-39-

172 12 3
                                    

Masa putih abu-abu Renjana resmi berakhir. Beberapa hari lagi ia sudah resmi menyandang status baru sebagai seorang mahasiswa di sebuah universitas negeri. Minggu-minggu ini Renjana sibuk sekali mempersiapkan diri untuk kebutuhan kos dan juga persiapan pkkmbnya.

"Ada yang kurang nggak?" tanya Renjana.

"Kalau menurut apa yang lo tulisin disini sih udah semua Jan," jawab Aksara sambil kembali melihat barang-barangnya dan catatan yang dituliskan Renjana untuk dirinya.

Karena Renjana dan Aksara lolos di kampus yang sama maka mereka memutuskan untuk menempati kos yang berdekatan sehingga kalau mereka butuh apa-apa tidak perlu repot-repot jalan jauh. Entah itu alasan sebenarnya atau hanya akal-akalan Aksara saja tidak mau jauh dari Renjana.

"Jangan ada yang sampai kelupaan yaa. Awas aja kalau lo ngrepotin gue. Besok kita bakal berangkat subuh, jangan sampai telat bangun lo," ucap Renjana galak.

"Sumpah ya Jana, lo makin hari makin galak. Tapi kenapa malah jadi lucu banget ya buat gue WKWKKW," balas Aksara.

Aksara memang gila. Jika orang lainnya akan benci setengah mati dimarahi atau dipukuli, berbeda dengan Aksara yang menganggap semua itu lucu dan menyenangkan jika Renjanalah yang melakukannya.

.

"Nanti pulang jam berapa?" tanya Aksara menurunkan Renjana di depan gedung fakultasnya.

Sudah seminggu berjalan Renjana dan Aksara jadi mahasiswa baru. Untuk sementara ini, Renjana berangkat dan pulang dengan Aksara untuk masa adaptasi. Nanti jika Renjana sudah hapal dan menguasai lingkungan barunya ini, maka mereka akan berangkat sendiri-sendiri ke kampus.

"Gak tahu, nggak pasti. Mau ada kerja kelompok juga gue. Nanti gue telepon deh. Kalau lo nggak bisa nanti gue naik grab aja," jawab Renjana.

"Jangan. Sama gue aja. Gue bisa kok. Kapanpun lo telepon gue, gue always ready untuk saudari Renjana," ucap Aksara.

"Idih najis. Dah sana jauh-jauh. Gue masuk dulu.".

Renjana mengusir Aksara yang semakin lama akan semakin gila jika dibiarkan lama-lama disini.

.

"Kuncara kira-kira apa kabar ya Sa?" tanya Renjana malam itu saat mereka sedang makan malam di sebuah burjo dekat kosnya.

"Pasti baik Jan. Kuncara pasti selalu baik-baik saja dimanapun dia sekarang," jawab Aksara sambil makan nasi magelangannya.

"Gue rindu dia Sa. Udah lama banget gak lagi ketemu sama dia ya. Nggak ada juga kontak yang dia tinggalkan biar gue bisa sekedar tahu kabarnya."

Renjana masih suka merindukan Kuncara setiap malam. Mungkin sudah hampir 6 bukan mereka tidak bertemu. Namun, Renjana masih begitu sayang pada manusia itu.

Setiap Renjana mengungkapkan itu pada Aksara, Aksara hanya diam mendengarkan. Ia tidak mampu berkata apa-apa. Selain itu sebetulnya hatinya terasa perih mendengar perempuan yang begitu ia sayang masih menyimpan nama seseorang padahal Aksaralah yang selalu ada untuk Renjana.

"Apa mungkin Kuncara akan kembali Sa? Apa mungkin Kuncara akan kembali mencari gue dan memperbaiki semuanya?" tanya Renjana.

"Nggak ada yang mungkin Jan di dunia ini. Apapun itu punya probabilitas untuk bisa terjadi," jawab Aksara singkat.

'meskipun gue sangat berharap untuk peristiwa yang satu itu agar tidak pernah semesta ijinkan untuk terjadi' batin Aksara dalam hati.

***
Halo semuanya apa kabar kalian semua? Semoga kalian selalu sehat dan bahagia ya 🥰

Bagaimana dengan part ini kawan-kawan 🙈😅

Tetap ikuti kisah mereka sampai akhir perjalanan ya 🤗

Jangan lupa tinggalin jejak vote dan komen 💛❤️🧡💜💙

Salam hangat author untuk pembaca kesayangan 🌈

TEMARAM (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang