"Semua butuh waktu, menghargai sebuah proses adalah hal terbaik yang bisa kita lakukan. "
~Langit&Bulan
📖{Happy Reading}📖
•
•
•
"Menurut gue lo tadi udah keterlaluan banget sama tuh cewek," asumsi Iqbal manatap Langit serius.
Langit masih terdiam, setelah meminum obat alergi yang selalu ia bawa, ruam kemerahan dibagian tubuhnya sudah mulai pudar.
Kenzo mengangguk membenarkan pernyataan Iqbal, "Gue juga setuju, lagian dia juga kayaknya nggak tau deh."
"Dia tau! Dia tau semua tentang gue! Dari mulai gue alergi cabai, warna kesukaan, hal yang gue sukai dan nggak, dia tau!" tuturan Langit membuat kedua pemuda itu memincingkan matanya.
Langit berdehem, merutuki kebodohannya.
"Ada yang nggak beres nih kayaknya," Kenzo menatap selidik.
"Perasaan lo aja itu mah!" tegas Langit.
Iqbal menghela napas, "Sebenernya, lo anggap kita sahabat apa nggak? Kita temenan udah tiga tahun! Tiga tahun bukan waktu yang sedikit kalo lo tau! tapi lo nggak pernah terbuka sedikitpun sama kita," terlihat raut kekecewaan dari wajah Iqbal.
Langit terdiam, Iqbal kembali menghela napas.
"Jujur, gue sebagai temen lo merasa nggak berguna! Setiap ada masalah, lo nggak pernah berbagi masalah lo sama kita, gue jadi berpikir kalo lo gak pernah mandang kita ada," sekarang giliran Kenzo yang mencurahkan isi hatinya.
"Se-bobroknya gue, se-nggak ada akhlaknya gue, gue tetep punya perasaan!"
"Lo nggak akan ngerti!"
"Gue nggak akan ngerti kalo lo nggak cerita!!"
Kenzo melirik Iqbal yang nampak sangat marah.
"Belajar untuk sedikit terbuka! Kita temen lo! Bukan benda mati!" Iqbal bangkit dari kursinya, napasnya memburu.
"Gue nggak habis pikir dengan otak lo itu," Iqbal menggeleng pelan lalu pergi meninggalkan Langit yang masih terdiam.
Kenzo berdiri, menatap rendah Langit. "Kali ini gue setuju sama apa yang diucapin si-gila Iqbal," Kenzo terkekeh pelan. "Renungin apa yang kita ucapin tadi, setelah lo ngerti apa arti sahabat, lo boleh dateng lagi ke-kita."
"Gue harap lo bisa berpikiran jernih. untuk apa yang udah lo lakuin tadi, nggak hanya ngerugiin diri lo sendiri, tapi lo juga udah bikin sakit hati tuh cewek."Langit menatap dingin punggung Kenzo yang sudah nampak menjauh. Rahangnya mengeras, tidak terima jika dipojokkan seperti ini.
"Arghh!!"
♡♡♡♡♡
"BULAN! LO DIMANA?!"
"Fi jangan teriak-teriak! Ini bukan hutan!" Vania menatap kesal Fiona.
KAMU SEDANG MEMBACA
LANGIT & BULAN
Teen Fiction⚠KALO MAU PRO JANGAN JADI PLAGIAT!⚠ [ Usahakan untuk memfollow terlebih dahulu lalu, vote juga komennya ] 🔥Revisi berjalan 🔥 Siap membaca cerita yang akan membawa kalian seperti menaiki wahana Roller Coaster? Ngakak, baper, sad semuanya tercampur...