.
.
.
.
.
Taehyung baru kembali dari apartemen mewah milik Jungkook setelah hampir jam sembilan malam. Akibatnya ia harus pulang dengan berjalan kaki karena bus yang menuju ke daerah tempat tinggalnya sudah lewat dan ia pun tidak bisa mengejarnya.
Saat Taehyung berada di apartemen bosnya itu, Jungkook benar-benar membuatnya berada di neraka. Jungkook adalah iblisnya sementara Taehyung adalah salah satu korban yang kemudian disiksa olehnya, begitulah kira-kira.
Jungkook tidak membiarkan Taehyung untuk beristirahat sama sekali, memerintah Taehyung untuk melakukan ini dan itu dengan seenak yang dia mau. Memberirsihkan apartemennya, mencuci piring, menyapu, semuanya. Memangnya dia pikir dia siapa.
Kalau bukan karena rasa bersalah yang Taehyung rasakan pada bos kurang ajarnya itu, Taehyung mungkin tidak akan mau menuruti semua perintah aneh bosnya itu dan langsung pergi meninggalkannya begitu saja. Ia tidak tahan dengan sikap yang ditunjukkan orang itu, benar-benar menyebalkan pikir Taehyung.
Dan akhirnya, setelah melewati hari yang paling buruk dari hari-hari yang pernah ia lalui, Taehyung akhirnya bisa pulang setelah mendapati Jungkook yang tertidur di ranjamg king size miliknya itu. Saat itu Taehyung memilih untuk berjalan keluar dengan begitu pelan, bukan apa-apa, ia hanya tidak ingin Jungkook kembali terbangun dan mengerjai dirinya lagi jika sampai ia menimbulkan suara sedikit pun saat ia keluar dari sana.
Dan disinilah Taehyung sekarang, berjalan seorang diri sembari menikmati angin malam yang mengenai tubuh serta wajahnya. Hah, ini tidak buruk juga pikirnya, anggap saja ini sebagai waktu me-refresh dirinya setelah melalui hari yang begitu panjang.
Sudah lama sekali sejak terakhir kali ia berjalan-jalan seperti ini, biasanya sepulang bekerja ia akan langsung pulang dan tidak memiliki keinginan untuk pergi ke luar sama sekali. Ia akan langsung tidur atau paling tidak menemani Yeonjun menonton televisi tua yang menjadi satu-satunya hiburan untuk mereka di flat kecil mereka.
Untung saja cuaca kali ini tidak terlalu dingin, jika tidak Taehyung pasti akan menggigil hebat karena memang ia yang tidak tahan dengan cuaca ekstrim, juga ia yang saat ini hanya mengenakan kaos tipis milik Jungkook pun pasti akan membuat keadaan bertambah tidak baik untuknya. Ck, setidaknya bosnya itu cukup tahu diri dengan tidak membiarkan dirinya untuk pulang dengan baju kotornya yang terkena noda kopi milik bosnya itu pagi tadi.
Kalau tidak pasti Taehyung akan malu habis-habisan ketika berjalan dengan baju kotornya itu, ia tidak ingin orang-orang yang ia lewati menatapnya dengan pandangan aneh karena bajunya yang sangat kotor.
Hah, Taehyung benar-benar menyukai suasana tenang di malam hari seperti ini. Angin malam yang mengenai dirinya sungguh terasa menyegarkan dan juga menenangkan. Tapi malam seperti ini terkadang juga mengingatkan Taehyung akan kejadian buruk yang menimpa dirinya, kepergian Namjoon hyung, kecelakaan yang menimpa ayahnya juga kelicikan pamannya.
Semua itu selalu terngiang di kepalanya di saat-saat seperti ini.
Biasanya ia akan menjadi sedih, memikirkan kejanggalan dalam kecelakaan ayahnya membuat Taehyung marah dan tidak bisa menerima kematian ayahnya itu.
Disaat seperti ini juga membuatnya memikirkan tentang Namjoon. Dimana dan sedang apakah hyungnya itu, apa yang ia lakukan saat ini, apakah ia tidak akan pernah kembali? Pertanyaan-pertanyaan seperti itu selalu dipikirkannya. Taehyung rindu dengan hyungnya itu, ia bahkan juga merindukan Yoongi yang notabenenya adalah anak dari paman jahatnya meskipun ia tidak ingin mengakuinya secara jujur, baik pada hati maupun pikirannya.