- bagian 17

1K 119 4
                                    

Haruto panik denger kabar Junghwan demam. Sekarang dia harus pergi ke rumah mertuanya lupakan dulu soal rasa takutnya menghadapi Jihoon yang penting dia mau ketemu anaknya dulu.


'Tingtong' Haruto menekan bel rumah mertuanya dan benar saja Jihoon yang buka pintu.

"Assalamu alaikum papi" Haruto meraih tangan Jihoon mencium punggung tangan mertuanya itu lalu masuk ke dalam rumah padahal Jihoon belum mempersilahkan.

Haruto langsung ke kamar yang dulu saat dia masih pengantin baru.

"Junghwan sayang ini papa nak!" Teriak Haruto membuka kasar pintu kamar lalu duduk di pinggir kasur.

Haruto mengusap kepala putranya dengan lembut menciumnya dalam tangis.

"Papa!" Pekik Junghwan mengusap air mata papanya.

"Junghwan kenapa? Apa yang sakit sayang? Bilang sama papa!" Haruto tangisnya mereda setelah mendapat sentuhan dari jagoan kecilnya.

Junghwan malah nangis "Hwan mau sama papa!" Junghwan nangis makin kenceng.

Haruto membawa Junghwan dalam pangkuannya tak lupa ia peluk hangat buah hatinya itu "iya sayang papa udah disini. Jangan nangis ya? Junghwan kan anak ganteng, kalau anak ganteng gak boleh nangis" Haruto mengusap air mata anaknya.

Junghwan ngangguk memeluk papa dengan erat.

"Mas, Junghwan itu sehari gak bisa kayanya kalau harus tanpa kamu" Doyoung masih sebel sama suaminya namun lihat keadaan Junghwan sekarang dia simpan dulu rasa kesalnya.

Sekitar lima belas menit Junghwan dipelukan papanya akhirnya tuh anak tidur. Dengan hati hati Haruto menidurkan anaknya di kasur tak lupa ia selimuti serta mencium kening putranya dengan lembut.


Haruto meraih tangan Doyoung "by kamu kenapa? Salahku apa by?"

"Mas kamu ngehamilin siapa?" Nah lho Doyoung balik nanya.

"Hamil? Maksud kamu?" Haruto bingung.

"Mas kamu jangan pura pura bego deh. Waktu malem itu kamu telfonan sama seseorang terus bilang hamil" Doyoung matanya berkaca kaca.

Haruto mencoba mengingatnya. Sepersekian detik Haruto ingat dan dia terkekeh.

"Apanya yang lucu mas?" Doyoung mukanya udah cemberut.

"Jadi kamu kabur gara gara itu by?" Haruto mencubit hidung istrinya dengan gemas.

Doyoung cuma diem.

"By, itu Jaemin yang nelfon katanya cewek yang mau di jodohin sama dia itu hamil sama mantannya. Jadi Jaemin minta bantuan aku supaya perjodohan dia batal sama cewek itu" cerita Haruto dan Doyoung merasa menyesal udah ninggalin Haruto gitu aja.

"Kamu gak bohong kan mas?" Doyoung nangis.

Haruto menghela nafas lalu menarik istrinya dalam dekapannya "sayang, mungkin dulu aku terkenal punya banyak cewek. Tapi itu dulu sebelum mengenal kamu. Aku udah berjanji pada Tuhan saat ijab kabul untuk menjaga kamu, membahagiakan kamu. Apalagi setelah kamu melahirkan Junghwan ke dunia aku berjanji akan melindungi kalian sekalipun nyawaku taruhannya. Kamu dan Junghwan segalanya buat aku" Doyoung nangis mendengar ucapan suaminya.

"Mas aku minta maaf. Aku gak mau kamu ninggalin aku mas" Doyoung terisak memeluk suaminya erat.

"Aku gak pernah ada niatan kaya gitu justru malah kamu kan yang kabur dari rumah ninggalin aku?!" Haruto melepas pelukannya mengelus pipi istrinya dengan lembut.

"Maafin aku ya mas?" Doyoung tangisnya mereda.

"Aku gak pernah nyalahin kamu sayang" Haruto tersenyum.

"Kita pulang ya! Aku kangen sama kamu nyonya Haru" ucap Haruto setelah sebelumnya dia kecup bibir istrinya.

Doyoung ngangguk mengiyakan.

"Tuh kan pih bener kata mami kalau Haruto tuh gak salah" oops mami papi ngintip ternyata.

"Iya iya pokoknya menantu kesayangan mami terbaik deh" Jihoon nyelonong pergi.

"Cih dasar giliran sama Jaehyuk aja bangga tapi sama Haruto sebaliknya. Papi nih jadi mertua pilih kasih" oceh Hyunsuk ngekorin Jihoon di belakang.



















Doyoung dan Haruto udah kembali ke rumahnya. Huft akhirnya mereka baikan setelah kesalah fahaman waktu itu.

"Pah Junghwan kangen banget sama papa" Junghwan duduk di pangkuan Haruto lalu mengecup pipi sang papa.

"Papa juga sayang. Mmm coba tanya mama dia kangen gak sama papa?!" Ucap Haruto nunjuk melirik Doyoung yang duduk di sampingnya.

Junghwan ngangguk iyain. Namanya anak kecil nurut aja di suruh papa.

"Mah, kangen gak sama papa?" Junghwan beralih duduk ke pangkuan Doyoung.

"Iya mama kangen. Maafin mama ya gara gara mama Hwan jadi demam" Doyoung mengusap kepala anaknya.

"Papa bilang kita gak boleh nyalahin mama. Kan mama super hero" kata Junghwan polos.

Doyoung mengernyitkan dahinya "super hero?"

"Papa pernah bilang mama itu bisa segalanya. Mama bisa masak makanan enak, mama bisa mandiin Hwan, mama bisa anter Hwan ke sekolah, mama juga bisa bantuin Hwan belajar. Papa bilang kalau yang serba bisa itu namanya super hero" Junghwan emang anak yang pintar dan pandai bicara.

Doyoung tersenyum memeluk putranya tak lupa ia melirik ke arah suaminya yang tengah tersenyum bahagia.
















Doyoung tersenyum saat suaminya masuk kamar. Ia jadi Haruto abis nina boboin anaknya.

"Mas kamu tahu gak aku gak bisa tidur di rumah papi kemaren" cerita Doyoung setelah dia berbaring di samping suaminya sambil memeluk hangat sosok laki laki yang mendampinginya selama delapan tahun ini.

"Karena gak aku peluk ya?" Haruto percaya diri.

Doyoung ngangguk.

"Makanya jangan so so an kabur kalau belum bisa bobo tanpa aku" Haruto menengadahkan dagu istrinya hingga Doyoung natap sang suami.

Tatapan mereka bertemu hanya hitungan detik bibir mereka bertautan menyalurkan rasa rindunya.

Selanjutnya gak bisa author ceritain dah pokoknya hehe yang jelas mereka on proses bikin adeknya Junghwan hehe.


























Udah seminggu hmmm kangen gak?

Jangan lupa klik ☆ ya gaes :)

FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang