"Pada dasarnya semua penjahat itu lebih cerdik dari polisi karena polisi itu kaku dan tidak seru. Jangan tersinggung." Ucap Nayeon.
"Aniyo, tidak apa apa." Ucap Jihyo.
"Kau bawa borgolnya?" Tanya Nayeon.
"Ini." Jihyo mengeluarkan borgol dari kantung celananya.
"Tali sepatumu lepas." Ucap Nayeon.
"Ah, ne." Jihyo pun mengikat tali sepatunya.
"Kau penasaran bagaimana Jeongyeon melakukannya? baiklah akan aku ajarkan untuk menjadi polisi yang lebih pintar." Ucap Nayeon.
"Baiklah sekarang borgol tanganku." Perintah Nayeon.
"Ne." Jihyo pun memborgol tangan Nayeon.
*Krak.
"Sudah." Ucap Jihyo.
*Srek.
"Mwo?!" Jihyo terkejut karena dalam hitungan detik Nayeon sudah berhasil melepaskan borgol di tangannya.
"Baiklah akan aku jelaskan." Ucap Nayeon.
"Borgol biasanya dibuat dengan kunci yang sama." Nayeon mengangkat kunci di tangannya.
"Ahh kau memiliki kunci juga." Jihyo mengangguk angguk.
"Tidak hanya kunci, aku juga bisa dengan mudah membuka ini dengan paper clip atau kawat. Tapi jika aku tidak mempunyai salah satu dari itu, aku bisa mengambil dari orang yang memborgolku." Ucap Nayeon.
Jihyo pun mengecek kunci yang ia simpan di kantungnya, namun tak ia temukan.
"Kau mengambil kunciku??" Kaget Jihyo.
"Yeah." Angguk Nayeon.
"Kapan kau mengambilnya? Bagaimana kau mengambilnya??" Tanya Jihyo.
"Tentu saja saat kau tidak menyadarinya." Jawab Nayeon.
"Baiklah sekarang aku jelaskan." Lanjutnya.
"Setiap manusia pasti selalu terfokus kepada satu hal. Itu membuat setiap orang mudah dimanipulasi. Saat fokusmu teralihkan karena aku berkata tali sepatumu lepas, kau takkan sadar aku merogoh kantung jaketmu. Semua itu hanya masalah pengalihan fokus. Saat aku menepuk pundak kirimu, aku mencuri jam di tangan kananmu. Saat aku mencoba berbisik padamu, aku bisa mengambil gelang, dan cincinmu." Ucap Nayeon sambil memperagakannya.
"Heol! daebak!" Kagum Jihyo.
"Semua itu masalah pengalihan perhatian dan kecepatan. Kau harus melakukan itu secepat yang kau bisa, karena otak manusia tidak bisa bekerja terlalu cepat untuk memproses 1 hal ke hal yang lain." Ucap Nayeon.
"Ibaratkan aku adalah orang asing yang kau temui dijalan. Kau akan merasa jauh lebih kaget saat aku tiba tiba memelukmu. Otak dan alam bawah sadarmu yang masih shock dan tidak bisa memproses apapun yang terjadi akan lebih fokus kepada siapa yang memelukmu bukan kepada apa yang sedang aku coba lakukan, dan disaat itu, tibalah kesempatanku untuk mengambil apapun yang aku bisa. Dompet, jam tangan, cincin, gelang, apapun yang mustahil untuk diambil dengan cepat." Ucap Nayeon.
"Ahh.. baiklah aku mengerti." Jihyo mengangguk angguk.
"Mudah bukan? sudah kubilang tidak sulit melakukan ini, itulah mengapa aku menjadi pencuri hihi." Nayeon tertawa.
"Omong omong Nayeon-ssi." Panggil Jihyo.
"Ne?" Sahut Nayeon.
"Sejak kapan kau dan Tzuyu berkencan?" Tanya Jihyo.
"Eum.. aku sebenarnya sudah mengenalnya cukup lama." Jawab Nayeon.
"Jinjja?" kaget Jihyon.
"Ne, orang tua kita berdua bersahabat dan saat itu kami sedang berkunjung kerumah keluarga Chou dan ternyata kami dijodohkan. Aku juga tidak tau pasti kapan kita berkencan karena aku mengarang ceritanya." Jihyo yang sudah mendengarkan cerita Nayeon dengan serius pun merasa kesal.
