02. Persetujuan

916 133 117
                                    

"Om, kenapa aku punya ini?" tanya Zeline ketika menyentuh kemaluannya.

Liam membeku melihat dirinya dari cermin dalam bentuk seorang wanita memakai rok SMA, sedangkan Zeline berwujud seorang pria jangkung dengan memakai hoddie hitam.

Liam menyentuh dadanya. "Gak! Gak mungkin? Kenapa sekarang gue punya gunung?!"

Zeline yang melihat tingkah orang ini menyipitkan mata seakan merasa tersinggung. "Heh, Om gue juga sama, kenapa sekarang gue punya naga?!"

Liam memgusap wajahnya yang berwujud perempuan secara kasar. "Sial, berarti jiwa kita tertukar! Kenapa bisa kayak gini, Sih?"

"Gue juga gak tahu? Gue gak bisa berada di tubuh cowok, ngerasa beda tahu gak!" ucap Zeline yang sama frustasinya. "Kayaknya gara-gara cermin ini, Deh."

Zeline mengusap-ngusap cermin itu dan menggeser-gesernya. "Gimana caranya kita kembali lagi!"

"Eh, lo jangan digituin nanti rusak kalau rusak gimana kita kembali lagi," cegah Liam yang melihat Zeline memukul-mukul cermin itu.

Zeline mengusap rambut yang wujudnya rambut lelaki secara kasar. "Terus gimana dong!"

Tiba-tiba Liam merasakan getaran di saku roknya, lalu dia merogoh ternyata itu adalah ponselnya Zeline. "Heh, ini hp lo?"

"Mana sini!" Zeline merebut ponsel yang disodorkan Liam. "Ya ampun, pacar gue nelpon. Harusnya sekarang gue siap-siap mau ngedate."

"Lah, terus gimana? lo gak bisa pacaran make tubuh gue," timpal Liam.

"Ih, Om bisa gak cari solusi. Soalnya gue udah janji sama dia!"

"Eh, emangnya gue setua itu bisa lo sebut Om, gue masih kepala dua!" ujar Liam tak terima.

"Oke, oke Kak. Kakak bisakan bantu gue buat cari solusi?"

"Apa susahnya tinggal batalin aja gampang, 'kan?" Liam mengedikkan bahu.

"Gak semudah itu, gue gak mau putus sama pacar gue!"

"Ya, baguslah putus. Lo gak bisa pacaran pake tubuh gue, nanti kalau orang lain tahu bisa nganggap gue tuh gay. Gak, gak gue gak terima."

"Terus gimana, cepat cari tahu gimana cara ngembaliin tubuh kita!"

"Gue juga gak tahu bocil!"

Zeline menghela napas, lalu kembali menghembuskannya, kemudian dia terduduk di tanah. "Ya, ampun gimana dong."

"Oke, lebih baik sekarang kita selesain, aja acara ngedate lo, gue sementara harus berperan sebagai lo dan lo berperan sebagai gue. Ngerti 'kan?" tutur Liam.

"Gak mungkin gue hidup sebagai cowok, gue cewek dan gak tahu tentang cowok dan lo juga sebaliknya," cecer Zeline.

"Kalau gak kayak gitu, musti gimana lagi, Hah?"

Zeline bergeming, ia terus berpikir bagaimana mungkin dia bisa terjebak di tubuh seorang laki-laki yang tidak dikenalinya, sedangkan ponselnya terus berbunyi.

"Oke, nama lo siapa?" Zeline beranjak berdiri.

"Gue Liam Dharanindra, lo?"

"Gue Zeline Pitaloka," jawab Zeline.

Lalu mereka berdua berjabat tangan. "Jadi lo setuju?" tanya Liam.

"Ya, mulai sekarang buat sementara gue berperan sebagai Liam dan lo sebagai Zeline."

"Oke, gue siap!" ucap Liam. "Terus gue harus gimana sekarang?"

"Sekarang anterin gue ke rumah," titah Zeline.

"Hah?" Liam cengo.

Zeline menarik napas dan menjelaskan bahwa Liam harus  tahu rumahnya karena sekarang yang tinggal di rumahnya adalah Liam yang berada di tubuh Zeline.

TBC
________

Krisarnya
Dengan menekan ☆ akan membuat penulis bahagia
Komen yang baik yah

Salam,

Ayragasha

Cermin TerbalikTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang