Forgive and forget, not revenge and regret.
-Garendra-
"Nggak mau cerita, sama kita?" Tanya Rindu setelah sekian menit hanya berdiam-diam saja didalam rumah baru yang Alesha tinggali sekarang.
"Bukan nggak mau cerita, tapi gue beneran belum bisa ceritain semuanya ke kalian," jawab Alesha mencoba memberi pemahaman untuk teman-temannya.
"Kita, lo anggap apa sih Sha?" Timpal Erliza.
"Kalian, teman yang udah gue anggap sebagai saudara sendiri. Tapi, ngertiin gue, gue bener-bener belum bisa cerita."
"Seenggaknya inti permasalahan lo itu apa Sha? Lo yang tiba-tiba pergi, tanpa kasih tau alasan semuanya ke kita, satu chat aja lo ke kirim ke kita dan lo? Lo langsung pergi! Dan tiba-tiba sekarang lo kembali, sebenarnya ada apa?" Cerocos Amara yang juga mulai ikut jengah dengan semuanya.
Alesha menghembuskan nafasnya. "Kalau temen nggak harus tau semuanya kan? Privasi itu nggak harus di kasih tau ke temen kan? Gue bukanya nggak percaya sama temen, atau malah gue takut, enggak sama sekali. Tapi, gue bener-bener belum siap untuk cerita," ucap Alesha masih berusaha memberi pengertian untuk temannya.
"Kalau soal gue balik lagi kesini, itu karena disana gue udah bener-bener kesiksa. Sorry juga gue belum bisa cerita lagi semuanya, gue cuma pengen kalian ngertiin gue sekarang," lanjut Alesha.
"Maaf, Sha," ujar Rindu, Erliza, serta Amara secara bersamaan.
"Gue sedikit tau ceritanya, tapi nggak terlalu detail. Gue pengen denger dari lo sendiri, Sha," ucap Rindu mencoba memancing Alesha agar bisa mengatakannya sekarang. Dirinya dihantui oleh rasa penasaran selama ini.
"Gue nggak akan maksa sekarang kalau lo benar-benar belum siap, kita tunggu lo sampai bisa cerita, apapun kenyataannya Sha, kita nggak akan pernah benci sama lo," lanjut Rindu mengelus punggung Alesha lembut.
Alesha meneteskan air matanya. " I'm stupid. Because I'm wasting people who really love me so sincerely. It's all because I tried to avoid the reality of fate!" Ucap Alesha menutup wajahnya dengan kedua tangannya.
"Maksudnya 'mencoba menghindari kenyataan takdir' itu apa, Sha?" Tanya Erliza.
"Takdir bahwa saudara gue itu meninggal bukan karena dia tapi karena takdir! Gue udah berusaha untuk mencoba ikhlas, but I can't!" Jawab Alesha.
"Dia itu, Garen? Betul Sha?" Kini giliran Amara ikut bertanya. Alesha mengangguk.
"Gue selalu nganggap dia itu adalah seseorang yang sudah membunuh saudara kembar gue. Ya, gue adalah kembaran mantan pacar dia yang beberapa tahun lalu meninggal. Namanya Arizka. Arizka meninggal karena kecelakaan, Arizka bisa kecelakaan, gara-gara ngejar dia!" Jelas Alesha menahan isakannya.
"Itu yang buat gue pindah dari Amerika ke kota dimana gue lahir ini. Dan tujuan gue cuma satu, balas dendam dengan membuat hidup dia benar-benar hancur-hancur se hancur-hancurnya. Tapi, kenyataannya bukan cuma dia yang hancur, gue juga," lanjut Alesha, menceritakan semuanya memang sangat berat, tetapi memikulnya sendirian ia juga benar-benar tidak mampu.
KAMU SEDANG MEMBACA
GARENDRA || The Second Chance
Teen Fiction❝Merelakan, melepaskan bukan sekedar mengurai ikatan. Tetap akan ada sisa yang tertinggal. Selesaikan dan mulailah yang baru❞ Garendra, terjebak dalam pergulatan batin. Kembalinya Alesha, gadis yang pernah ia cintai, mengusik luka lama yang tak kun...