Chapter 7 : Blue

21.2K 2.6K 308
                                    

"Kudengar kau berteman dengan murid pindahan!"

Mendengar suara sinis dari Avin, Arthit menghentikan kegiatannya yang sedang membuat PR. Arthit berbalik dan menatap Avin, berkata "Kami berteman."

"Berteman?" Avin tertawa keras dan menyindir "Kau berteman dengan mereka? Itu hal yang sangat lucu."

Arthit mengerutkan alisnya, "Apa yang lucu!"

"Burung akan berkumpul dengan jenis yang sama. Tidak mungkin kan, murid pindahan yang keren itu ingin berteman denganmu. Ayolah sadar, kau beda kelas!"
Arthit mengigit pelan dalam pipinya, menahan kekesalan.

"Kupikir, mungkin kau berguna jadi budak mereka." Avin kembali mencemooh Arthit.

"Mereka temanku!"

"Ya.. ya... kau menganggap mereka sebagai temanmu, tapi mereka menganggapmu sebagai sesuatu yang lain. BUDAK hahahaa...."

Sebuah sinar kuning masuk menembus jendela hingga pecah dan menyerang Avin. Dalam sekejap, tubuh Avin tersentak oleh aliran listrik tinggi. Tubuh Avin jatuh kaku dan mengalami kejang-kejang.

Sebelum menjadi hangus, sinar putih membukus tubuh Avin kemudian membekukkan tubuhnya.

"Hong! Hentikan!" Omel Ice. Mereka, para bangsa Vampire tak ingin terlibat dalam drama dunia manusia. Jika mereka bosan, mereka akan menonton drama mereka, cinta, penderitaan, keserakahan, pengkhianatan, bercampur menjadi satu.

"Dia menghina mama!" Bantah Hong tak terima diomeli oleh Ice.

Fri menatap mengejek Hong "Dasar bocah."

Ice menatap dingin, "Jika kau tak dapat mengendalikan diri, maka pulang ke kastil. Kita harus low profile di depan mama."

"Tapi dia menghina mama! Hong akan membalas mereka yang menghina mama!"

Arthit yang menjadi objek pembicaran mereka dan menjadi sedikit terlupakan, membelalak tak percaya, menunjuk ke tubuh Avin yang membeku.

"K-k-kalian... A-Avin... K-Kenapa?" Arthit mengucapkan terbata-bata dan tak beraturan. Pikirannya kosong saat itu.

Mereka bertiga tersadar, melihat ke arah Arthit bersamaan. Arthit mendadak takut, ia mengingat kejadian tadi pagi. Dua orang turun dari langit dan satu orang melayang. Ketiga orang itu ada di hadapannya sekarang.

"Mama..." Hong melemparkan dirinya ke Arthir tapi Arthig mengelak mundur  menjauh. Hong merasa terluka hatinya.

"Arthit..."

"J-Jangan bunuh aku..." Arthit merinding dan mengigil ketakutan.

"Ice." Fri memberikan isyarat pada Ice, Ice segera menganggukkan kepala. Ice mendekati Arthit, membekukan kedua kaki Arthit hingga Arthit tak dapat bergerak.

Semakin mendekat, memegang kepala Arthit dengan kedua tangannya, menyalurkan energi putih ke dalam pikiran Arthit dan menghapus ingatan peristiwa ini dan mengantikannya dengan yang baru. Yang lebih normal.

Tindakan itu tak memerlukan waktu lama, cukup 10 detik dan Arthit tak sadarkan diri. Ice menangkap tubuh Arthit dan membaringkan perlahan di atas kasur.

Hong menatap Arthit sedih, memeluk dari samping, menaruh kepalanya di dada Arthit dan berkata lembut, "Hong sayang mama."

Walau tanpa mengucapkan kata-kata, baik Fri dan Ice juga sangat menyayangi Arthit. Arthit adalah ibu mereka, tak mungkin tak menyayanginya.

"Bereskan anak itu dulu." Fri melumerkan es yang membungkus tubuh Avin. Ice menghapus ingatan Avin dan menaruhnya di atas genteng. Sedikit pembalasan, tak apa-apa bukan.

24. Aku punya 7 anak VampireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang