Karin rupanya benar-benar mengikuti Ervan sampai rumahnya. Tidak lupakan gadis itu sudah memakai bedak tujuh lapis agar terlihat cantik rupawan di hadapan orangtua Ervan, ya itung-itung cari-cari perhatian agar di restui menjadi seorang menantu.
Aw. Tinggi juga rupanya khayalan Karin seperti khayalan para readers selama ini.
Untung saja Lutfi tak mengikutinya, jadi Karin aman!
"Rumahnya gede juga," gumam Karin lalu diam-diam ia mengendap masuk setelah Ervan masuk.
Sepi. Tidak ada siapapun selain...
"ERVAN KAU HABIS DARI MANA SAJA? KENAPA KAU LAMA SEKALI? APAKAH MEMBELI CEMILAN SERUPA DENGAN MENGGALI KUBURAN? KENAPA LAMA SEKALI?"
Karin tak menyangka jika Ervan tinggal bersama hantu di rumah besar nan mewah-nya itu.
"Eh dia siapa?" Tunjuk Lala pada Karin.
Anjir jadi setan cuih amat, ngapa di kasih tau coba ah! Gagal rencana gue kepoin Ervan diem-diem.
Ervan berbalik seraya mengikuti arahan jari telunjuk Lala yang menunjuk pada belakang tubuhnya.
"LU? LU NGIKUTIN GUA YA?"
"Hah? Enggak. Kebetulan ini rumah gue, eh aduh maksud gue kebetulan gue tadi. Anjir kenapa salah tingkah gini si.."
"SEBENTAR ERVAN KAMU DIAM DI TEMPATMU. BIAR INI JADI URUSANKU, KARNA SIAPAPUN GADIS YANG MENCOBA MENDEKATIMU, HARUS MENDAPATKAN PERINGATAN DARIKU!"
Hanya dalam waktu kedipan mata saja, Lala sudah berada tepat di hadapan Karin saat ini.
Terkejut? Tentu. Karna meskipun Lala fisiknya tak mengerikan, tetap saja jika berada tepat di hadapan Karin, ia juga panik.
"Namamu siapa? Ada tujuan apa? Asalmu darimana?" Lala mengelilingi tubuh gadis itu. Ia sedang mengintimidasi layaknya seorang wartawan dari kalangan hantu.
"Gak usah muterin gue juga woy, serem kaga, pusing iya pala gue liatnya" kesal Karin.
"Lala itu lagi mengunlimitide'kan kamu!"
"MENGINTIMIDASIKAN KALI MAKSUD LO?"
"Ya itu maksudnya. Kamu pasti mau mencoba merebut Ervanku? Betul kan?"
"Merebut? Eh yang bener aja Ervan pacaran sama hantu? Dia ganteng dan dia manusia, apalagi hantunya modelan kek lo, GAK JELAS! MINGGIR GUE MAU KETEMU SAMA CALON IMAM GUE!"
Karin melewati Lala begitu saja, bahkan berani mengatakan bahwa Lala hantu tidak jelas.
Apakah Karin lupa bahwa jika hantu sedang emosi, sudah di pastikan ia akan memperlihatkan wujud menyeramkannya?
Karin mendekat di hadapan Ervan, "Gue ulangin sekali lagi. Nama gue Karin, gue kakak kelas lo. Kelas 12 IPS, dan gue suka sama lo"
Lagi dan lagi, sudah dua kali dalam satu hari gadis itu menyatakan perasaannya.
"Nama gua Ervan, gua adik kelas lu, kelas 10 IPA. Dan gua gak suka sama lu"
JLEP.
Menyatakan cinta sebanyak dua kali, di tolak dua kali. Dan sakit hati-pun dua kali selama dalam satu hari ini.
Oke. Ini mungkin terlalu terburu-buru dan Karin terlalu cepat mengatakannya.
Cinta adalah proses. Jikalau dadakan namanya tahu bulat bukan? Pandangan pertama tidak berlaku untuk seorang Ervan!
"Haha, kau di tolak? Rasakan!" cibir Lala lalu berdiri di samping Ervan.
"Sekarang lu keluar dari rumah gua, atau gua bacain ayat kursi?" ancam Ervan menatap tajam Karin.
KAMU SEDANG MEMBACA
MATA BATIN 3 ✓
HorrorMATA BATIN 3 - Genre : Horor Romance. ____________________ #1 in Karya [28/03/2021] Kenyataan'nya Ervan berbeda. Dia pria yang di lahirkan dari garis keturunan indigo. Tidak hanya itu, Ervan memiliki daya tarik untuk membuat para kaum Jin dan hantu...