sedikit perabot, beberapa meja, kursi dan 2 lukisan bulan serta serigala bulu hitam dan perak. Vas bunga bahkan tidak ada.
"Permisi Phi..."
Tay yang asik bekerja menadahkan wajahnya ke arah Arthit, secercah senyum terpancar tak lama setelah mengenyit. Bau Vampire sungguh menjengkelkan!
Ketika di area terbuka mungkin tak terlalu tercium, tapi ketika di area tertutup, bau itu semakin kuat, nah bukan hanya 1 jenis, ada beberapa jenis bau yang menempel di tubuh Arthit.
Arthit yang tak menyadari pemikiran Tay, langsung bertanya tanpa membuang waktu, "Ada apa Phi memanggil saya?"
Tay menarik kembali pikirannya, dan berusaha senormal mungkin. Setelah batuk tiga kali, Tay berkata "Begini, festival tahunan akan diadakan beberapa bulan lagi, saat ini ada 2 anggota Osis yang pindah sekolah, jadi kami sedikit kekurangan tenaga. Apakah kau bisa membantu?"
Arthit bertanya melonggo, "Phi butuh bantuanku? Aku?"
"Iya."
"Tapi... aku tak bisa melakukan apapun."
"Kenapa?"
Arthit menjawab sambil menunduk, "Karena aku tak berguna."
Tay merasa kasihan pada manusia ini, tingkat kepercayaan dirinya sungguh rendah. "Tak ada seorangpun di dunia ini yang tak berguna, bahkan makhluk mistis juga berguna. Kenapa kau merendahkan dirimu seperti itu? Lagipula aku tak meminta kau membantu hal-hal yang susah, hanya bantu aku merapikan dokumen. Dan ini tidak gratis, ada bayarannya."
Arthit cukup terharu atas perkataan Tay dan tak bisa berkata-kata beberapa saat.
"Kamu akan dibayar partime lalu sebagai bonus, kulihat nilai matematikamu rendah, aku akan mengajarimu 1 jam setelah kau selesai membantu."
"Sungguh?" Arthit melonjak kegirangan, selain mendapatkan uang saku dan ia juga bisa diajari gratis.
"Ya. Kita harus bekerja setiap hari sekolah, mungkin akan mempersempit waktu bermainmu, apakah kau bersedia?"
Arthit tak akan menolak, waktu bermain? Siapa yang akan bermain dengannya? Tak ada. Lagipula ini alasan yang bagus menghabiskan waktu dan ibu tak akan memarahinya.
"Setuju. Kapan aku bisa mulai bekerja?"
"Besok, temui aku sepulang sekolah disini."
Arthit mengucapkan beberapa kata terima kasih lalu pamit, ia tak tahu apakah guru masih menunggu disana.
Tay melepas Arthit dengan enggan.
Arthit berlari menghampiri guru Kongpop yang berteduh dibawah pohon, ia berusaha menjelaskan di sela-sela pengaturan nafasnya.
Suara Arthit masuk kuping kiri keluar kuping kanan bagi Kongpop, apapun alasannya, Kongpop tak terlalu peduli. Ia malah melirik dan senyum mengejek pada seseorang yang menatapnya dari lantai tiga.
Seseorang yang mempunyai hidung anjing.
Di dalam mobil...
Rasanya sangat canggung, Arthit dan guru Kongpop tak saling bicara. Beberapa kali Arthit membuka pembicaraan tapi guru Kongpop menjawab seadaanya dan sangat singkat.
Merasa malu dan tak bisa berkata-kata, Arthit mengalihkan pandangannya keluar jendela.
Tiba-tiba kecepatan mobil melaju sangat cepat, Arthit mencari pegangan, mengenggam sabuk pengaman dengan erat, dan berkata gemetar, "P-Pak G-G-Guru... p-pe-lan pe-lan..."
Kongpop tak mengiraukan kecemasan Arthit, ia menatap kaca spion dengan sengit. Sebuah mobil hitam mengikutinya, ia terpaksa menginjak gas lebih dalam.
Arthit berteriak keras dan hampir menangis, ingin sekali menceramahi guru berandalan ini.
Anda! Sebagai seorang guru, bagaimana bertingkah laku seperti pembalap jalanan dan membuat murid ketakutan!
Tapi kata-kata itu tak bisa diucapkan karena Arthit sangat takut, kecepatan inu bukan kecepatan orang normal. Beberapa kali rem mendadak dan melaju kembali snagat cepat, meninggalkan jejak-jejak asap dan keributan dari orang-orang dibelakangnya.
"Tutup matamu!" Perintah Kongpop, Ada tekanan yang tak boleh membantah perintah tersebut. Arthit patuh menutup matanya.
Kongpop membuang setir, mencakar sabuk pengaman Arthit dan membawanya keluar, sementara mobil meluncur ke bawah jembatan. Dan bunyi benda berat jatuh ke air terdengar keras.
Kongpop terbang sambil membawa Arthit ke pinggiran. Sebelum bertanya apakah Arthit baik-baik saja, Arthit sudah berontak ingin lari menjauh. Gurunya sangat menyeramkan!
Suara tembakan dan peluru mengarah padanya, Kongpop segera membekukan peluru itu dan membuat pelindung. Seorang pria berbaju militer, maju memegang pistol di tangan kanannya. Mengarahkan lurus tepat ke Kongpop.
"Tinggalkan manusia itu!" Pria berbaju militer itu mengancam.
Dia ada pemburu vampire, yang sudah menjadi musuh bebuyutan Kongpop selama berpuluh-puluh tahun.
"Rebut dia kalau kau bisa!" Kongpop memberikan senyum mengejek dan memanggil nama pemburu itu.
"Singto!"
SINGTO : HUNTER
24 Maret 2021
KAMU SEDANG MEMBACA
24. Aku punya 7 anak Vampire
FanfictionArthit siswa kelas 3 SMA, tak pernah menyangka bahwa suatu hari ada yang mengaku sebagai anaknya. Bukan hanya satu tapi TUJUH!! Kapan ia melahiran ? Pertanyaan Bodoh! Arthit pria, tak mungkin melahirkan... Bagaimana Arthit menghadapi ke tujuh anakn...