"Aku merasa nyaman berada didekatnya. namun, aku juga merasa terlindungi jika berada didekatmu."~Langit&Bulan
📖{Happy Reading}📖
•
•
•
"Gerbang udah ditutup, gimana ini kita telat!" Bulan terlihat cemas melihat gerbang hitam itu sudah tertutup rapat. Bulan bisa merasakan seakan gerbang itu menatap rendah mereka.
"Lo tenang aja! Gue punya jalan ninjanya!"
Revan turun dari atas motornya, berjalan seperti sedang mencari sesuatu. "Pak!"
Satpam berkumis tebal itu menatap garang Revan. "Pak bukain dong gerbangnya," Revan memohon dengan wajah dibuat melas.
"Tidak bisa! Kamu sudah telat! Jika saya menuruti omongan kamu, saya yang akan terancam dari pekerjaan saya!" tegas Satpam itu.
Baiklah Revan akan mengeluarkan jurus andalannya! Revan tersenyum miring, tangannya mengambil dompet disakunya. Mengeluarkan uang berwarna merah sebesar lima lembar.
"Segini cukup kali ya? Lumayan lho Pak, bisa buat ngajak jalan istri bapak!"
Awalnya satpam itu tergiur akan uang merah ditangan Revan. terlebih lagi berjumlah lima lembar! Sedetik kemudian ia menggeleng cepat, "Kamu mau coba sogok saya?! Oh, tidak semudah itu ferguso!"
Revan dibuat melongo, ternyata iman Satpam ini begitu kuat sampai-sampai tidak tergoda sedikit pun.
"Maaf ya, aku udah bikin kita dihukum. Harusnya tadi kamu nggak usah jemput aku," terlihat raut bersalah dari wajah Bulan.
"Ini bukan salah lo kok, gue yang mau jemput lo, otomatis gue akan ikut dihukum."
"Minggir!"
Bulan menoleh saat mendapati sosok lelaki berwajah dingin sedang menatap mereka datar.
"Naik!" titahnya masih dengan suara dingin.
Bulan terlihat bingung, Revan pun sama bingungnya.
"Gue?" tanya Revan menunjuk dirinya.
Lelaki itu menatap sengit Revan, ia melirik Bulan. "Naik! Lo mau disini terus?"
"Tapi?–"
"Buru!" terpaksa Bulan menuruti perintah lelaki itu.
Revan menatap kesal, apa-apaan ini?! Ia yang mengantar gadis itu sampai dirinya telat, dan dengan mudahnya pria itu mengambil alih Bulan! "Nggak bisa gitu! Ale sama gue! Lo kalo mau masuk sana sendiri!" Revan hendak menahan tangan Bulan namun ditepis kasar oleh pemuda itu.
Bulan menolehkan kepalanya, "Maaf ya Revan," Revan mengangguk pelan.
Mendengar kata maaf dari gadis itu, Langit merasa sangat kesal.
Langit melajukan motornya mendekati gerbang sekolah. "Buka!" hanya dengan satu kata yang terucap dengan nada dingin, gerbang itu berhasil dibukakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
LANGIT & BULAN
Teen Fiction⚠KALO MAU PRO JANGAN JADI PLAGIAT!⚠ [ Usahakan untuk memfollow terlebih dahulu lalu, vote juga komennya ] 🔥Revisi berjalan 🔥 Siap membaca cerita yang akan membawa kalian seperti menaiki wahana Roller Coaster? Ngakak, baper, sad semuanya tercampur...