05.Dia kembali✨

2K 370 69
                                    

Ervan sedang asik bersama teman-temannya, di sela-sela ngopi-ngopi ganteng itu Lala datang menghampiri.

"Jadi gimana Er, lu beneran jadian sama si Karin?" tanya Jon.

"Menyebalkan sekali pertanyaan tidak bermutu itu. Ervan katakan padanya bahwa kamu tidak suka pada Karin! Lala tidak sudi jika harus bersaing dengan gadis itu." Kesal Lala.

Posesif. Itulah prilaku Lala sejak dulu. Tidak hanya berlaku untuk Ervan, tapi ia sering kali posesif pada setiap manusia yang ia dekati, seperti Prilly, bahkan Abdul sekalipun. Itu sebabnya sejak dulu Prilly tak memiliki teman, karna Lala yang tidak mau di lupakan.

"Gua gak suka sama Karin" jawab Ervan jujur, bukan karna ia mengikuti apa yang Lala katakan.

"Karin tuh cantik banget anjrit! Gila, gua aja kalau ketemu dia bawaannya pengen ngawinin aja. Masa lu gak suka sih? Wah lu gak normal Er," celetuk Endi.

"Ada yang gua suka, yang gua sayang sampe sekarang"

Lala melotot terkejut. Ia sudah berfikir bahwa yang Ervan maksud adalah dirinya, apakah benar?

"Ervan, orang itu siapa?"

"Kepo lu!" Lala menciutkan bibirnya kesal.

"Belum juga gua nanya anjir udah di bilang kepo aja. Siapa si orangnya? Cantik gak?" tanya Endi penasaran begitupun dengan Jon.

"Cantik, nanti kalian tau sendiri"

Tahu sendiri? Lala tidak akan bisa di lihat oleh mereka. Lalu siapa yang Ervan maksud? Apakah....

"Ck! Nyokap gua nyuruh balik nih udah hampir malem, gua balik dulu ya? Besok gampang bisa nangkring lagi disini. Assalamualaikum"

"Walaikumsalam" Jawab Jon dan Endi bersamaan, "Si Ervan calon haji kali ya? Dia tiap pamitan sama kita Assalamualaikum terus kaya pembukaan tahlil" ucap Endi.

"Haha lu tolol ya Di? Wajarlah begitu diakan islam, lu aja yang aneh, lu islam tapi kaga pernah ngucap salam. Gua aja yang non suka ngucap salam, ya itung-itung saling menghargai"

"Bukan gua gak mau ngucap salam Jon, masalahnya gua suka lupa"

"Salam lupa, mikirin Bella gak lupa?"

"Anjir mikirin Bella mah kewajiban. Pengen balikan gua, susah amat ya?"

"Si Bella itu pemilih Di, dia suka sama lu ketika lu langsing aja. Sekarang lu gemuk, dia malah ninggalin"

Sebetulnya Jon dan Endi sudah berteman sejak SMP, jadi mereka sudah sangat saling mengenal satu sama lain. Itu sebabnya Jon sangat tahu apapun mengenai Endi, begitupun sebaliknya.

...

"Ah bener nih rumahnya Ervan"

Seorang gadis cantik berdiri di depan gerbang rumah orangtua dari pria yang ia rindukan selama ini.

Lala yang mengetahui ada seseorang di depan rumah Abdul, maka ia terbang dan langsung menghampiri gadis itu.

"Caca? Itu benar Caca? Anak Prilly? Mengapa dia kesini?"

Calisa Agnesia namanya, anak ke-11 dari hasil buah cinta Ali dan Prilly. Ia di lahirkan TIDAK sebagai Indigo. Anak Prilly yang tidak memiliki mata batin terbuka ada tiga yaitu anak ke-10, 11 dan 12-nya.

Dulu Siti sempat hamil bersamaan dengan anak kesembilan Prilly, akan tetapi saat waktunya melahirkan bersamaan dengan Prilly, bayi Siti meninggal dunia ketika di lahirkan. Hingga pada akhirnya Siti harus menunggu sampai hampir dua tahun, hingga saat Prilly hamil anak ke-11'nya (Caca) disitu pula Siti mengandung anak pertamanya yaitu Ervan.

Sejak kecil, Caca berteman baik dengan Ervan. Mereka mengikat suatu pertemanan dengan tanda persahabatan, keduanya terpisahkan sementara ketika Abdul dan Siti pindah ke bandung karna di rumah lama slalu ada gangguan Jin yang mencoba mengambil Ervan.

Pada akhirnya Abdul dan Siti kembali ke Jakarta sebab perusahaan tempat Abdul bekerja berada di Jakarta, dan Abdul lelah jika harus bolak-balik Jakarta Bandung setiap-hari'nya. Meskipun kembali ke Jakarta, Abdul membeli rumah yang jauh dari rumah lamanya. Ia kembali ke Jakarta saat usia Ervan baru menginjak 15 tahun (baru-baru ini).

Perlu para readers ketahui, Ervan tidak hanya terlahir sebagai indigo saja, akan tetapi ia memiliki aura yang bisa mengikat para Jin wanita. Itulah sebabnya mengapa saat pertama kali menginjak SMA Harapan, banyak hantu-hantu wanita yang terus curi-curi pandang terhadapnya.

Aura yang Ervan miliki dapat membuat para Jin ingin membawanya pergi ke alam mereka.

Ada satu hal yang membuat Lala jatuhcinta pada Ervan sejak pria itu pertama kali di lahirkan ke dunia, karna Ervan..... Ah sudahlah!

Btw, Ervan anak satu-satunya (semata wayang), karna Siti tidak bisa lagi memiliki keturunan.

BRUM...
BRUM..

Suara gerungan motor membuat Caca berbalik badan seraya memastikan siapa yang datang.

Ervan, pria itu membuka helm'nya, lalu ia turun dari motor dan langsung saja menghampiri Caca.

"Caca? Kamu..."

Caca langsung memeluk Ervan. Rasa rindu di antara keduanya akhirnya terlampiaskan.

"I miss you so much baby, aku kangen kamu Ca" lirih Ervan.

"Serius? Kangen banget?"

Ervan mengangguk lalu melepaskan pelukannya dengan Caca, berganti dengan menatap gadis itu. "Serius, ini Caca beneran kan? Yang manja, bawel itu?"

"Ish Ervan!! Iya ini aku, kamu kenapa gak bilang kalau sekolah di SMA Harapan? itukan tempat kak Karin sekolah disana huh!"

"Karin?"

"Iya, akukan sepupuan sama dia huh!"

Ervan mengusap pipi Caca lembut, "Jangan di bahas. Sekarang ikut aku masuk ke dalem, aku kangen banget sama kamu baby"

"Ish baby-baby, emang aku bayi apa!"

"Kamu emang kaya bayi kan? Gemesin"

Lala yang melihat itu benar-benar sakit hati. Tapi ia tak bisa berbuat apa-apa karna Caca adalah anak dari orang yang sangat berjasa untuknya.

Daripada melihat kedua insan yang sedang saling merindu, lebih baik Lala pergi saja. Toh tidak ada guna-nya ia berada disana, ia seperti di asingkan.







"Dia kembali, aku harus mundur alon-alon atau tetap mencintainya meskipun dalam diam?"

MATA BATIN 3 ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang