Chapter 4 : Murid Pindahan

23.4K 2.6K 185
                                    

"Menjauh dari mamaku!"
Ketua preman mengaruk kupingnya, ada yang salah dengan pendengarannya.

Mama?

Siapa mama kedua anak itu?

Lagipula tak ada wanita disini.

"Siapa mamamu?" Tanya ketua preman tertawa geli. Mungkin mereka pasien rumah sakit jiwa.

Dua orang itu menyeringai, yang satu pria berwajah maskulin, berambut jabrik dengan warna merah cabai, tinggi 189cm, kulit tan dan mempunyai otot kekar seperti atlit. Yang satu lagi pria berwajah lembut, rambut silver panjang terurai, tinggi 175cm, kulit putih , tubuhnya sedikit kurus seperti musisi.

 Yang satu lagi pria berwajah lembut, rambut silver panjang terurai, tinggi 175cm, kulit putih , tubuhnya sedikit kurus seperti musisi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kau terlalu rendah untuk mengetahuinya!" Pria rambut merah segera menyerang ketua preman, meninju kepala ketua preman hingga terbang sejauh 1

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kau terlalu rendah untuk mengetahuinya!" Pria rambut merah segera menyerang ketua preman, meninju kepala ketua preman hingga terbang sejauh 1.5 meter dan tubuh ketua preman menabrak tembok.

Anak buah ketua preman terkejut, mereka melawan tapi irisan es tipis mengesek kulit mereka setajam pisau. Darah mengalir di tangan dan kaki mereka.

Arthit terkejut melihat pertempuran berdarah itu, ia memegang baju menutupi dadanya yang terlihat dan segera mencari tempat aman di pojokkan.

Tak perlu waktu lama, gerombolan preman telah di bereskan.

Kedua pria itu mendekati Arthit, Arthit menyusutkan diri ketakutkan. Apakah dia akan di bunuh juga?

Pria berambut merah itu berjongkok, memanjangkan tangan mencoba meraih rambut Arthit, tapi Arthit segera mundur dan mengelak.

"Kau membuat mama ketakutan!" Protes pria berambut silver itu.

"Cih! Wajah dinginmu yang membuat mama ketakutan."

"Wajahmu sama galaknya seperti preman itu."

"Kau!! Aku kakakmu."

Pria berambut silver itu mencibir, "Kita lahir bersamaan. Tak ada tingkatan."

Arthit melihat mereka bertengkar dan melihat ada peluang untuk melarikan diri. Ia dengan gerakan secepat mungkin, mungkin ini paling tercepat selama ia hidup 17 tahun.

24. Aku punya 7 anak VampireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang