"Dia yang bikin gue seneng sampai terbang setinggi tingginya, dia juga yang bikin gue jatuh sejatuh jatuhnya dalam satu waktu. Iya cuma dia, si Juna!" Curhat Erliza sembari meremas bantal yang berada di pangkuannya. Saat ini Erliza, Rindu, juga Amara tengah berada di rumah Alesha.
"Masih nggak bisa move-on ternyata, gue kira lo selalu biasa aja itu udah lupain Juna, Za," ucap Amara.
"Dulu aja lo Za, marah-marah sama dia. Sekarang malah jadi korban nggak bisa move-on sama mantan," lanjut Rindu.
"Makanya, lo jangan galak-galak Za, biar Juna nggak sungkan buat cerita sama lo," timpal Alesha terkekeh pelan.
"Jadi disini gue yang salah?! Harusnya kalian itu bela gue, kenapa malah kesannya gue yang salah sih? Nyebelin," dumel Erliza.
"Seharusnya, waktu itu lo menahan Za bukan melepaskan," ucap Alesha.
"Gimana gue mau nahan Sha? Gue udah sakit hati banget sama dia! Dia pergi dari gue mungkin benar-benar dari hati dia, gue bisa apa?"
"Cari yang lain aja Za, ngapain lo masih suka sama cowok kaya dia? Udahlah lupain," ujar Rindu.
"Please, lo harus kerumah gue karena rumah gue ada kaca yang sebesar dosa Amara! Biar lo bisa ngaca dan sadar diri kalau lo juga gila karena masih nggak bisa lupain cowok yang beda agama sama lo! Lebih gila lagi lo masih ngejar-ngejar dia!" Tukas Erliza mengebu-ngebu.
"Enak aja dosa gue! Gue nggak punya dosa ya!" Ucap Amara.
"Gue juga udah sadar diri Za, tapi apalah daya gue yang nggak bisa lupain manusia sesempurna Samudra, dia bakal tetap jadi pemeran utama dicerita hidup gue, meskipun dia belum pernah jadi milik gue,"
"Cinta emang buta ya Rin, ada cowok yang lebih sayang sama lo dari segala-galanya pun lo tetap nggak sadar," tukas Alesha.
"Lo ngomong apa sih Sha?"
"Gue tunggu lo sadar Rin," lanjut Alesha.
"Mending cariin gue pengganti Ju--" ucapan Erliza tiba-tiba saja terpotong.
"Alesha," panggil seseorang.
"Audrey?" Gumam Alesha.
"Aduh, ada orang nggak tau sopan santun nih! Main nyelonong masuk aja! Nggak pake permisi lagi," sindir Amara.
"Positif thinking aja Mar, mungkin otaknya ketinggalan di rumah," lanjut Erliza.
"Maaf kalau nggak sopan, gue kesini cuma mau kasih makanan ini aja buat lo," ucap Audrey.
"Gila! Dia kasih pizza sebanyak itu buat Alesha?" Bisik Rindu tepat ditelinga Amara.
"Gue tau kali kalau dia cuma mau caper," jawab Amara pelan.
"Repot-repot banget bawain makanan Drey," ucap Alesha lalu menerima makanan itu.
"Cuma sebagai ucapan terimakasih karena lo udah bantu gue kemarin, gue cuma mau kasih itu aja, jangan lupa dimakan, gue pulang dulu,"
"Loh mau pulang sekarang? Nggak mau ngobrol-ngobrol sama kita?" Tanya Alesha.
"Sha lo apa-apaan sih! Nggak mau gue," bisik Erliza.
"Kalian jangan gitu, Audrey udah berubah kok. Nggak sepantasnya kalian masih benci sama dia," ucap Alesha.
"Eh, nggak apa-apa kok Sha, kalau gitu gue pamit pulang, maaf ganggu kalian," pamit Audrey lalu berjalan keluar dari rumah Alesha.
"Gue jadi nggak enak sama dia," gumam Alesha.
"Halah! Nggak usah lo ngerasa gitu Sha. Kalau menurut gue lo nggak perlu merasa nggak enak, dienakin aja karena ada makanan banyak didepan kita," timpal Rindu.
KAMU SEDANG MEMBACA
GARENDRA || The Second Chance
Teen Fiction❝Merelakan, melepaskan bukan sekedar mengurai ikatan. Tetap akan ada sisa yang tertinggal. Selesaikan dan mulailah yang baru❞ Garendra, terjebak dalam pergulatan batin. Kembalinya Alesha, gadis yang pernah ia cintai, mengusik luka lama yang tak kun...