38. Kedatangan Kakek

10.1K 983 21
                                    

"Tuan muda, anda tidak apa-apa?"

Arvian membuka matanya melihat siapa yang sudah menyelamatkannya.

"Kakak!" panggil Tamara

Tamara mendekat ke arah kakaknya dan seorang pria dengan topi dan masker yang menutupi sebagian wajahnya.

"Siapa?" tanya Arvian sembari mencoba bangkit dari posisi terjungkal akibat tubrukan pria itu.

Pria itu membuka masker dan topi yang ia gunakan untuk mengawasi putra kedua dan putri satu-satunya keluarga Avilash. Arvian dan Tamara tampak terkejut.

"Luis? Bagaimana kau bisa ada disini?" tanya Tamara heran.

Luis, salah satu anggota Demon King kepercayaan Erlos, tiba tiba ada di tempat yang sama dengannya dan kakak keduanya. Mereka jarang sekali melihat Luis karena pria itu jarang sekali keluar dari mansion kecuali..

"Saya diperintahkan oleh tuan muda Erlos untuk mengawasi tuan muda dan nona. Saya juga sudah mengirim beberapa anggota lain untuk menangkap pelaku penembakan terhadap tuan muda. Sebaiknya tuan muda dan nona segera pulang karena kondisi di sini sudah tidak aman. Silakan masuk ke dalam mobil, saya akan mengantar tuan muda dan nona ke mansion" ucap Luis sembari mengarahkan Arvian dan Tamara ke mobil yang ia bawa.

"Tunggu, Luis"

Luis menghentikan langkahnya.

"Antarkan kami ke rumah sakit saja. Kami ingin melihat Xavier" ucap Tamara

Luis terlihat agak gugup namun ia membungkukkan badannya kemudian berkata

"Maaf nona, tapi sepertinya nona dan tuan muda harus pulang ke mansion karena tuan Adolf sudah menunggu cucu-cucunya di mansion sejak 1 jam yang lalu"

Arvian dan Tamara membulatkan matanya. Terkejut akan perkataan Luis.

"Kakek datang?!" ucap keduanya serempak.

"Apa kakek tahu apa yang terjadi di mansion? Kalian tidak memberitahunya kan?" tanya Arvian

"Maaf tuan muda, namun tuan Adolf sempat mengamuk saat tidak melihat satu pun anggota keluarga di mansion dan memeriksa cctv di dalam mansion" ucap Luis sembari meringis mengingat betapa brutalnya tuan besarnya memecahkan beberapa barang karena pundung tidak ada yang menyambutnya dan semakin menjadi setelah melihat apa yang terjadi di cctv.

Arvian dan Tamara menghela napas bersamaan. Mereka yakin kakek mereka tidak akan melepaskan daddy mereka dengan mudah.

'Dad, kau dalam bahaya' batin mereka meringis.

• 👑 •

Jam sudah menunjukkan pukul 7 malam. Sejak bangun tadi, Xavier selalu menempel dengan Aldrick. Bahkan Aldrick sedaritadi harus menahan hasrat ingin buang air kecil karena putra bungsunya terus menahan tangannya agar tidak pergi kemanapun.

"Baby, lepas dulu ok? Daddy sudah tidak tahan" ucap Aldrick terus membujuk.

"Tidak boleh. Daddy tidak boleh kemana-mana" ucap Xavier sembari menggelengkan kepalanya cepat.

"Kalau begini, daddy bisa mengompol, sayang"

"Pftt.. "

Suara cekikikan terdengar dari arah sofa. Siapa lagi jika bukan Vergio. Ia mati-matian menahan tawanya agar tidak keluar. Jika kalian bertanya dimana Damian, ia pulang ke mansionnya untuk mengabari keluarganya dan mengurus beberapa permasalahan.

Aldrick langsung menatapnya tajam.

"Papi huwaa mau sama papi.. Daddy jahat" tangis Xavier keras.

Xavier Rezvan Avilash (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang