Sicheng berdiri di depan cermin. Tangan kirinya memegang pakaian yang tergantung di hanger dan tangan kanannya memadankannya dengan celana. ia berdecak. tak ada yang ia sukai sejak memilih pakaian itu dari sepuluh menit yang lalu.
Mata Sicheng melirik tumpukan baju di atas kasur. ia melempar pakaian yang ia pegang tadi, lalu mengambil pakaian yang lain lantas memadankannya kembali.
Lima belas menit kemudian, Sicheng ke luar dari kamar. ia menemukan Xuxi yang menunggu di ruang tamu dengan ditemani kakaknya.
"kenapa kau lama sekali bersiap-siap? Pacarmu sudah menunggu dari tadi." Ucap Yien kala melihat adiknya yang keluar dari kamar.
Sicheng hanya menyengir, lalu ia menarik tangan Xuxi. "ayo kita pergi." Katanya pada Xuxi.
"gege, kami permisi." pamit Xuxi pada Yien.
Yiean hanya tersenyum memperhatikan tingkah adiknya.
🌷🌷🌷
Xuxi dan Sicheng berangkat menuju salah satu mal terdekat. hampir tiga puluh menit kemudian, mereka sudah sampai di mal itu. mereka berencana akan menonton di bioskop hari ini.
Xuxi dan Sicheng berjalan-jalan sambil menunggu bioskop nya dibuka. Sicheng melirik jam tangannya, sudah menunjukkan pukul 12.00 siang. berarti bioskop sudah dibuka. merekapun menuju lantai paling atas untuk membeli tiket dan menonton film.
Sudah banyak orang yang mengantre untuk membeli tiket. merekapun berunding untuk memilih film apa yang akan di tonton.
"sepertinya ini bagus. teman-teman sudah banyak yang menonton." kata Sicheng sambil menunjuk iklan film horror.
"kamu yakin?" Tanya Xuxi.
Sicheng mengangguk walau sebenarnya ia agak penakut, tapi karena ia penasaran dengan film itu, maka ia harus menontonnya. walau dengan resiko, malam nanti ia tidak akan bisa tidur nyenyak, mungkin.
Pemberitahuan dari pengeras suara memberi tahu, bahwa pintu teater tempat mereka akan menonton, sudah dibuka dan akan segera dimulai.
Film pun dimulai. awalnya tidak ada yang mengerikan, jadi Sicheng fokus menonton film itu. saat film memasuki pertengahan cerita, bagian konflik, semuanya mulai menyeramkan.
Roh jahat yang memasuki si pameran utama menjadi semakin kuat. ia menguasai tubuh si pameran utama itu. Semua akibat ulah sang Pendeta.
Layar besar di depan itu sedang menampilkan bagaimana sang pendeta membantu roh jahat agar dapat menguasai tubuh si pameran utama di dalam sebuah ruangan khusus. Suasana sangat tegang dan mencengkeram. lalu tiba-tiba pintu tertutup dengan kencang dan menimbulkan efek suara yang sangat mengejutkan.
Sicheng berteriak. "aaaaa...!"
Tanpa sadar Sicheng menutup mulutnya dengan kedua tangan. Sicheng tidak takut, hanya terkejut.
"Sicheng?" Panggil Xuxi yang duduk di sampingnya
Sicheng menoleh dan melihat ke sekitar ruangan teater bioskop. Sungguh memalukan. dari sekian banyak penonton di ruangan ini, hanya ia yang menjerit. dan sekarang, hampir separuh penghuni ruangan teater menoleh ke arahnya. ia benar-benar malu.
Sicheng menghempaskan punggungnya pada sandaran kursi. berharap semua orang sudah mulai kembali pada fokusnya. ia pun kembali menatap layar besar di depannya itu. ternyata sudah memasuki akhir film.
Sang pendeta akhirnya bunuh diri karena tak mampu menahan malu telah menghancurkan hidup seseorang hanya untuk kepentingan pribadinya.
Lampu ruangan kembali dinyalakan pertanda film sudah selesai. Sicheng menarik napas lega ketika film itu sudah benar-benar berakhir.
🌷🌷🌷
Mereka memilih makan di sebuah restoran di dekat bioskop. masih di lantai yang sama. setelah memesan makanan berupa La Ji Zi untuk Xuxi dan Tangculiji untuk Sicheng, serta dua gelas Xing Fu Tang, mereka menikmati makanan mereka sambil bercakap-cakap. Xuxi yang terus berceloteh bagaimana penakutnya Sicheng, sampai-sampai bisa menjerit sekeras tadi.
🌷🌷🌷
Sebelum pulang, mereka mampir di taman kota. berkeliling mengitari taman itu. Lampion berwarna merah bergantungan disana. bunga-bunga masih tampak segar walau hari sudah memasuki waktu malam.
Banyak orang disana. ada pasangan yang menghabiskan waktu bersama, ada juga keluarga kecil yang makan malam di stand pedagang kaki lima, serta para pemain skateboard pun ramai disana.
Sepanjang jalan mengitari taman, Sicheng terus saja memegang tangan Xuxi tanpa mau melepaskannya sedetikpun. ia terus menggandeng Xuxi seperti lelaki itu hanya benar-benar miliknya.
Xuxi melirik jam di pergelangan tangannya. waktu sudah menunjukkan lewat pukul delapan.
"Sebaiknya kita pulang sekarang. besok kita harus sekolah lagi." Ucap Xuxi pada Sicheng.
Sicheng hanya mengiyakan. lalu mereka berjalan menuju mobil yang terparkir.
🌷🌷🌷
Xuxi mengantarkan Sicheng pulang. tepat pukul setengan sembilan, mereka tiba di rumah Sicheng.
Setelah pamit pada Yien, Xuxi pun kembali melajukan mobilnya untuk pulang kerumahnya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
King of Hearts ~ Luwin
FanficPemuda Tampan yang menjadi idola para siswa, Jatuh cinta pada anak baru pindahan dari Thailand. ~ Lucas X Winwin ~ ~ Jaebum X Jackson ~ . . MINE 📝