08.Kerasukan👻

2.1K 328 43
                                    

"TOLONGGG...." suara itu terdengar menggema di telinga Ervan maupun Karin.

Meskipun keduanya berada di kelas yang berbeda, tapi untuk seseorang yang memiliki kemampuan sebagai Indigo, mereka dapat mendengar suara yang meskipun berada di tempat jauh.

"TOLONGGGG..." lagi dan lagi.

Suara itu jelas mengganggu Ervan maupun Karin yang sedang belajar di kelas.

"Bu saya izin ke toilet" ucap Ervan yang kemudian di angguki oleh sang guru dengan syarat tidak lebih dari 5 menit.

Kini Ervan sudah berhasil keluar kelas, ia mencari dimana keberadaan suara itu.

Tidak hanya Ervan saja yang keluar kelas, Karin'pun demikian. Hingga di pertengahan koridor sekolah, keduanya bertemu.

Karin cuek, bahkan ia tak menyapa dan hanya melirik sekilas. Saat Karin melangkah pergi ke arah lain, Ervan menahan pergelangan tangannya.

"Lu denger sesuatu?" tanya Ervan.

"Nggak!" dusta Karin lalu menepis tangan Ervan dari pergelangan tangan'nya.

"Kalau lu gak denger ngapain lu kaya terburu-buru nyari arahan suara? Lu pasti denger kan Rin?"

"Bukan urusan lo!" Setelah mengatakan itu Karin segera pergi dari hadapan Ervan.

Kenapa rasanya sakit di cuekin kaya gitu sama si cewek bar-bar?

Ervan mengikuti Karin dari belakang, keduanya mencari arahan suara meskipun dalam keadaan tak saling bekerjasama.

"Kau lihat itu? Kuntilanak baru itu cari perhatian banget ya minta-minta tolong segala, padahal kan salah dia sendiri bunuh diri? Aneh!" ucap Eliza pada Yoya temannya.

"Iya, kita aja yang cari perhatian Ervan gagal terus. Kenapa dia berhasil?"

"Menyebalkan! Dasar kuntilanak gendut!"

"Kamu tidak boleh body shaming Eliza!!"

"Itu hanya berlaku untuk manusia. Kita hantu, jadi bebas saja jika saling menghina sesama hantu!"

...

"KALIAN HARUS MATI!!!" salah satu murid perempuan di kelas lain kerasukan secara tiba-tiba. Sontak Ervan dan Karin yang cemas langsung menghampiri.

Murid lainnya keluar dari kelas karna ketakutan. Yang merasuki murid perempuan itu di duga Venesa, ia mengamuk sampai mengacak bangku dan meja yang ada di kelas.

"Gue kaget anjir, lagi nulis tiba-tiba dia ngamuk kek gitu."

"Apa jangan-jangan itu Venesa ya?"

"Ah gak mungkin. Orang udah mati ya mati aja, ngapain masih gentayantan"

Komentar dari para murid malah semakin memanas suasana.

Ervan dan Karin masuk ke dalam kelas itu, sontak semua yang berada di luar kelas menjadikan keduanya sorotan.

"KELUAR DARI TUBUH OLIV!!!" tegas Karin.

"AKU TIDAK AKAN MENGGANGGU JIKA AKU DALAM KEADAAN TENANG. KALIAN JANGAN IKUT CAMPUR! AKU HARUS MENCARI KETIGA LAKI-LAKI TIDAK TAHU MALU ITU!!"

Ervan mendekat, menahan tubuh gadis yang kerasukan itu. Ia membaca beberapa ayat suci Al-Qur'an, hingga membuat yang ada di dalam tubuh gadis itu berontak karna kepanasan.

"Hentikan!!! Jangan ikut campur!! Jangan bacakan ayat itu lagi, aku kepanasannnn!!!"

"Bismilaahir rahmoonir rohiim. Allaa ta’luu ‘alayya wa’tuunii muslimiin"

MATA BATIN 3 ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang