.
.
.
.
.
Taehyung berjalan mengekor dibelakang Jungkook setelah dari tempat parkir tadi. Memastikan ada jarak antara ia dengan bosnya itu berdiri ketika di dalam lift. Ia tahu kalau tindakannya ini bodoh, menawarkan tubuhnya padahal Taehyung sendiri belum pernah melakukannya.
Iya, Taehyung memang gay.
Ia tahu karena selama hidupnya ia tidak pernah sekalipun menyukai seorang wanita.
Cinta pertama dalam hidupnya adalah seniornya ketika di sekolah menengah dulu -yah meskipun seniornya itu tidak tahu bahkan sampai ia lulus kalau Taehyung menyukainya. Tapi tetap saja, ia belum pernah sekalipun tidur dengan orang lain apalagi orang yang tidak dikenalinya.
Dan mungkin inilah waktunya pikir Taehyung. Kali ini ia akan benar-benar melakukan seks dan itu dengan seorang Jeon Jungkook yang tidak lain adalah bosnya sekaligus orang yang tidak disukainya sejak kuliah dulu.
Taehyung tidak habis pikir, bagaimana bisa Jungkook berada di bar tadi. Dan yang menurutnya lebih tidak masuk akal adalah kenyataan bahwa sebentar lagi ia akan melepaskan status perjaka nya karena pria Jeon ini.
Taehyung ikut melangkah masuk setelah Jungkook membuka pintu apartemennya. Ia masih berdiri di dekat pintu sebelum kemudian Jungkook memintanya untuk menunggu diruang tengah sementara pria itu masuk ke dalam ruang kerjanya.
Taehyung panas dingin. Ia gugup. Apakah ini keputusan yang tepat? Bagaimana Taehyung harus menghadapi Jungkook setelah malam ini, bukankah itu akan terasa canggung?
Taehyung yakin ia tidak akan bisa menatap ataupun bicara dengan Jungkook sama seperti sebelumnya.
Hah.
Sudahlah. Ia akan pikirkan resiko yang harus ditanggungnya nanti. Saat ini yang harus ia pikirkan adalah Yeonjun, bukan dirinya sendiri. Adiknya adalah yang paling penting untuk Taehyung.
Omong-omong apa yang sedang Jungkook lakukan sekarang ini. Kenapa bosnya itu lama sekali.
Taehyung ingin semua ini segera selesai agar ia bisa cepat kembali ke rumah sakit dan menemani Yeonjun disana.
Taehyung sebenarnya merasa lelah berdiri di ruang tengah Jungkook sementara tepat di depannya ada sofa yang terlihat begitu nyaman dibandingkan sofa miliknya. Tapi mau bagaimana lagi, jika ia duduk maka ia akan menjadi semakin gugup lagi. Taehyung juga tidak tahu kenapa bisa begitu, yang jelas berdiri dan menggerakkan badannya akan sedikit bisa mengalihkan pikirannya meskipun tidak seberapa.
Hampir sepuluh menit Jungkook berada di dalam ruang kerjanya dan masih tidak menunjukkan kalau ia akan keluar dari sana. Itu semua membuat Taehyung berpikir, apa jangan-jangan Jungkook mengerjainya. Mengajaknya kemari dan mendiamkannya agar ia kesal.
Kurang ajar sekali pikir Taehyung.
Taehyung menunduk, mengepalkan kedua telapak tangannya dengan eratnya. Jika itu benar-benar terjadi, maka jangan harap kalau Jungkook akan selamat-
Taehyung mengangkat kepalanya, menatap pintu ruang kerja Jungkook yang baru saja terbuka dan menampilkan bosnya disana.
"Kenapa kau hanya berdiri disana dan tidak duduk? " Jungkook bertanya sembari menatap Taehyung dengan bingung, sebelah alisnya terangkat. Kaki-kakinya perlahan mendekati Taehyung yang hanya diam ditempatnya berdiri.
Taehyung diam menatap Jungkook yang berjalan kearahnya. Ia menelan ludahnya kasar. Penampilan Jungkook masih sama seperti sebelumnya, tidak ada yang berbeda. Bahkan dasinya pun masih tersimpul rapi di kerah kemeja yang berbalut jas itu. Semua masih sama kecuali sebuah kertas yang kini berada di genggaman tangan kanan Jungkook.