#23

758 92 1
                                    


"Kau mau kemana?" Tanya kak Brian melihat ku sedang bersiap untuk pergi.

"Mau ke Ragnala!" ( Kalo lupa baca chapter 16 ) "Aku pergi dulu ya!"

"Iya hati-hati"

Aku pergi sendiri keRagnala, kata Cedric dia udah pindah ke Ragnala.
Dia bilang dia nggak mau ngerepotin ibunya, lagi pula dia sudah berumur 25 tahun.

.

Yang aku ingat hanyalah Danau nya, dan Ragnala tepat di tepi Danau.
Tapi yang anehnya aku tidak melihat Ragnala yang ada diingatan ku, atau aku salah Danau?.

"(Name)!" Terik seseorang.

"Cedric!"

"Kau dari mana saja? Kenapa lama sekali?" Tanya Cedric.

"Aku sedang mencari dimana Ragnala. Apa jangan-jangan Ragnala sudah pindah?" Aku yang mulai berfikir macam-macam.

"Tidak, Ragnala berada ditempat biasa"

"Kau tau Ced, yang kulihat hanyalah sebuah Rumah besar. Yang kuyakini itu bukan Ragnala, karena Ragnala yang diingatan ku tidak sebesar itu" aku menunjuk ke arah rumah besar.

 Yang kuyakini itu bukan Ragnala, karena Ragnala yang diingatan ku tidak sebesar itu" aku menunjuk ke arah rumah besar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cedric melihat rumah itu, lalu berbalik melihatku lagi.
"Itu Ragnala!"

"Apa kau bercanda, jika iya. Maka ini sangat tidak lucu"

"Itu benar-benar Ragnala, aku hanya merenovasi nya agar saat kita menikah nanti. Aku, kamu dan anak-anak kita nanti, akan sangat leluasa bermain disini" jelas Cedric, sambil mencium tangan kananku.

"Bukankah itu sangat besar"

"Tidak untuk keluarga kecil kita nanti" Cedric memegang tanganku, "bagaimana kalau kita masuk dulu"

Kami berjalan masuk kedalam. didalam masih ada beberapa tempat yang kosong, bahkan rumah ini hanya punya satu peri rumah.

Kami duduk disofa, tepat didepan perapian. Aku bersandar dibahu Cedric, dan Cedric menyandarkan kepalanya dikepalaku.

Beberapa saat sunyi. Aku mulai mengingat ada sesuatu yang harus kukatakan kepada Cedric, rasanya agak tidak enak memberitahu saat sedang menikmati suasana berduaan.

"Ced" panggilku lembut.

"Hmm"

"Aku sepertinya akan menetap di Indonesia" aku langsung to the point.

Cedric duduk tegap, dan menatapku dengan tajam "apa maksudmu menetap?"

"Ya... Tinggal, menetap disuatu daerah pada waktu yang lama"

"Bagaimana dengan Ragnala? Bagaimana dengan masa depan kita? Bagaimana dengan rencana yang kita persiapkan dari awal?" Cedric mulai meninggi kan suaranya.

"A-a-aku kurang yakin, maksudku..." Kalimatku terpotong.

"Kalo boleh tahu, apa alasanmu untuk menetap di Indonesia?" Cedric mulai menenangkan dirinya.

𝐀 𝐍𝐄𝐖 𝐋𝐈𝐅𝐄Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang