"Ain adalah mata kami. Mendapat predikat negara terkaya di dunia membuat Qatar menjadi sasaran orang orang jahat. Banyak yang berusaha mencuri hasil minyak kami yang melimpah, tapi berkat Ain, semua usaha berhasil kami gagalkan. Ain adalah program yang diciptakan untuk mengintai orang lain dimanapun itu selama masih ada kamera di sekeliling mereka. Kau ketik nama orang itu di program Ain, dengan secepat kilat Ain akan menemukan orang itu. Kau akan melihatnya langsung secara realtime di monitor. Ain dapat menyadap kamera ATM, ponsel, CCTV, dan termasuk menyadap suara." Ucap Al.
"Woah." Kagum Jeongyeon.
"1 minggu, itulah waktu maksimal yang bisa aku berikan kepada kalian." Ucap Al.
"Itu lebih dari cukup, kami bisa mendapatkan banyak informasi berkatmu, terima kasih Al." Ucap Chaeyoung.
"Jadi bagaimana kita akan membawanya ke korea?" Tanya Jeongyeon.
"Woaw woaw woaw, siapa yang bilang kalian bisa membawanya ke korea? Guys, program ini bukan wifi portable yang bisa kalian bawa seenaknya. Aku memberi izin kalian untuk memakainya, bukan membawanya." Ucap Al.
"Huh? apa maksudmu, brother? aku tidak bisa seminggu disini terus menerus, aku punya anak." Ucap Jeongyeon.
"Membawa anakmu kesini akan jauh lebih mudah daripada membawa Ain ke Korea. Ajak saja keluarga dan teman temanmu, aku tidak keberatan. Make yourself at home, sister." Ucap Al.
Jeongyeon dan Chaeyoung pun saling bertatapan dan tersenyum tipis.
"Apa kau keberatan jika kami meminta jemputan bussiness class?" Tanya Chaeyoung.
"Business class? aku tidak yakin kalau itu. Aku hanya menyediakan tumpangan first class untuk tamu tamuku, sister." Ucap Al yang disambut senyuman kedua wanita itu.
.
.
."Nyonya, keluarga dan teman teman anda sudah sampai." Ucap seorang pelayan pada Jeongyeon dan Chaeyoung.
"Ah, syukron." Keduanya berdiri dan pergi keluar ruangan.
"Eomma!!" Teriak Yujin sambil berlari menghampiri Jeongyeon.
"Hey! bagaimana perjalananmu?" Tanya Jeongyeon.
"Menyenangkan!" Ucap Yujin semangat.
"Sekumpulan pria berjas mendatangi pulau. Kami semua sudah siap untuk bertempur namun ternyata mereka bilang ingin menjemput kami. Mereka benar benar melayani kita seperti keluarga kerajaan. Sebenarnya apa yang kalian lakukan disini?" Tanya Mina.
"Well pelayanan itu setara dengan 1 mobil, aku tidak heran." Ucap Jeongyeon.
"Kau menjual mobilmu?" Tanya Mina.
"Lebih tepatnya aku menukarnya." Jawab Jeongyeon.
"Menukar? dengan apa?" Tanya Mina.
"Informasi." Jawabnya.
"Tenang saja, dengan ini kita dapat mengatur rencana dengan mudah." Ucap Chaeyoung.
"Omong omong, kemana yang lainnya?" Tanya Jeongyeon.
"Mereka diluar, berbicara dengan pangeran Al." Jawab Mina.
"Kalau begitu ayo temui mereka." Ajak Chaeyoung sambil berjalan mendahului keduanya.
"Apa sebenarnya rencana kalian berdua? mengapa kita harus pergi sampai sejauh ini?" Tanya Mina sambil berjalan disamping Jeongyeon.
"Ini ide Chaeyoung. Kita berencana untuk menggunakan sistem keamaanan Qatar yang sangat canggih untuk mengintai segala gerakan Ahn Jihyuk. Aku tau ini terdengar berlebihan, tapi kita butuh banyak informasi tentang tua bangka itu." Ucap Jeongyeon sambil mengelus kepala Yujin di gendongannya.
"Kalian berdua memang sulit ditebak." Mina menggeleng.
"Alat itu dipinjamkan kepada kita selama seminggu. Jadi selama aku dan Chaeyoung bekerja, kalian berliburlah disini." Ucap Jeongyeon.
Mereka sampai di luar, dimana Al sedang berbincang bincang dengan yang lainnya.
"Kalian semua tidak perlu khawatir brother, sister. Disini kalian bebas untuk bersantai dan berlibur. Aku sudah mendengar apa yang terjadi pada teman teman polisi, aku turut menyesal atas apa yang terjadi. Untuk saat ini kalian istirahat dan bersantailah. Kami punya puluhan fasilitas yang bebas kalian nikmati. Untuk kemanan, disini tidak akan ada yang berani menganggu kalian. Gedung ini dijaga dengan ketat selama 24 jam. Mencari masalah dengan kalian disini sama saja dengan mencari masalah dengan kami." Ucap Al.
Hari itupun mereka benar benar puas bersantai dan bersenang senang. Disaat Jeongyeon dan Chaeyoung sibuk menyadap Ahn Jihyuk, yang lainnya sibuk menghabiskan waktu untuk bersenang senang bersama Al. Ada yang berenang, bermain golf, bowling, bahkan perawatan di spa. Gedung itu benar benar dipenuhi begitu banyak fasilitas elit yang dikhususkan bagi keluarga kerajaan.
.
.
.Saat larut malam, Jeongyeon pun kembali ke kamar. Ia melihat Mina dan Yujin sudah tertidur di atas kasur. Ia duduk di sisi kasur lalu mengelus lembut rambut Mina.
"Hey.." Mina pun terbangun.
"Hey, maaf membangunkanmu." Sapa Jeongyeon.
Mina mendudukan tubuhnya lalu memeluk Jeongyeon.
"Bagaimana hari ini?" Tanya Mina.
"Kami mendapatkan banyak informasi baru." Jawab Jeongyeon.
"Oh ya?" Mina mengelus pipi Jeongyeon.
"Ne, kami akan bekerja lagi besok pagi. Kalian bersenang senanglah disini." Ucap Jeongyeon.
"Akan lebih seru jika kau ikut bersama kami. Yujin sedari tadi menanyakan keberadaanmu, kau tau?" Tanya Mina dengan lembut.
"Aku masih berhutang pergi ke taman bermain bersama kalian. Aku berjanji setelah semua ini selesai, kita harus pergi bersama sama ke taman bermain." Ucap Jeongyeon sambil mencium pipi Mina.
"Ne, baiklah." Angguk Mina sambil tersenyum.
Jeongyeon pun membawa Mina ke pelukannya.
"Aku beruntung bisa memilikimu dan Yujin." Ucap Jeongyeon.
"Apa yang kau bicarakan? justru aku lebih beruntung bisa memiliki orang yang selalu menyayangiku tanpa syarat. Terima kasih telah mencintaiku dengan tulus dan sabar. Kau selalu setia menemaniku sedari aku sakit hingga sembuh. Terima kasih Jeongyeon, aku mencintaimu." Ungkap Mina.
"Astaga kau membuatku terharu." Ucap Jeongyeon sambil mengelus kepala Mina.
Ia melepaskan pelukan mereka lalu mencium lembut bibir Mina.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Love Heist S2
FanfictionFull chapter. Bagaimana kehidupan Jeongyeon dan yang lainnya setelah kejadian perampokan 5 tahun lalu berlalu? Simak terus kisahnya! DISCLAIMER! Bila ada kesamaan cerita, alur, watak, dan tokoh ada cerita ini, murni kebetulan. Cerita ini murni dari...