.
.
.
.
.
"Apa sudah lama? "
Taehyung penasaran, apa yang sebenarnya Jimin ingin bicarakan dengannya hingga memintanya untuk keluar kantor seperti ini.
Sebenarnya sih Taehyung tidak keberatan mengingat Jungkook yang membebas-tugaskan dirinya hari ini. Tapi Jimin tidak tahu itu, akan aneh jika pria itu meminta Taehyung menemuinya saat masih jam kerja seperti ini.
Dan yang membuat Taehyung semakin merasa penasaran adalah tentang kenapa Jimin tidak menanyakan pertanyaan yang akan disampaikannya melalui pesan singkat atau lewat sambungan telepon saja. Apa ini sangat penting sampai ia ingin menanyakannya langsung pada Taehyung?
Entahlah. Taehyung sama sekali tidak tahu apakah yang kira-kira akan jimin katakan padanya.
"Tidak. " kata Jimin. "Aku juga belum lama sampai."
Taehyung mengangguk-anggukkan kepalanya. "Ada apa, Jim? Tidak biasanya kamu menghubungiku hanya untuk mengatakan sesuatu, kamu kan bisa mengirimkan pesan atau menelpon saja. "
Jimin meneguk kopinya. "Tidak, aku hanya ingin menanyakan kebenaran yang sebenarnya darimu langsung. "
Dagi Taehyung berkerut, "Kebenaran apa? Aku tidak mengerti. "
"Kebenaran tentang siapa dirimu. "
Taehyung terdiam. Ia masih tidak mengerti kenapa tiba-tiba Jimin ingin bertanya tentang ini padanya. Sempat terlintas dikepalanya soal percakapan terakhir mereka.
Dan Taehyung curiga, apa jangan-jangan Jimin menayakan soal sepupu Yoongi yang hilang itu.
Diam-diam Taehyung mengutuk dirinya sendiri. Bodoh sekali, kenapa waktu itu ia menanyakan namanya pada Jimin sih, sudah untung Jimin tidak tahu apa-apa tentangnya dan ia justru bermain api dengan bertanya seperti itu.
Dasar bodoh, Taehyung bodoh.
"A-apa.. "
"Katakan, " sela Jimin. Taehyung menutup mulutnya rapat-rapat, tenggorokannya tercekat. Bagaimana ini, jika benar apa yang ia duga -tentang Jimin yang menanyakan soal hubungannya dengan Yoongi, apa yang harus Taehyung katakan.
Apa ia harus menjawab dengan jujur ataukah ia harus kembali berbohong.
"Katakan apa benar, kau adalah Kim Taehyung yang sama dengan yang Yoongi hyung cari selama ini. " Taehyung menelan ludahnya. "Katakan apa benar kalau kau adalah sepupu Yoongi hyung. "
"Aku-"
Apa yang harus Taehyung katakan. ia tidak mungkin kembali berbohong, tidak bisa, Jimin pasti sudah mengetahui ciri-cirinya atau mungkin bahkan fotonya dari Yoongi saat menanyakan tentangnya pada kekasihnya itu.
Berbohong akan membuat keadaannya semakin sulit.
Jika seperti ini hanya ada satu pilihan untuk Taehyung, yaitu berkata jujur. Mungkin dengan mengatakan apa yang sebenarnya terjadi, Jimin akan mengerti keadaannya dan setelah itu Taehyung akan meminta Jimin untuk merahasiakannya dari Yoongi.
"Ya. Aku memang Kim Taehyung yang sama dengan yang Yoongi hyung cari selama ini. " ucap Taehyung, kepalanya tertunduk, ia menarik napas dalam-dalam untuk kesekian kalinya.
"akulah orangnya. "
Jimin sama sekali tidak terlihat terkejut, ia menatap Taehyung sama seperti beberapa saat lalu namun kini ia mendesah lelah.
Sepertinya ia memang sudah tahu dan hanya ingin memastikan saja dengan menanyai Taehyung secara langsung seperti ini.
"Kenapa Taehyung, kenapa kau melakukan semua ini. Apa kau tidak tahu kalau Yoongi selama ini mencarimu seperti orang gila? Ia bahkan jarang beristirahat karena hal ini. "
Taehyung mengalihkan pandangannya. Tahu apa Jimin batinnya. Memangnya hanya dia yang khawatir pada Yoongi, Taehyung juga. Ia juga khawatir pada sepupunya itu. Tapi mau bagaimana lagi, Taehyung tidak bisa menemui Yoongi -ia masih belum siap.
"Kau tahu apa Jim. " Taehyung menatap pria dihadapannya dengan dingin. "Kau tidak tahu apa yang kurasakan, aku sedih, marah, aku kecewa. Apa kau tahu bagaimana rasanya saat keluargamu sendiri mengkhianatimu? Tidak kan. Jadi jangan ikut campur dengan urusanku dan jangan menilaiku buruk jika kau memang tidak tahu apapun. "
"Taehyung, bukan itu maksudku... "
"Lalu apa? Kau sendiri yang mengatakan kalau Yoongi hyung kesulitan karenaku, apa menurutmu aku tidak? " Taehyung menyela. "Apa menurutmu setelah aku diusir dari rumahku sendiri aku tidak kesulitan? Aku bahkan bisa gila rasanya. Aku tidak tahu harus mulai dari mana."
Taehyung menutup matanya yang mulai basah. "Banyak hal yang kupikirkan. Bagaimana caranya aku bertahan hidup, bagaimana caranya aku bisa mendapatkan uang, dimana aku akan tinggal, orang seperti apa yang akan kutemui di dunia luar. Apa kau tahu betapa tertekannya diriku Jimin? "
Tidak menunggu jawaban dari pria dihadapannya, Taehyung kembali bicara. Saat ini, ia benar-benar ingin menumpahkan seluruh rasa sedih dan kekesalannya.
Tidak ia tidak kesal ataupun marah pada Jimin, ia juga tahu kalau Jimin tidak bermaksud untuk menyakiti perasaannya, hanya saja Taehyung tidak suka dengan perkataan Jimin hingga membuatnya meledak seperti ini.
"Apa kau ingin tahu alasan kenapa aku bersembunyi dari Yoongi hyung? " ucap Taehyung sedih. " Aku tidak ingin bertemu dengannya karena dengan melihat wajahnya, iatu akan mengingatkanku pada ayahnya -Paman Min. Aku akan teringat tentang apa yang sudah manusia rendahan itu lakukan pada keluargaku, dan itu -dan itu membuatku marah. Aku marah hingga aku tidak tahu apa yang harus kulakukan. "
"Taehyung sungguh, aku tidak bermaksud untuk menyakitimu. Aku hanya ingin tahu alasan kenapa kau tidak ingin Yoongi menemukanmu, kau tahu dia sangat khawatir padamu. " Jimin bingung dan merasa bersalah, seharusnya ia lebih bisa menjaga sikap dan pertanyaannya.
"Semua orang khawatir padamu Tae, Yoongi hyung, Namjoon hyung -"
"Apa?! " Taehyung mengangkat kepalanya, menatap Jimin dengan tatapan terkejut sekaligus tidak percaya. "Kau bilang -kau bilang Namjoon hyung? "
Jimin mengangguk, kenapa Taehyung terlihat tidak percaya dengan yang didengarnya barusan ya? "Ya Namjoon hyung. Ku dengar dia adalah kakakmu. Dia terlihat sangat khawatir padamu. "
"Tidak mungkin, -itu, apa kau yakin? Apa benar hyung khawatir padaku? Apa benar Namjoon hyung sudah kembali... ?" tanya Taehyung lirih.
"Tentu saja aku serius. " jawab Jimin. "Aku bertemu dengannya beberapa kali saat Yoongi hyung menemuinya untuk mencaritahunya tentang kebetadaanmu. "
Taehyung tidak bisa percaya ini. Namjoon -sosok yang selama ini dirindukannya kini sudah kembali untuknya, hyungnya sudah kembali.
"Untuk itulah, kumohon kau kembali Taehyung. " ucap Jimin tiba-tiba, menyadarkan Taehyung dari lamunannya. "Aku tahu kau juga merindukan mereka. "
Benar. Taehyung sangat merindukan mereka. Tapi ia juga belum siap. Ia belum bisa menemui mereka.
"Tidak Jimin. Aku belum bisa -tidak sekarang. " Taehyung memainkan jari-jarinya dibalik meja. "Aku akan kembali, tapi nanti -tidak sekarang. "
Jika ini sudah menjadi keputusan Taehyung, Jimin bisa apa.
"Baiklah jika memang itu keputusanmu, aku tahu ada hal yang masih membuatmu ingin sendiri. Aku mengerti. "
"Dan Jim, bisa tolong rahasiakan ini dari Yoongi hyung dan Namjoon hyung? Aku masih belum ingin bertemu dengan mereka. "
Jimin mengangguk, "Baiklah. "
.
.
.
.
.
25/3/21