9. Tak Berubah Pikiran

23.9K 2.1K 12
                                    

Di mansion Damian

Pagi sudah datang. Namun, masih belum ada tanda-tanda dari para bawahannya tentang Xavier. Saat ini, Damian dan Vergio sedang memikirkan kemungkinan-kemungkinan dimana Xavier saat ini.

"Apa Xavier diculik?" ucap Vergio tiba-tiba.

"Aku tidak tahu. Kami memang tidak memasang CCTV di toilet. Itu akan sangat berbahaya jika disalahgunakan. Tapi untuk saat ini, masih belum ada kabar sedikitpun" ucap Damian pelan. Dia khawatir, sangat.

"Xavier tidak pernah lolos dari pencarian anggota kita. Dia juga tidak akan pergi terlalu jauh bukan. Biasanya kita selalu menemukannya" ucap Vergio

"Jika benar Xavier diculik, siapa yang menculiknya?" ucap Damian

Mereka berpikir keras. Namun, tak lama kemudian mereka saling menatap dengan tatapan tak percaya. Hanya ada satu orang yang bisa lolos dari pencarian mereka.

"Aldrick" ucap mereka bersamaan.

• 👑 •

Di mansion Avilash

Aldrick dan Arvian tengah memikirkan perkataan Tamara pada Erlos kemarin, lebih tepatnya hanya Arvian. Jika memang bukan Damian dan Vergio dalang dari penculikan itu, maka mereka salah sudah menculik Xavier.

Namun Aldrick yang memang menyimpan dendam pada keduanya tak peduli. Meski bukan mereka yang menculik baby Xion, mereka harus menebus apa yang sudah mereka lakukan 'saat itu'.

"Dad, apa tidak sebaiknya kita mengembalikan Xavier pada mereka?" ucap Arvian pelan.

Bisa dibilang, hanya Aldrick yang menyimpan dendam pada Damian dan Vergio. Tadinya Arvian juga, namun Erlos menyuruhnya untuk tidak ikut campur dengan dendam daddynya karena mereka tidak tau cerita dari pihak Damian dan Vergio.

Erlos tidak dapat membenci mereka karena dia dapat melihat bahwa mereka tidak punya niat jahat. Hanya saja, daddynya selalu menghindar dan memberikan tatapan kebencian pada mereka.

Jika yang diceritakan daddynya benar bahwa mereka yang sudah membunuh'nya', bukankah harusnya mereka membenci daddy dan anak-anaknya? Karena Damian, Vergio, dan 'dia' tidak punya masalah apapun.

"Tidak, daddy akan tetap menahan Xavier disini" ucap Aldrick santai.

"Mereka tidak bersalah dad. Anak itu juga merindukan mereka. Kenapa daddy tetap menahannya?" ucap Arvian pelan. Xavier adalah anak dari musuh daddynya. Dan sialnya, Xavier mengingatkannya dengan baby Xion. Jika terus melihatnya, bisa-bisa Arvian malah menyayanginya. Oleh karena itu, untuk mencegahnya, dia jadi berlaku kasar kemarin.

Jika baby Xion masih bersama mereka, pasti dia sudah sebesar Xavier.

"Sudahlah boy. Cukup percaya dengan daddy. Daddy tidak akan menyakitinya" ucap Aldrick

"Huft! Terserah daddy" ucap Arvian pasrah.

Mereka tidak sadar kalau sedari tadi Tamara mendengarkan pembicaraan mereka.

Flashback on

Tamara membuka matanya perlahan. Menyesuaikan cahaya yang masuk ke matanya. Dia menghela napas lega saat tau dia ada di kamarnya.

Dia keluar dari kamarnya dan menemukan daddy dan kakak keduanya sedang duduk di ruang keluarga. Dia akan menghampiri mereka namun dia penasaran dengan apa yang sedang mereka bicarakan.

Dia bersembunyi dibalik tembok dan mendengarkan semuanya. Sontak dia terkejut.

Flashback off

"Daddy! Kakak!" panggil Tamara

Aldrick dan Arvian menoleh ke arah Tamara.

"Kau sudah bangun ternyata" ucap Aldrick

"Dad! Damian dan Vergio tidak bersalah! Aku sudah menemukan buktinya kemarin" ucap Tamara

"Daddy tahu" ucap Aldrick santai

"Lalu!? Daddy tidak mengembalikan Xavier pada keluarganya? Dia pasti takut. Kan mereka tidak menculik baby Xion, kenapa daddy menculik Xavier?" ucap Tamara tak habis pikir. Apa daddynya tidak kasian dengan anak itu?

"Tidak usah dipikirkan. Kembalilah ke kamarmu dan istirahatlah" ucap Aldrick

"Dad-" ucap Tamara namun dipotong oleh Aldrick

"Jangan membantah" ucap Aldrick dengan tatapan tajam.

"Aku mau melihat Xavier" ucap Tamara

"Tidak. Kembali ke kamarmu" ucap Aldrick kemudian menyuruh Arvian membawa Tamara ke kamar.

Tamara pun kembali ke kamarnya dengan pasrah. Arvian juga mengekor di belakangnya.

'Aku harus memastikan anak itu baik baik saja nanti dengan atau tanpa persetujuan daddy' batin Tamara

• 👑 •

Sekarang sudah jam 7 malam.

Xavier sudah bangun sekitar jam 12 siang. Begitu menemukan dirinya ada di kamar yang sama, dia langsung menangis. Dia mau pulang! Kenapa juga hanya dia yang diculik! Kan Aldo dan Edwin juga anak papa!

"Hiks papa hiks mau pulang hiks" tangis Xavier

"Papi hiks tolongin Vier hiks" lanjutnya

CEKLEK

Pintu dibuka oleh seseorang. Xavier berharap itu bukan pria yang kemarin datang ke kamar ini.

"Xavier?"

TBC

Xavier Rezvan Avilash (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang