Part kemarin gimana guys? kepanjangan gak?
Atau justru kurang panjang?
Sejauh ini aku banyak typo ya?kalo kalian nemuin comenttt aja nanti aku perbaiki
Oke seperti biasa ya guys
Klik bintangnya dulu sebelum baca part ini 🤗🤗🤗
Happy reading....
Enjoy.....***
Mars mengusap wajahnya gusar, udah sekitar satu jam dirinya harus terjebak acara perayaan kasus yang Mirza tuntaskan, selama itu pula dirinya harus berpura-pura layaknya orang lain dan Mars selalu merasa benci setiap kali omong kosong yang Mirza lontarkan, apa ayahnya terlihat peduli dengannya dan Luna? sepertinya tak perlu ditanya semua orang juga tau jika Mirza lebih peduli dengan kasus-kasus itu yang tentunya menghasilkan uang dan juga meningkatkan popularitas namanya, siapa orang di kota ini yang tak tau Mirza, seorang detektif aktif,cerdas dan sangat lugas tapi menurut Mars semua itu tak pantas Mirza sandang jika perlakuannya terhadap keluarga minim terlebih lagi pada Luna yang mengalami kebutaan.
Mars menggosok-gosok telinganya yang mulai memanas karena mendengar berbagai omong kosong Mirza, bahkan Ayahnya itu merasa begitu bangga dengan hasil didikannya sekarang, apakah Mars dididik dengan baik? Menurut Mars dirinya hanya mengikuti didikan Mirza itu dulu selebihnya Mars selalu menertibkan, mengembangkan semuanya sendiri tanpa ada campur tangan Mirza.
"Mars kenalin ini anak Om namanya Felly, Om berharap kamu bisa kenal baik dengan putri saya"Mars yang baru saja meneguk minuman begitu mendengarnya kalimat tersebut lantas mengusap bibirnya sebelum mengangguk ragu.
"Kenalan dulu Mars"perintah Mirza yang tetap dipatuhi Mars dengan terpaksa.
"Felly"
Mars menjabat tangan gadis itu singkat "Mars"balas Mars lalu kembali meneguk minumannya, tatapan kagum yang Mars bisa nilai itu mencoba tak digubris,ini lah salah satu alasan yang membuat Mars selalu benci jika diperintah Mirza untuk ikut diacara semacam ini, entah Mirza hanya sekedar menyombongkan Mars atau sengaja menarik para rekan-rekannya untuk mengenalkan putrinya dengan Mars.
"Sepertinya mereka sangat cocok"celetuk pria berjas biru navy yang hampir saja membuat Mars tersedak minumannya sendiri.
Mirza tertawa keras seraya mangut-mangut mengiyakan "Sepertinya memang begitu"
Mars meletakkan kembali gelasnya lalu menatap tak suka kearah Mirza "Pa, Mars ijin pulang sekarang besok ada kegiatan pagi dan Mars harus persiapin semuanya"tanpa mendengar balasan Mirza, Mars lebih dulu berjalan melenggang meninggalkan tempat acara.
"Maafkan kelakuan Mars, maklum dia ketua OSIS sekaligus wakil Dewan Ketertiban jadi anaknya banyak kegiatan"ujar Mirza sedikit membungkukkan badannya sedikit.
"Tidak masalah, berarti dia pemuda yang sangat bertanggung jawab"Mirza mengangguk berulang-ulang menyetujui ucapan rekannya.
Mars yang mendengar samar-samar perbincangan itu menyunggingkan bibirnya sinis, ya lebih baik dirinya pulang dan tak perlu mendengarkan omong kosong Mirza lebih lama lagi, toh sebelum berangkat tadi Mars sudah mendapatkan requesan martabak manis dari Luna dan semoga saja adiknya itu masih menunggunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
HAIHS [ 2 ] Mars [Completed] ✓
Ficção AdolescenteKetika hidupku melalui sebuah permainan *** Namanya Mars, ketua OSIS yang lugas,tegas dan cekatan. Sikap tegas dan irit bicaranya itu membuatnya sering kali dikenal dingin, Ayahnya yang bekerja sebagai Detektif itu menurunkan sikap disiplin bagi Mar...