~Pengganggu~

331 301 116
                                    


"Maaf kita tidak bisa seperti dulu lagi,
Kamu menyadarkanku diposisi saat ini.
Diposisi yang membuat jarak diantara kita"

~Langit&Bulan

📖{Happy Reading}📖

"ARGHH!" Bulan memegangi bagian kepalanya yang terasa ditusuk-tusuk.

Langit yang belum terlalu jauh segera menghampiri Bulan. Bagaimanapun ia yang membawa paksa Bulan. Langit melihat bagaimana Bulan terus saja mengerang kesakitan.

Langit sudah tau konsekuensinya akan seperti ini tapi, ia akan tetap melakukannya.

Bulan terus saja memegangi kepalanya, matanya terpejam kuat-kuat menahan rasa sakit yang terus menusuk-nusuk bagian kepalanya.

"BULAN AWAS!"

"AAAA!"

"Papah Harry"

"Kamu pembunuh Bulan!"

"Hahah, pembunuh kayak lo nggak pantes hidup!"

"Lo P.E.M.B.U.N.U.H!"

Suara-suara itu terus saja berputar di dalam kepalanya layaknya sebuah kaset rusak. Bulan tidak sanggup, ia semakin kuat memegangi kepalanya. Air matanya bahkan sudah jatuh membanjiri wajahnya, penglihatannya semakin buram dan-ia terjatuh tak sadarkan diri.

Flashback On!

"Bagaimana?" tanya laki-laki itu menatap datar pria dihadapannya.

Pria itu mengangguk lalu menyerahkan sebuah berkas. "Sesuai perintah tuan, saya sudah menemukan data-data siswi baru di SMA Ganesha."

Dia Langit.

Langit telah menyuruh orang kepercayaannya untuk menyelidiki data-data diri siswi baru di SMA Ganesha. Ia tidak ingin dugaannya benar jika siswi itu adalah teman masa kecilnya!

Bagaimana jika Ekspetasi tidak sesuai dengan Reality??

Pria itu menjelaskan jika di-sana tertulis bahwa siswi tersebut bernama Bulan Alexia Bramasta anak kandung dari Rayen Bramasta pengusaha terbesar yang menduduki ranking pertama di Dunia dan puteri dari seorang designer terkenal bernama Aletta Bramasta

Bulan sendiri dulunya bersekolah di SMA JELITA tapi karena paksaan dari Ayahnya, membuat Bulan mau-tak mau menuruti ucapan Rayen untuk pindah ke-sekolah SMA Ganesha.

Yang malah membuat takdir mempertemukan keduanya.

Bagai disambar petir disiang bolong, saat mendengar penjelasan tersebut Langit benar-benar dibuat terkejut. Tapi bukan Langit namanya jika ia memperlihatkan ekspresi terkejutnya, Langit pintar dalam hal menyembunyikan namun bodoh dalam hal perasaan.

Dunia memang sesempit ini.

"Masih ada satu rahasia lagi tuan," ucap pria itu membuka lembaran terakhir.

"Jelaskan," titah Langit memejamkan kedua matanya, banyak hal yang terjadi akhir-akhir ini dan itu membuatnya sedikit kelelahan.

"Dikertas ini tertulis, pada saat nona Bulan berumur 17 tahun ia mengalami kecelakaan mobil yang membuat dirinya kehilangan ingatan untuk sementara"

LANGIT & BULAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang