"Kim Kibum selaku ketua umum dan Park Kyunju selaku wakil ketua umum partai pertahanan demokrasi siang ini di amankan KPK karena terjerat kasus korupsi dana partai sebesar 2 milyar won. Kedua elit politik yang digadang gadang akan mencalonkan diri sebagai presiden dan wakil presiden pun digagalkan karena masalah ini. Sekertaris partai Ahn Jihyuk pun mewakili partai pertahanan demokrasi untuk memberikan pernyataan pada konfrensi pers hari ini. Beliau menyatakan bahwa dalam waktu dekat, kursi kepemimpinan yang kosong pun akan segera di ganti dengan kader kader yang lebih bertanggung jawab. Ia juga menyatakan bahwa partai pertahanan demokrasi akan kembali mengadakan perundingan dengan 5 partai pendukung mereka yang lainnya dalam rangka siapa yang akan maju menjadi calon presiden dan wakil presiden di pilpres tahun ini." Jihyo yang sedang makan sambil menonton tv bersama Tzuyu pun langsung saling menatap dan bergegas menghubungi Taecyeon."Sunbaenim!" Panggil Jihyo dari telponnya.
"Aku sudah melihat berita. Kita berkumpul nanti sore di tempat biasa. Jangan lupa kabari Kyungsoo." Ucap Taecyeon.
.
.
.*Brak!
"Sunbaenim! kita tidak bisa menunggu lebih lama lagi. Keadaan sudah makin memburuk." Jihyo menggebrak meja.
"Tidak bisa Jihyo, kita harus tetap menunggu hingga 2 minggu. Kita harus percaya pada Jeongyeon. Ini bahkan baru 1 minggu." Ucap Taecyeon.
"Ayolah sunbaenim, kita juga sudah mendapatkan banyak data data baru yang bisa memperkuat tindakan kita." Ucap Jihyo.
"Memang apa yang mau kau lakukan Jihyo? melaporkannya pada polisi? kau tau mereka kebal hukum kan?" Tanya Kyungsoo yang membuat Jihyo terdiam.
"Bukti yang kita punya terlalu minim, dan sangat ilegal karena kita mendapatkannya secara tidak sah. Kita terlalu kecil untuk menjatuhkan orang yang begitu kuat seperti Ahn Jihyuk." Ucap Taecyeon.
"Bila sunbaenim berpikir begitu mengapa mengumpulkan kita disini? lalu apa manfaat dari segala bukti yang kita kumpulkan selama ini??" Tanya Jihyo.
"Kita semua terlalu lemah dan bodoh. Aku merasa kita tak berdaya hingga Jeongyeon datang dan memberi harapan. Apakah kau dengar ceritanya kemarin yang menceritakan bagaimana dia melakukan semua perampokan itu?? mereka melakukannya bersama sama tapi otak dari semua rencana itu adalah Jeongyeon. Kita sebagai polisi saja tidak secerdas itu dalam menangani kasus. Dia memang penjahat, tapi siapa sangka jika ia bisa membantu kita?" Ucap Taecyeon yang membuat semuanya terdiam.
"Pidato yang bagus bapak presiden, tapi tenanglah, aku lebih keren dari yang kalian kira." Jeongyeon tiba tiba muncul dan berdiri di depan pintu.
"Jeongyeon?" Kaget Taecyeon.
"Aku mendengar beritanya, jadi aku kesini. Aku mengira kalian pasti panik dan mengadakan rapat dadakan." Ledek Jeongyeon yang membuat Jihyo kesal.
"Lalu mengapa kau kesini?" Tanya Jihyo.
"Untuk menenangkan kalian." Ucapnya santai.
"Huh??" Bingung Jihyo.
"Oh ayolah, kau dengarkan perkataan pria tinggi disini?" Jeongyeon menunjuk ke arah Taecyeon.
"Awalnya aku merasa ini seperti kerja kelompok yang hanya ada satu orang yang benar benar mengerjakan semuanya. Tapi terima kasih kepada pidato bapak presiden barusan, aku jadi merasa lebih terhormat dalam mengerjakan tugas ini." Jeongyeon mengambil tempat duduk di samping Kyungsoo.
"Bagaimana tugasmu?" Tanya Kyungsoo.
"Tugasku? kau tidak boleh menanyakan itu, ini bahkan belum 2 minggu." Jawab Jeongyeon santai.
"Kami tidak punya waktu banyak!" Ucap Jihyo.
"Oh nona, kita punya waktu yang cukup." Ucap Jeongyeon santai.
"Rapat pemilihan kandidat penggantinya malam ini, setelah itu pasti Ahn Jihyuk yang terpilih. Kalaupun ia tidak di pilih, ia akan menyalonkan diri dan memberikan argumen argumen sampah sampai ia terpilih." Ucap Jihyo.
"Aku tidak memiliki masalah dengan itu. Lebih tinggi dia berada, lebih mudah dijatuhkan bukan? Merasa kecil di depan yang lebih berkuasa hanyalah pemikiran orang bodoh. Aku tidak memilikinya di dalan kamusku. Bila ia jauh lebih tinggi, itu artinya kita harus menjatuhkannya hingga menjadi lebih rendah. Watch and learn, cops." Ucap Jeongyeon sebelum meninggalkan ruangan itu.
"Sudah kubilang dia dapat dipercaya." Ucap Taecyeon.
"Sial, ucapan penjahat mengapa selalu keren sih?" Sahut Kyungsoo.
"Pemikirannya benar benar berbanding terbalik dari kita semua." Ucap Tzuyu.
"Cih, menyebalkan." Kesal Jihyo.
.
.
."Semua yang kau minta sudah aku kirimkan kepadamu. Katakanlah saja padaku jika kau butuh bantuan lain." Ucap orang dari telpon.
"Kau memang yang terbaik, akan aku kabari lagi nanti." Ucap Jeongyeon.
"Good luck." Sambungan telpon pun terputus.
"2 minggu sudah berlalu, lusa adalah kampanye pertama calon presiden Ahn Jihyuk, ayo datang bersama sama dan dukung dia." Ajak Jeongyeon di group chatnya dengan Jihyo dan yang lainnya.
"Aku benar benar membencimu." Balas Jihyo.
"Jelaskan dulu rencanamu, Jeongyeon." Balas Taecyeon.
"Rencanaku adalah datang dan mendukung calon presiden tercintaku." Balas Jeongyeon yang membuat semuanya kebingungan.
"Datanglah, akan aku carikan kursi yang paling nyaman untuk menonton pencitraan bapak calon presiden kita." Lanjutnya.
asek
KAMU SEDANG MEMBACA
The Love Heist S2
FanfictionFull chapter. Bagaimana kehidupan Jeongyeon dan yang lainnya setelah kejadian perampokan 5 tahun lalu berlalu? Simak terus kisahnya! DISCLAIMER! Bila ada kesamaan cerita, alur, watak, dan tokoh ada cerita ini, murni kebetulan. Cerita ini murni dari...