03. Benda Berharga

808 95 50
                                    

"Masa iya, gue harus pake ini?" Liam sembari menempelkan ponsel di telinganya.

"Ya, iyalah, lo harus pake!" balas dari seberang sana.

"Pake BH?" Liam menunjukan benda itu keluar jendela memperlihatkan pada pemuda di luar gerbang rumahnya, ralat lebih tepatnya rumah Zeline. "Ah! Gila!"

"Heh, jangan dikibarin, dong gue malu!" protes Zeline ketika melihat benda yang amat berharga itu diputar-putar layaknya cowboy memegang talinya.

"Abisnya lo nyuruh gue kayak gini, 'Kan gue jijik."

"Udah cepet pake aja, terus pake baju yang menurut lo bagus! Cepetan nanti cowok gue datang dia biasanya suka jemput gue!" protes Zeline lagi.

"Ah, nyesel gue udah nyetujuin. Lagian sih lo kenapa malem-malem keluyuran. Gue juga yang kena imbas!"

"Heh, 'kan lo yang duluan ngasih ide, jadi rasain saja!" Zeline melipat tangan di dadanya, ia terlihat kaku karena tidak terbiasa dengan tubuh laki-laki.

"Ini gimana masanginnya?" Liam menyimpan ponsel dan menekan speaker pada ponselnya.

"Masangin apa?" Zeline bingung.

"Ini BH!" tukas Liam.

Zeline mengembuskan napas berat, merasa malu sendiri dengan kelakuan Liam. "Gue, gak bisa ke sana oke, lo harus akal-akalin sendiri masangnya, tapi cepet pasti dia datang sebentar lagi."

"Iya, iya bawel." Liam mengembuskan napas lega ternyata dia berhasil memasangkan benda yang sulit itu, lalu dia memakai kaus putih polos dan cardigan yang serasi dengan warna rok selutut berwarna merah marun.

"Ternyata gue cantik juga," gumam Liam sembari menyisir rambut panjang Zeline.

"Heh, itu muka gue!" timpal Zeline yang ternyata gumaman Liam terdengar.

"Iya, iya Bu Haji daging," balas Liam.

Kemudian terdengar suara motor sport dari arah kiri, lalu Zeline melirik ke asal suara, ternyata itu Aydan Ananda---pacar Zeline sudah datang. "Hey, cepetan siap-siap pacar gue udah datang," bisiknya pada telpon.

Liam yang mendengar langsung gemetar dan kalang kabut, apa yang harus dia lakukan sekarang tidak mungkin dia akan berpacaran bersama laki-laki. Ini hal yang menjijikan yang akan Liam alami. Mencari sesuatu dia harus membawa tas agar terlihat seperti cewek feminim yang ia ketahui.

Sementara Zeline dia bersembunyi di balik pohon agar tak terlihat oleh Aydan. "Siap-siap, dia mau masuk,"

"Oke, oke."

***

Setelah mendengar suara pria dari ruang tamu, Liam segera keluar kamar dia sudah siap menjalankan hidup sebagai seorang wanita walau badannya terlihat kaku, dan gaya tubuhnya tidak bisa lentur layaknya seorang wanita, dari cara berjalannya pun seperti laki-laki.

"Hey, Zeline!" teriak Aydan pada Liam ketika melihatnya dari lantai dua.

Liam mematung, ia harus menyapa bagaimana? kemudian dia melambaikan tangan lalu tersenyum. "Hay, sayang," ucapnya kaku.

"Buset, geuleuh manggil sayang ka lalaki," batin Liam. [Buset, jijik manggil sayang ke cowok]

Liam mengetikanan pesan pada Zeline menanyakan siapa nama pacarnya itu, tidak lama Zeline membalas dan memberitahu Namanya Aydan Ananda.

***

Aydan tidak bisa meminta izin pada orang tua Zeline untuk mengajaknya pergi karena orang tuanya tidak ada di rumah mereka sibuk bekerja, lalu dia meminta izin saja pada pembatu yang selalu mengurus Zeline. Tentu saja, pembantu itu mengizinkan karena sudah percaya padanya yang sering mengajak Zeline pergi.

Setelah Aydan izin dia menggandeng tangan Zeline ke luar, lalu berhenti di samping motor sport Aydan. "Ayo cepet naik," ketus Aydan.

Liam hanya diam saja dia sangat tidak mau berboncengan bersama laki-laki ini, kalau saja Aydan tahu kalau orang yang di hadapannya ini laki-laki ia juga pasti akan bergidik ngeri.

"Hey, sayang kenapa diem aja. Ayo naik!" ucap Aydan yang sudah menaiki motor.

"Oh, gue tahu." Aydan meraih helm dan berniat untuk memasangkannya pada Zeline. Sedangkan Liam yang tahu akal-akalan pria langsung memegang helm itu.

"Biar gue aja yang pasang," ucap Liam ia tidak mau merasa dirinya gay lagi, selanjutnya Liam segera naik ke motor Aydan.

Liam mengetikan pesan pada Zeline agar dia terus mengikutinya, sedangkan Zeline yang mendapat pesan dari Liam melongo menahan rasa cemburunya, padahal Aydan pergi bersama dirinya tapi tidak dengan jiwanya, ini benar-benar menyiksa.

"Ya, ampun kenapa gue cemburu, Sih?" lirih Zeline yang masih bersembunyi di balik pohon.

TBC
_______

Krisarnya
Dengan menekan ☆ akan membuat penulis bahagia
Komen yang baik yah ...

Cermin TerbalikTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang