Mars || • 38 - B •

35 5 0
                                    

Ini part B nya ya guys.....
Yang penasaran sama kelanjutan yang tadi bisa cek sekarang ya
Semoga kelanjutannya kalian juga suka ya
Klik bintangnya dulu ya sebelum baca 🤗
Happy reading....
Enjoy .....

Enjoy

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Mars menepikan mobilnya tepat dibelakang motor milik Erza, seperti dugaan Mars sebelumnya jika dirinya memang akan terlambat datang, buktinya semua orang kini tengah duduk menunggunya, Mars mengambil topi hitam lalu memakainya cepat lantas turun dari mobil, indra matanya itu langsung terfokus dengan keadaan kaki Adista, apa yang sedang gadis itu alami?

"Kaki lo kenapa Dis?" celetuk Mars masih mengamati lilitan kain kasa di kaki gadis itu.

Adista menatap lukanya sekilas "Kemarin kejatuhan rak di sekolah"celetuk Adista diikuti senyumannya, ekor matanya melirik Erza yang duduk anteng seperti biasa, ekspresinya pun sama selalu dingin.

Mars ber-oh ria diikuti anggukan kepala, seceroboh itu kah Adista? entahlah Mars tak ingin membahas hal itu, sekarang fokusnya hanya untuk notifikasi aplikasi itu.

"Anna gak ikut Mars?"

Pertanyaan Aylina itu membuat Mars menolehkan kepalanya kearah gadis itu, tapi tak lama kemudian deheman keras dari Gamma membuat Mars malas sendiri, padahal hanya pertanyaan sederhana tapi Gamma memberi peringatan.

"Anna ada urusan" tukas Mars, lebih baik tak terlalu memperpanjang semuanya, Mars sudah muak dengan sikap unfaedah Gamma yang selalu tak suka dengannya.

"Kita mulai bahas aja, Dis gimana katanya lo tau sesuatu" sambung Mars mengalihkan topik pembicaraan, tatapannya ditolehkan kearah Adista.

Adista yang paham dengan ucapan Mars lantas mengangguk"Ohh iya, gini gue rasa gue gak asing sama kata-kata itu" tuturnya. "Equality and justic, kayaknya kalo gak salah inget kata-kata itu gue pernah baca di ruang musik, bentuknya kaya slogan gitu, dipajang didinding"sambungnya lagi, hampir setiap hari bergelut dengan musik itu membuat Adista yakin dengan penglihatannya, tak mungkin dirinya salah lihat ataupun salah baca kan?

HAIHS [ 2 ] Mars [Completed] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang