Jumpa semua guys;)
Udah ada yang kenal aku?yang belum kenal kita bisa kenalan dulu ya, aku indahtri1261 salam kenal buat kalian semua 👋🏻👋🏻😘😘
Kita coba masuk kecerita seris kedua di projects dua PenaWriting ya 🤗
Ada yang nungguin Mars?
Semoga kalian suka sama cerita ini ya guys
Klik bintangnya dulu sebelum baca ya semuanya 🤭
Happy reading....
Enjoy....***
Pengalaman tanpa teori itu buta, teori tanpa pengalaman itu hanya sebuah lelucon biasa🎡🎡🎡
Terhitung sudah enam jam bulan April itu datang, Pagi yang harusnya disambut Mars dengan perasaan suka itu tidak untuk hari ini, sepertinya tak ada hari yang indah menurut Mars selama dirinya dirumah, indra matanya setiap pagi hanya disuguhkan dengan adegan monoton yang mungkin saja bisa merusak penglihatannya, seperti bulan kemarin Mars selalu absen sarapan hanya karena tuntutan egonya, denting alat makan itu masih bisa didengarnya, sebuah kesibukan dan kepedulian menurutnya tak ada apa-apanya, buktinya kelakuannya bukan sesuatu yang menyimpang menurut orang tuanya.
Mars mengayunkan kakinya menghampiri Luna, hanya dia yang menjadi kunci pertahanannya, seulas senyum tipis itu diusung meskipun pagi ini akan disambut biasa saja tapi melihat kepolosan adiknya sepertinya mampu menghangatkan perasaannya yang diselimuti ego tinggi.
"Kita berangkat sekarang ya, Kakak gak mungkin berangkat siang"ucap Mars lirih pada adiknya yang masih kesusahan menyuapkan nasi kedalam mulutnya, sebuah gerakan lembut itu Mars lakukan membantu pergerakan kurang sempurna yang Luna perlihatkan.
Luna menyunggingkan senyum tipis, tangannya bergerak meraba sisi kanan, hingga indranya mampu menemukan seragam beraksen Tartan yang dibalut blazer milik Mars "Luna belum selesai makan"ujar Luna dengan nada rendahnya.
Mars memperbaiki posisi Luna hingga berhadapan langsung dengan dirinya"Nanti kita beli sarapan di luar, kalo masih laper kita bisa makan disana. Yuk berangkat sekarang!!"Luna mangut-mangut cepat, rutinitas setiap hari memang seperti itu, tak ada orang yang bisa menjaganya selama Mars bersekolah, kedua orang tuanya terlalu sibuk bekerja dan dengan terpaksa dirinya harus dititipkan. Sejak kejadian beberapa tahun silam sampai sekarang dirinya mengalami kebutaan, tak ada yang perlu dituntut atas semua ini, kejadian itu hanya sebuah kecelakaan.
"Kalo gak bisa bawa Luna, biar sama Papa. Kalo kamu buru-buru gak usah ajak Luna!!"Mars menghentikan langkahnya tepat dipijakan ketiga, tangannya yang menggenggam tangan Luna itu dipererat, senyum sinis itu ditampilkan Mars seolah mengejek ucapan Mirza yang menurutnya hanya sebuah kalimat pencitraan.
"Sesibuk apapun Mars, Luna masih bisa di handle, lebih baik Papa selesaikan sarapan paginya"cetus Mars sangat menohok perasaan, melalui elusan lembut yang Mars rasakan tepat dipunggung tangannya membuat atensinya teralihkan sekilas sebelum akhirnya kembali menuntun Luna pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
HAIHS [ 2 ] Mars [Completed] ✓
Teen FictionKetika hidupku melalui sebuah permainan *** Namanya Mars, ketua OSIS yang lugas,tegas dan cekatan. Sikap tegas dan irit bicaranya itu membuatnya sering kali dikenal dingin, Ayahnya yang bekerja sebagai Detektif itu menurunkan sikap disiplin bagi Mar...