"Garen? Masuk dulu sini, kita ngopi-ngopi bareng, kita ngobrol sebentar," sapa Arsen ketika melihat Garen masih duduk di atas motornya.
"Bang, Garen pasti capek, lo pulang aja Gar istirahat," ucap Alesha.
"Nggak apa-apa Sha, belum terlalu malam juga, lagian gue mau ngapain nanti dirumah, paling cuma main game," ujar Garen lalu segera turun dari atas motornya.
"Ya udah kalau gitu,"
"Garen aja mau, masuk Gar, biar dibikinin kopi sama Alesha," sahut Arsen. Garen juga Alesha pun masuk kedalam rumah.
"Bentar gue bikinin," ucap Alesha lalu melangkah kedalam dapur rumahnya. Arsen pun duduk di sofa diikuti Garen disampingnya.
"Gimana hubungan lo sama Alesha?" Tanya Arsen. Berniat mencari topik agar tidak canggung.
"Baik, kalau semua masalah selesai, gue ada rencana untuk lebih serius dengan hubungan kita, apa lo izinin Bang?"
"Gue izinin, gue percaya kalau lo bisa bahagiain Adik gue."
"Gue senang dengernya, lo bisa kan Bang, bantu gue nanti untuk atur waktu ketemu sama orang tua lo?" Tanya Garen lagi.
"Bisa diatur, setelah semua membaik Gar. Sekarang gue juga masih berusaha untuk cari jalan keluar masalah ini, kemarin gue sempat kasih laporan ke polisi," jawab Arsen.
"Terus gimana?"
"Lagi dalam proses, kebetulan rumah gue ada CCTV dan kejahatan dia sempat ke rekam, tapi nggak semuanya, cuma tindakan kekerasan dia ke Alesha,"
"Dan untuk orang suruhan Galang yang menghancurkan perusahaan Papa kemarin, juga lagi dalam proses pencarian," lanjut Arsen.
"Gue berharap, semuanya dipermudah Bang,"
"Semoga."
"Ini kopi juga camilannya," ucap Alesha sembari meletakkan nampan diatas meja.
"Hm, btw kalian dari mana? Udah makan?" Tanya Arsen sembari mengambil secangkir kopi diatas meja itu.
"Kumpul sama teman-teman tadi, kita udah makan kok, Abang udah makan?" Jawab Alesha.
"Gue udah sih tadi, kebetulan ada pedagang sate lewat, gue beli deh," jawab Arsen.
"Gue nggak lo beliin?" Tanya Alesha.
"Hehe, gue lupa Sha."
"Kebiasaan!"
"Garen lo mau makan lagi atau gimana? Gue bisa masakin lo, soalnya tadi lo kan nggak makan banyak," tanya Alesha kepada Garen.
"Nggak perlu Sha, gue benar-benar udah kenyang banget," jawab Garen.
"Garen nggak kaya lo, yang doyan makan banyak tapi badan nggak besar-besar!"
"Gue kalau mau besarin badan, mau kaya apa? Kaya kingkong gitu?"
"Nggak lucu!"
"Eh Gar! Besok lo kalau nikah sama ni anak satu, lo harus extra kerja keras biar duit lo banyak."
"Kenapa Bang?" Tanya Garen.
"Soalnya dia kalau makan itu melebihi batas wajar pada manusia umumnya, dia kalau makan pilih-pilih!"
"Pilih-pilih?" Arsen mengangguk.
"Dia nggak suka, makan daun jati masa!"
- g a r e n d r a -
"Serius gue mau nanya," ucap Juna.
"Nanya apaan?" Tanya Revan.
"Kok sekarang Erliza kaya udah nggak tertarik, gitu sama gue?"
KAMU SEDANG MEMBACA
GARENDRA || The Second Chance
Teen Fiction❝Merelakan, melepaskan bukan sekedar mengurai ikatan. Tetap akan ada sisa yang tertinggal. Selesaikan dan mulailah yang baru❞ Garendra, terjebak dalam pergulatan batin. Kembalinya Alesha, gadis yang pernah ia cintai, mengusik luka lama yang tak kun...