Chapter 6 : Bersama Mama

22.9K 2.7K 206
                                    

Mama?

Anak imut berambut kuning itu memanggil Arthit dengan sebutan mama?

Fri segera menjitak kepala adiknya, Hong, anak yang berambut kuning itu. Ice menutupi dengan tawa yang malah jadi menyeramkan.

"Maaf.. maaf.. wajahmu sangat mirip dengan mama kami. Adikku ini selalu menganggap orang yang mirip dengan mama adalah mamanya."

"Dimana mama kalian?" Kejam sekali seorang ibu meninggalkan anak-anaknya, apalagi anaknya tampan, keren dan imut begini.

"Kami mencarinya, dan akan menemukannya dalam waktu dekat."

Arthit mengangguk mengerti, tak hanya Arthit, sekelilingnya juga bersimpati dan mengangguk tanpa sadar.

"Lalu dimana papamu?"

Fri segera menjawab dingin, "Kami tak ingin membicarakannya."

Sepertinya hubungan mereka dengan ayah mereka tidak baik. Arthit paham, tak menyinggung lebih lanjut.

"Namamu Hong.."

Hong mengangguk dengan semangat, melompat memeluk Arthit. "Mama..."

"Aku bukan mamamu. Kakakmu akan segera menemukan mamamu. Jadi bersabar ya." Arthit mengusap rambut kuning halus ini.

"Mama adalah mama!" Protes Hong. Ini mamanya, kenapa mama tak mengakuinya.

Arthit melirik ke arah Fri dan Ice, mereka serempak mengangkat kedua bahu mereka.

Sudahlah.. biarkan saja..  kasihan dia masih kecil.

"Hong.."

"Kau tak sekolah?"

"Hong lagi libur mama..." dengan tawa polos memamerkan gigi putihnya.

"Hong, sini! Jangan ganggu Arthit makan!" Fri meyodorkan makanan termahal di kantin di depan Arthit. Dan itu hanya 1 porsi. Ini maksudnya apa??

"Ini untukku?" Fri dan Ice mengangguk.

"Kalian tak makan?"

"Kami hanya ingin melihat-lihat." Jawab Fri asal.

"Kami masih kenyang."

"Tapi..." Arthit jadi merasa tak enak, ia hanya mengantar tetapi dapat traktiran makanan termahal di kantin. Dan hanya ia yang makan. Ia ingin menolak tapi perutnya mengkhianatinya.

Suara grucuk.. grucukk.. terdengar pelan tapi di kuping para vampire itu terdengar jelas.

"Hihihihi... mama lapar.." Hong masih bergelayut manja pada Arthit. Wajah Arthit jadi memerah. Perutnya membuatnya malu.

"Makan saja. Tak baik belajar dengan perut lapar."

"Kita bagi dua, Hong mau makan?"

Hong mengeleng. "Hong mau susu." Hong menatap lurus ke dada Arthit. Sekali lagi Ice menginjak kaki Hong. Hong menjerit dan bersembunyi di belakang Arthit.

"Abaikan Hong. Kau makan saja."

"Benar, ini semua untukku?"

"Tentu."

Arthit makan dengan canggung tapi... OMG.. makanan mahal memang beda.

ENAK!!! 👍👍.

***

Hari berlalu dengan lancar, bel berdering bertanda waktu belajar telah usai. Sejak Arthit masuk kelas, Hong menunggu dengan keras kepala.

Mau di marahi, dijitak, tak bergeming. Tetap pada pendiriannya. Menunggu mama pulang sekolah.

Fri dan Ice pasrah dan memperingatinya agar tak membuat masalah, ini sekolah manusia bukan sekolah vampire. Yang bisa pamer kekuatan kapan saja.

Hong mengangguk mengerti dan menunggu dengan sabar.

Setelah Arthit masuk kelas, Hong menunduk menatap perutnya. Dan berbisik pelan, "Hong lapar... Hong butuh susu mama..."

***

"Apakah kalian mengerti pelajarannya?" Tanya Arthit ketika mereka berempat jalan bersama mengantar Arthit pulang.

Dengan alasan Hong ingin dekat dengan Arthit, mereka menolak penolakan Arthit, bersikeras mengantar Arthit pulang.

"Itu mudah!" Fri menggaruk telinganya dengan jari kelingkingnya.

"Kau tidur dikelas! Mana mungkin mengerti dengan mudah." Tegur Arthit, biar begini Arthit pelajar yang rajin.

Hong menggeleng kepala dan memandang meremehkan pada kakak tertuanya. "Anak bandel!"

"Buat apa aku belajar! Itu pelajaran manusia tak berguna untukku!"

Ice membekukan lidah Fri sekejap, kakak bodoh hampir membocorkan rahasia mereka. Fri mempunyai kekuatan api, ia dapat melumerkan es dengan santai.

"Pelajaran manusia?" Arthit bertanya bingung.

"Maksudnya dia seperti kerbau, mana mengerti pelajaran manusia." Ice menyindir mencoba menutupi fakta.

"Ice, lidahmu terlalu tajam. Nanti Fri terluka hatinya." Arthit menasehati Ice.

"Baik, akan ku kurangi."

Arthit merasa Fri terlalu panas tapi Ice terlalu dingin. Sungguh bertolak belakang.

"Syukurin diomelin mama 😝😝😝.." Hong hanya berani meledek kedua kakaknya jika mama ada di dekatnya. Mereka tak akan memukul dan Hong bisa berlindung di belakang mamanya.

Mereka berbincang-bincang gembira hingga tak menyangka tiba di rumah Arthit dengan cepat.

"Aku sudah sampai, kalian pulanglah."

Mereka bertiga tak bergerak, masih menatap Arthit tak rela berpisah.

"Kamu masuk dulu.."

Arthit mencoba membujuk mereka, "nanti papamu khawatir."

Sekali lagi juru bicara mereka, Ice, yang memberi alasan, "Kami akan pulang setelah kau masuk."

"Benar?"

Mereka bertiga mengangguk.

Arthit mengucapkan salam perpisahan lalu masuk ke dalam.

"Mau pulang?" Tanya Hong kepada kedua kakaknya.

Fri melompat ke atas atap dan berbaring. Begitu juga dengan Ice.

Hong tersenyum cerah.

"Asikk.. tidur sama mama..." Hong juga melayang ke atas atap dan berbaring menunggu malam.

***

Di sebuah kastil yang Arthit tak tahu menahu terjadi kegemparan yang meresahkan sekelompok vampire.

Ketiga tuan muda mereka menghilang!!!

Ooh.. Tuan muda... Anda ada dimana??

Zyzy : Diatas genteng rumah Arthit 🤣🤣🤣🤣🤣

03 Oktober 2020

24. Aku punya 7 anak VampireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang