8. Kebenaran

25.2K 2.3K 19
                                    

Di mansion Avilash

Sekarang sudah hampir pukul 9 malam. Aldrick, Erlos, dan Arvian sedang duduk bersama di ruang keluarga.

"Dimana Tamara?" tanya Aldrick

"Sepertinya dia belum pulang dad" ucap Erlos

"Tadi pagi Tamara kembali ke sekolah. Aku belum melihatnya lagi setelah pulang dari gudang kosong itu" ucap Arvian

Aldrick mengernyitkan keningnya. Tak biasanya putrinya belum pulang selarut ini. Dia mengambil ponselnya dan menghubungi putrinya. Namun, ponselnya tidak aktif. Aneh.

"Gero!" panggil Aldrick

"Ya tuan" ucap Gero

"Cari keberadaan Tamara sekarang!" perintah Aldrick pada Gero.

Gero membungkukkan badannya dan langsung melaksanakan tugas dari tuan besarnya.

"Aku akan ikut mencarinya" ucap Erlos kemudian bangkit dari duduknya.

"Hm. Cari adikmu boy" ucap Aldrick

Erlos mengambil jaketnya lalu menjauh dari mansion dengan motor kesayangannya.

• 👑 •

Di gudang belakang sekolah

Tamara mulai mengerjapkan matanya. Tengkuknya terasa sakit. Dia menyenderkan tubuhnya pada tembok di sudut ruangan.

Dia mencoba mengingat-ingat apa yang terjadi sebelum dirinya pingsan. Ah, benar, saat dia akan memberitahu daddynya tentang pesan itu, seseorang memukul tengkuknya.

Dan sekarang, kaki dan tangannya diikat. Mulutnya juga dibungkam dengan kain. Sial! Berani-beraninya orang itu melakukan ini padanya!

Ponselnya dan ponsel yang dia temukan juga hilang. Arghh! Dia harus secepatnya keluar dari sini!

Dia merogoh saku jas sekolahnya dengan tangan yang terikat. Dia selalu membawa pisau kecil untuk keadaan genting. Namun, dia tidak menemukannya. Pasti orang itu sudah mengambilnya.

Tidak ada cara lain.

"MMPHHH! MMMPH!" teriaknya sekuat tenaga. Berharap ada orang yang lewat di sekitar sini.

Dia terus berteriak namun tidak ada tanda-tanda orang lain di dekat sini.

Rasanya dia akan pingsan. Dia belum makan dari pagi dan energinya habis untuk berteriak. Akhirnya Tamara memejamkan matanya, dia masih sadar, hanya saja dia bingung apa yang harus dia lakukan.

• 👑 •

Erlos memarkirkan motornya di parkiran sekolah Tamara. Arvian mengatakan Tamara kembali kesini pagi tadi. Dia akan mengecek di sekolah ini terlebih dahulu.

"Gero, suruh anggota Demon King berpencar di sekolah ini. Cari di semua ruangan. Jangan sampai ada yang tertinggal. Mengerti?" ucap Erlos

"Mengerti, tuan muda" ucap Gero kemudian melaksanakan perintahnya.

Erlos pergi ke arah ruangan CCTV. Dia memutar CCTV ke waktu pagi. Dapat ia lihat Tamara sedang duduk di taman belakang sekolah dan bersandar pada pohon. Namun tiba-tiba semua CCTV menampilkan layar hitam. Dia semakin yakin ada yang tidak beres.

Erlos melangkahkan kakinya ke taman belakang.

"TAMARA, KAU DIMANA?" teriak Erlos

Sedangkan di dalam gudang, Tamara mendengar suara teriakan kakaknya samar-samar.

"MMMPHH" teriaknya. Ia harap sang kakak mendengarnya.

Tatapan Erlos menuju ke arah gudang belakang sekolah. Dengan segera ia menghubungi Gero agar mengambilkannya apapun yang bisa membuka gembok itu.

Tak lama kemudian, Gero datang dengan sebuah jepit rambut. Erlos dengan cepat membuka gembok itu beserta rantai-rantainya. Kemudian ia menendang pintu gudang dengan keras.

BRAK!

Erlos membolakan matanya melihat Tamara dengan keadaan terikat dengan mulut yang terbungkam oleh kain. Ia mendekat ke arah Tamara dan langsung melepaskan tali dan kain itu.

Erlos langsung menggendong Tamara ala bridal dan membawanya menuju ke mobil yang berisi anggota Demon King. Ia tak peduli dengan motornya. Keluarganya lebih penting dari apapun.

"K-kak, bukan D-damian dan V-vergio yang menculik-" Tamara tidak kuat melanjutkan ucapannya. Ia pingsan.

Meski begitu, Erlos dapat mendengar apa yang diucapkan oleh Tamara. Dugaannya benar. Tidak mungkin pria itu membocorkan dalang dari penculikan baby Xion hanya karena takut ditembak. Bahkan saat dipukuli, dia masih merahasiakan orang itu, padahal bisa saja dia mati babak belur.

Erlos berjanji akan menyelidiki semua ini.

• 👑 •

Sesampainya di mansion, Aldrick dan Arvian terkejut dengan kedatangan Erlos dan Tamara yang tak sadarkan diri di gendongannya.

"Apa yang terjadi dengan adikmu?" tanya Aldrick khawatir.

"Aku juga tidak tau dad. Aku menemukannya di gudang belakang sekolah. Tamara sempat mengatakan sesuatu padaku tadi. Aku yakin ini ada hubungannya dengan dalang dari penculikan baby Xion. Orang itu mengikat dan mengurung Tamara di gudang karena Tamara mengetahui sesuatu" ucap Erlos panjang lebar.

"Apa yang Tamara katakan?" tanya Aldrick






























"Bukan Damian dan Vergio yang menculik baby Xion"

TBC

Xavier Rezvan Avilash (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang