Malam tiba, Ervan dan kedua temannya sudah berada dalam mobil Ervan. Mereka akan pergi ke tempat dimana arwah itu meminta Ervan datang malam ini.
Untung saja Abdul selaku ayah'nya Ervan sedang berada di luar kota dengan urusan kantornya, jadi ia tidak tahu bahwa anaknya sedang berada dalam jebakan betmen, ralat maksudnya jebakan Jin jahat yang tidak Ervan ketahui.
Lala hantu itu tak terlihat sama sekali sejak kemarin, aneh rasanya. Dimana hantu itu? Entahlah, saat ini Ervan hanya sedang memikirkan agar masalah arwah itu terselesaikan.
"Perasaan ya dari tadi jalannya kesini-kesini mulu anjrit kaga sampe-sampe!" gerutu Endi yang sedang fokus menyetir.
"Bener Er, gak beres nih" timpal Jon.
Ervan sendiri merasakan itu, ia sedang mencoba berinteraksi dengan penglihatannya.
"DIA JEBAK KITA. BELOK KIRI DI!" perintah Ervan yang kemudian di turuti Endi.
Ervan mendapatkan penglihatan bahwa saat ini mereka sebenarnya berada di jalan raya, dan apabila tadi Endi tidak mengarahkan mobil ke arah kiri maka sudah di pastikan mereka akan celaka sebab ada truk yang melaju cepat dari lawan arah.
"ANJRIT DIMANA INI ER? TADI PERASAAN SEPI JALAN'NYA?" tanya Jon panik.
"Dia jebak kita, dia nutup penglihatan. Sekarang lu Endi nyetir sesuai dengan apa yang gua perintahin okay" Endi mengangguk dengan apa yang Ervan katakan.
Menuju ke jl.Kamboja memang lumayan jauh, karna dari jarak rumah Ervan'pun sudah pasti memakan waktu sekitar dua jam lebih.
Sebenarnya Ervan sendiri bingung, mengapa harus ke jalan itu? Yang Ervan tahu itu tempat sepi yang jarang di kunjungi pengendara motor maupun mobil.
"La, lu dimana" gumam Ervan cemas dengan Lala.
"Hah? Siapa La? Cewek lu perasaan Caca?" sahut Endi.
"Nanti aja gua ceritain. Caca sahabat gua bukan cewek gua"
"Sahabat rasa pacar yekan?" Ervan hanya menanggapinya dengan senyuman miring.
Mengingat Caca, tadi siang sampai habis isya mereka menghabiskan waktu bersama di puncak. Caca itu unik, ia gadis yang benar-benar memiliki sikap menggemaskan. Hanya dengan Ervan saja Caca begitu lengket, sementara saat Ervan mengenalkan Caca pada teman-temannya, gadis itu cenderung diam, ia tidak begitu suka berdekatan dengan laki-laki selain Ervan.
...
Akhirnya sampai di tujuan, jalanan sepi yang dari sudut ke sudut di penuhi pohon bambu dan bahkan jurang sekalipun.
Ketiganya keluar dari mobil, "Anjir ngeri juga ni tempat pantes tu setan ngajak ketemu disini. Tapi lu ngerasa aneh gak si Er? Si Venesa kan matinya di sekolahan, tapi kenapa ngajaknya ketemu disini?"
Apa yang Jon tanyakan benar juga, seharusnya jika benar itu Venesa pasti ia akan meminta bertemu di sekolah bukan?
Sebenarnya Ervan merasa ada yang ganjil, tapi ia tak mau sampai teman-temannya khawatir.
Ervan menutup matanya, ia sedang memanggil arwah Venesa sementara Jon dan Endi melirik-lirik sekitaran seraya memastikan takut-takut ada hantu yang sedang menyamar menjadi jangkrik.
"AKU TIDAK ADA DI BALIK INI SEMUA! ERVAN KAMU DALAM JEBAKAN, PULANGLAH! ITU BUKAN AKU. AKU DAN LALA DI JEBAK DISINI TIDAK BISA KELUAR!! DIA JIN JAHAT!"
Informasi itu membuat Ervan membuka matanya kembali.
Rupanya benar ini semua jebakan!
"KAK KARIN?" ungkap Endi terkejut.
KAMU SEDANG MEMBACA
MATA BATIN 3 ✓
TerrorMATA BATIN 3 - Genre : Horor Romance. ____________________ #1 in Karya [28/03/2021] Kenyataan'nya Ervan berbeda. Dia pria yang di lahirkan dari garis keturunan indigo. Tidak hanya itu, Ervan memiliki daya tarik untuk membuat para kaum Jin dan hantu...