"Haishh!" Kesal Jihyo.
"Lagipula mengapa kau begitu penasaran dengan hubungan kami huh? ayo kembali fokus berlatih." Ucap Nayeon.
"Hais aku hanya penasaran. Lagipula kalian berdua seperti baru bertemu beberapa hari yang lalu kan?" Tanya Jihyo.
"Aku bertemu di bar dengannya 5 bulan lalu. Kami berdua mengobrol hingga mabuk dan berakhir one night stand. Aku kira aku takkan bertemu dengannya lagi sampai waktu itu aku tau dia bagian dari rencana kita. Saat bertemu kembali dia langsung mengungkapkan perasaannya padaku. Dia berkata bahwa sejak malam itu dia tidak bisa melupakan wajahku. Sudah, sekarang kami berkencan." Jelas Nayeon.
"Kau mengarang lagi?" Tanya Jihyo.
"Haish ayo cepat peragakan yang aku ajarkan tadi, dasar banyak tanya." Omel Nayeon.
"Eishh baiklah baiklah." Jihyo pun menurut.
Dari kejauhan, Jeongyeon dan yang lainnya mengamati keduanya sambil tersenyum.
"Ini pertama kalinya aku melihat polisi diajari oleh pencuri." Ucap Jeongyeon sambil terkekeh.
"Dia akan menjadi polisi yang lebih pintar nanti." Ucap Mina.
"Hey, apa yang sedang kalian lakukan?" Tanya Dahyun yang baru datang.
"Hey." Sambut Jeongyeon dan yang lainnya.
"Kami sedang melihat polisi yang sedang les privat dengan pencuri." Jawab Sana.
"Kau darimana saja seminggu terakhir? aku tidak pernah melihatmu keluar mansion." Tanya Chaeyoung.
"Eumm kalian tau bajak laut?" Tanya Dahyun.
"Huh?" Bingung semuanya.
"Aku tau kalian semua pasti sedang tidak memiliki kesibukan apapun bukan?" Tanya Dahyun.
"Kami punya anak yang harus diurus." Ucap Jeongyeon sambil merangkul Mina.
"Oh ayolah, bukankah kalian semua senang bekerja sama seperti yang kemarin itu?? aku sangat senang saat bisa melakukan sesuatu bersama sama kalian semua." Ucap Dahyun.
"Jadi apa yang sedang kau coba untuk katakan?" Tanya Momo.
"Aku ingin mengajak kalian semua untuk mencari harta karun yang disembunyikan oleh bajak laut." Ucap Dahyun dengan semangat.
"Bajak laut? Harta karun?" Tanya Sana kebingungan.
"Oliver Levasseur, bajak laut yang hidup di tahun 1600an. Dia menyembunyikan seluruh hartanya sebelum ia meninggal. Banyak orang sudah mencoba untuk mencarinya, namun tidak kunjung menemukannya. Tapi aku mempunya seorang kenalan yang bisa membantu kita. Anak dari seorang penjelajah yang berhasil memecahkan hampir seluruh kriptogram yang ditinggalkan sebagai petunjuk harta itu." Ucap Dahyun.
"Apa kau baru saja menonton One Piece?" Tanya Sana.
"Ne! dan apakah kalian tau itu diambil dari kisah nyata?" Tanya Dahyun.
"Memangnya berapa banyak?" Tanya Mina.
"156 milyar won." Jawab Dahyun.
"Ntahlah, aku akan ikut jika si 'otak' ikut." Ucap Chaeyoung.
Semua orang pun menatap ke arah Jeongyeon. Jeongyeon menoleh dan membalas tatapan Mina.
"Well, mencari harta karun bukan tindakan kriminal bukan?" Jeongyeon tersenyum.
"Yeay!" Seru Dahyun.
Apakah akan ada season 3?
nah nah nah...
KAMU SEDANG MEMBACA
The Love Heist S2
FanfictionFull chapter. Bagaimana kehidupan Jeongyeon dan yang lainnya setelah kejadian perampokan 5 tahun lalu berlalu? Simak terus kisahnya! DISCLAIMER! Bila ada kesamaan cerita, alur, watak, dan tokoh ada cerita ini, murni kebetulan. Cerita ini murni dari...