"Berjagalah di depan pintu. Jangan biarkan ada yang masuk dan keluar." Perintah Jihyo.
"Ne." Tzuyu bergegas menuju keluar dan berjaga di depan pintu.
"Yoo Jeongyeon?" panggil Jihyo.
Jeongyeon yang melihat Jihyo seketika langsung bangkit berdiri dan mendekatkan tubuhnya dengan Jihyo.
"Apa yang ingin kau lakukan huh?!" Jihyo terkejut saat tangannya yang sedang memegang borgol itu di pegang erat oleh Jeongyeon.
"Apa yang kau inginkan?" Kaget Jeongyeon.
"Lepaskan aku! kau akan aku tahan! dan jangan mencoba untuk kabur lagi-" Jeongyeon menutup mulut Jihyo dengan tangannya.
"Shhhttt tidakkah kau lihat ada anakku disini?!" Bisik Jeongyeon.
"Eomma?" Bingung Yujin.
"Iya sayangku, eomma berbicara sebentar dengan teman eomma ya cantik." Jeongyeon tersenyum manis ke arah Yujin lalu membawa Jihyo menjauh.
"Lepaskan aku!" Jihyo mendorong tubuh Jeongyeon dan kembali akan memborgol Jeongyeon.
"Jangan disini!" Dalam sekejab, borgol di tangan Jeongyeon kembali terlepas.
"Mwo?!" Kaget Jihyo.
"Aku takkan membiarkanmu menangkapku. Kau tau itu kan?" Tanya Jeongyeon.
*Bruk
Jihyo memojokkan Jeongyeon ke tembok dan menatapnya dengan begitu lekat.
"Berhenti bermain main denganku Yoo Jeongyeon. Kau sudah membuat aku gagal naik jabatan karena kasusmu dan sekarang kau berkata bahwa kau masih ingin kabur?! aku tidak akan membiarkanmu mempermainkanku dengan trik pencurimu itu dasar perampok!" Kesal Jihyo namun dengan suara berbisik.
"Berhenti mengejarku, kau takkan bisa menangkapku." Ucap Jeongyeon.
"Dan untuk pekerjaanmu, aku minta maaf." lanjut Jeongyeon santai.
"Jangan paksa aku memborgolmu didepan anakmu!" Ucap Jihyo.
"Jangan sekali kali kau mencobanya!" Jeongyeon menatap Jihyo dengan sangat serius.
"Benarkah? memangnya apa yang akan kau lakukan jika aku mencobanya?" Jihyo menyeringgai lalu berbalik badan dan berjalan menuju ke tempat Yujin duduk.
"Hai, kau Yujin ya? mau aku beritahu sebuah rahasia?" Tanya Jihyo.
"Park Jihyo-ssi!" Jeongyeon meraih tangan Jihyo hingga wanita itu berbalik menatapnya.
Jeongyeon menatap kesal kedua mata Jihyo lalu menyerah.
"Huft..." Jeongyeon menghela nafasnya.
"Aku harus melihat anakku bertumbuh besar. Apa saja selain masuk penjara ataupun memberitahu identitas teamku, akan aku lakukan." Ucap Jeongyeon.
"Kau tidak bisa bernegosiasi dengan polisi Yoo Jeongyeon. Hukum adalah hukum." Ucap Jihyo.
"Berikan ponsel dan dompetmu." Pinta Jihyo.
Jeongyeon pun memberikannya pada Jihyo.
"Plat nomor mobilmu?" Tanya Jihyo.
"Surat suratnya ada di dalam dompet, lihat saja sendiri." Jawab Jeongyeon.
"Antarkan anakmu pulang lalu datanglah ke alamat ini." Jihyo memberikan secarik kertas.
"Aku akan mengintrogasimu, jika kau bisa bekerja sama, akan aku pikirkan kembali permohonanmu." Ucap Jihyo.
"Kau pikir aku bodoh?" Tanya Jeongyeon.
"Aku tak menjebakmu, terserah mau percaya atau tidak." Ucap Jihyo lalu keluar dari tempat itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Love Heist S2
FanfictionFull chapter. Bagaimana kehidupan Jeongyeon dan yang lainnya setelah kejadian perampokan 5 tahun lalu berlalu? Simak terus kisahnya! DISCLAIMER! Bila ada kesamaan cerita, alur, watak, dan tokoh ada cerita ini, murni kebetulan. Cerita ini murni dari...