"Percuma cantik kalau nggak punya otak"
"Aku menyesal banget nikah sama kamu cuma bikin susah"
Mimpi buruk kembali menghampiri Renjana. Seperti biasa, ia terbangun dengan keringat dingin di sekujur tubuhnya. Dadanya terasa sedikit sesak serasa udara di dalam paru-parunya mulai menipis.
Peristiwa bertahun-tahun yang lalu itu masih terekam jelas di ingatan. Sama sekali tidak berkurang justru semakin hari semakin sering mendatangi Renjana.
Kalau disuruh untuk memilih, Renjana lebih baik memilih untuk tidak pernah melihat dan mendengar seluruh peristiwa paling ia benci itu terjadi di depan matanya. Ia benci harus terus mengingat. Ia benci untuk merasa takut. Ia benci harus selalu bangun dengan keadaan seperti ini di setiap malamnya.
Dahulu sebelum peristiwa paling ia benci itu terjadi Renjana adalah seorang perempuan manis penuh dengan kasih sayang. Renjana adalah gadis kecil dengan mimpi menjadi seorang princess bersanding dengan pangeran charming yang hidup bahagia di istana megah seperti tayangan kartun yang biasa ia tonton di rumahnya.
Renjana selalu mendambakan bisa hidup seperti ayah bundanya. Bagaimana bundanya begitu anggun dan luar biasa lembut dengan tutur kata dan juga tingkah laku sopan sama seperti princes-princess yang ia tonton setiap harinya. Dan ayahnya adalah seorang lelaki yang punya sejuta kelebihan dalam menunjukkan rasa sayangnya untuk bundanya. Berbagai kejutan dan perayaan-perayaan kecil tak pernah ayahnya lewatkan hanya untuk membuat bundanya bahagia. Ayahnya akan selalu jadi garda terdepan saat Renjana ataupun bundanya sedang tertimpa suatu kesedihan maupun kesusahan. Meskipun ayahnya sibuk bekerja namun ia tak pernah berhenti untuk terus peduli dan perhatian pada anak dan juga istrinya. Sebagai anak wanita tunggal, memiliki ayah yang begitu luar biasa perhatian merupakan suatu kebahagiaan yang tak ternilai harganya. Ayahnya adalah cinta pertama untuk Renjana. Laki-laki pertama yang membuatnya jatuh cinta. Laki-laki yang jadi figur dan harapan terbesar untuk Renjana agar Tuhan ciptakan satu lagi yang serupa untuk jadi pendampingnya agar ia sebahagia bundanya.
Beratus-ratus hari Renjana habiskan bermain bersama ayah dan bundanya. Meminta apa saja yang ia inginkan. Pergi kemana saja setiap pekannya. Tak ada satu haripun terlewati tanpa kecupan dan senyuman manis dari keduanya.
Hingga Renjana tumbuh menjadi seorang perempuan cantik dengan tutur kata dan tingkah laku baik sebaik didikan dari kedua orang tuanya.
Dari kecil sudah banyak yang menyayanginya. Ia punya banyak teman dimanapun ia berada karena pembawaan Renjana yang santun, ceria, dan mudah bergaul membuat siapa saja mudah untuk dekat padanya.
Banyak pula laki-laki yang menyimpan rasa padanya mulai sejak ia menginjak usia remaja. Melalui seluruh yang melekat pada dirinya maka mungkin siapa saja langsung jatuh hati padanya.
Namun seperti yang kita tahu bahwa ini bukanlah negeri dongeng yang hanya berisi kisah manis penuh kebahagiaan. Ini bukan negeri dongeng dimana setiap yang kita mau selalu mampu terpenuhi. Ini bukan negeri dongeng dimana bahagia akan terus mengalir selamanya.
Begitu pula yang terjadi pada kehidupan seorang Renjana Larasati. Di saat ia mulai memasuki usia-usia belasan. Di saat ia baru-baru saja mendapatkan masa menstruasinya. Di saat dimana emosi dan hormonnya terasa tidak stabil dan meledak-ledak. Di situlah terpaan badai kencang menghadang tanpa permisi masuk ke dalam dongen indah yang selama ini menyala di tengah kehidupan keluarga mereka.
Kala itu rumah terasa sepi tak seperti biasanya dimana bundanya selalu di rumah, entah itu sedang membuat hidangan lezat atau sedang sibuk membersihkan rumah. Bunda Renjana adalah seorang ibu rumah tangga sejak ayahnya meminta bundanya untuk di rumah saja meninggalkan pekerjaannya sebagai teknisi di sebuah pabrik besar di kota dimana mereka tinggal. Sejak itu bundanya selalu ada di rumah menemani Renjana.
Renjana mulai bosan sendirian di rumah. Ia mencoba menghubungi kedua orang tuanya tetapi nomor keduanya sama-sama tidak aktif. Renjana memutuskan untuk tidur untuk mengusir kebosanannya.
Sore menjelang malam ia baru melihat ibunya pulang. Wajahnya tak seceria biasanya. Ibunya tak banyak bicara. Ibunya lebih banyak diam dan menutup segalanya dengan sebuah senyuman.
Sejak hari itu pun ayahnya menjadi lebih jarang untuk pulang. Sekalinya pulang hanya sebentar dan tidak pernah sama sekali terlihat berbicara dengan bundanya seperti sedia kala.
"Ayah sedang banyak kerjaan yang harus segera diselesaikan"
Ucapan bundanya setiap Renjana bertanya
Hari-hari Renjana mulai berubah perlahan. Banyak tanda tanya besar mengusik hati kecilnya. Kebingungan,Kesepian, dan juga keinginan untuk kembali seperti sedia kala turut mengganggu hidupnya.
Namun ia tak mampu mengungkapkannya. Ia tak tahu harus kemana menumpahkan seluruh rasa itu saat mereka yang ia percaya selama ini jadi satu-satunya tempat pulang terlihat begitu banyak menyembunyikan sesuatu di belakangnya. Renjana mulai kehilangan arah. Renjana butuh pencerah. Renjana butuh dibuat mengerti atas keadaan yang tiba-tiba saja berubah tiba-tiba.
***
Hai kawan-kawan, apa kabar? Semoga kalian selalu sehat dan bahagia dimanapun kalian berada ya 🥰
Gimana buat part ini? Hehe ✨
Jangan pernah berharap apapun di cerita ini yaa. Jangan pernah menaruh ekspetasi untuk apa yang akan terjadi kedepannya. Terus nikmati dan ikuti setiap langkah Renjana hingga akhir cerita ya ❣️
Jangan lupa tinggalin jejak baik vote maupun komen tentang kisah ini 💜🖤🤍
Salam sayang author untuk seluruh kawan-kawan tersayang ☺️
KAMU SEDANG MEMBACA
TEMARAM (COMPLETED)
Genç KurguRenjana. Gadis cantik yang pernah bermimpi untuk menjadi seorang princess bersanding dengan seorang pangeran dan tinggal di sebuah istana sama seperti tayangan yang selalu ia tonton. Namun sayang ia sedang tidak hidup di negeri dongeng. Ia dilahirk...