Mars || • 24 •

52 6 0
                                    

Mars balik lagi buat temenin kalian nih guys
Paling suka sama siapa sih?
Buat part ini jangan lupa ramaikan ya
Klik bintangnya dulu lah ya sebelum baca 🤗
Happy reading....
Enjoy....

Enjoy

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Berfikir tentang kecemasan hanya mampu menyadarkan jika didunia ini kamu sendiri dan selamanya sendiri :(

🎐🎐🎐

Sumilir angin sore masih dinikmati pemuda itu, rambut pendeknya sesekali ikut mengikuti gerakan angin yang memberikan gaya lain pada rambutnya, matanya terpejam hatinya kembali mengurai, beban pikirannya mencengkeram seolah menuntut sebuah keadilan, perasaan yang semula tenang dan damai itu seketika diselimuti hawa panas dan kemarahan, dalam pejaman mata Erza terus melawan otaknya dan memenangkan logikanya, keringat dingin kini mulai memenuhi wajahnya memaksa Erza untuk menghentikan tindakannya itu.

Nafas saling memburu itu Erza lakukan setelah dirinya membuka mata dan menegakkan duduknya, matanya terasa panas, hawa panas bercampur tekanan dingin dari udara semakin membuat Erza sulit mengkoordinir otaknya, tangannya bergerak aktif mencengkeram kursi kayu membiarkan kuku-kuku tangannya menemui tujuannya, sakit?memang sakit tapi bodohnya Erza tak bisa mencegah tindakan tubuhnya yang terus dikontrol otaknya.

Erza kembali memejamkan mata mencoba berdamai dengan segalanya dan menyudahi kelakuan gila yang sudah tak terjadi beberapa tahun lalu, dalam hati Erza terus menerus berteriak menyerukan nama Zahra meminta gadis itu menolongnya yang kali ini terjebak kembali, entah hanya perasaan Erza atau bagaimana tubuhnya serasa didorong, kepalanya dipijat pelan sebelum akhirnya Erza tersungkur ke tanah, tak ada orang selain dirinya tapi Erza merasakan sebuah dorongan kuat dari seseorang yang baru saja menolongnya, apa itu Zahra?

Erza mencengkeram rambut-rambutnya lalu berusaha bangkit namun gagal, bertahun-tahun Erza tersiksa dengan kecemasan mentalnya dan kepergian Zahra benar-benar memukul mentalnya lagi.

"Lo gak boleh kalah disini"gumam Erza susah payah, dadanya kembali terasa sesak, melalui gerakan tangan lamban Erza lalu mengeluarkan kotak obat yang sudah tak dijumpainya beberapa tahun terakhir, dengan tangan gemetaran Erza menyelamatkan dirinya dengan meminum obat sialan itu lagi.

HAIHS [ 2 ] Mars [Completed] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang