"Audrey?!"
Dengan langkah pelan Audrey berjalan menuju kearah Garen juga Alesha.
"Boleh gue duduk?" Tanya Audrey kepada Garen yang tengah menatapnya datar.Garen hanya mengangguk singkat.
Audrey duduk tepat disamping Alesha. "Gue pulang aja ya biar kal--" ucapan Alesha segera dipotong oleh Garen.
"Lo tetap disini." Pitong Garen tanpa bantahan. Alesha hanya mengangguk pelan.
"Ngapain lo kesini? Mau cari muka lagi sama Papa? Atau sama gue," tanya Garen menatap Audrey penuh kebencian.
"Gue cuma mau minta maaf sama lo Gar, gue banyak salah dulu sama lo, lo tertekan gara-gara gue, gue, gue menyesal Gar! Gue minta maaf," ucap Audrey menatap sendu kearah Garen.
"Lo cuma bisa caper, gue muak liatnya!" Ujar Garen berdecih pelan.
"Gar, dia tulus kok mau minta maaf sama lo," tukas Alesha.
"Bisa-bisanya lo juga terpengaruh sama cewek kaya dia!"
"Gar, gue tau gue salah, gue minta maaf sama lo tulus Gar, gue benar-benar menyesal."
"Apa perlu gue cium kaki lo supaya lo bisa maafin gue?" Lanjut Audrey. Garen masih tetap menatap datar kearah Audrey.
"Kalau itu yang lo mau gue bisa ngelakuin," Audrey segera berdiri dari duduknya. Hendak melangkah kearah Garen. Namun pergerakannya terhenti.
"Berhenti! Gue nggak sudi lo sentuh!" Tekan Garen. Audrey kembali duduk pada tempatnya.
"Gue harus apa supaya lo maafin gue Gar? Gue bisa lakuin apapun supaya lo mau maafin gue!"
"Rubbish!" Ucap Garen.
"Udah Gar, maafin aja Audrey, nggak baik nyimpen dendam sesama manusia,"
"Gue bakal maafin lo, asal lo nggak pernah menampakan diri dihadapan gue lagi, Audrey."
"Gue akan berubah, dan pergi, terimakaih Garendra dan maaf."
"Hm, ada urusan lagi?" Tanya Garen.
"Enggak, gue kesini cuma mau minta maaf aja kok sama lo."
"Pintu rumah gue disebelah sana, lo bisa pulang sekarang," lanjut Garen melirik pintu rumah miliknya.
Audrey paham, dirinya memang salah.
"Kalau gitu gue pamit pulang, makasih Sha udah bantuin gue, see you Gar," pamit Audrey lalu segera pergi dari rumah Garen itu."Gue juga mau pul--"
"Kak Alesha?" Alesha yang merasa namanya dipanggil pun segera menoleh kearah sumber suara.
"Ghea?" Beo Alesha. Mata-nya tak sengaja melihat kearah seorang anak yang digendong oleh Ghea.
"Itu? Anak lo Ghe?" Tanya Alesha tersenyum tipis. Ghea tak menghiraukan pertanyaan Alesha.
"Ngapain Kak Alesha kesini?" Tanya Ghea ketus. Jangan lupakan bahwa Ghea sangat membenci Alesha karena Alesha, Garen menjadi berubah.
Alesha menghembuskan nafasnya pelan.
"Ghe, gue minta maaf ya sama lo, gue tau salah gue benar-benar fatal, maafin gue ya?""Harusnya Kak Alesha minta maaf sama Bang Garen! Abang nggak usah deh maafin Kak Alesha, nggak pantes dia dapet maaf," ucap Ghea menatap datar Alesha juga Garen.
"Ghe, jangan ngomong kaya gitu, Alesha tulus minta maaf, harusnya kamu tau Alesha benar-benar sudah menyesal," tukas Garen.
"Abang masih mau maafin dia? Abang bego banget ya! Udah disakitin sama dia berkali-kali tapi Abang masih aja maafin dia! Abang juga harus mikir, gara-gara Kak Alesha, Abang jadi kaya kemarin! Apa Abang lupa?!" Ujar Ghea panjang lebar.
KAMU SEDANG MEMBACA
GARENDRA || The Second Chance
Teen Fiction❝Merelakan, melepaskan bukan sekedar mengurai ikatan. Tetap akan ada sisa yang tertinggal. Selesaikan dan mulailah yang baru❞ Garendra, terjebak dalam pergulatan batin. Kembalinya Alesha, gadis yang pernah ia cintai, mengusik luka lama yang tak kun...