Chapter 12

236 25 6
                                    

~Flashback~

Jaebeom dan Yien menghabiskan akhir minggu berkencan seharian di apartemen Jaebeom. Yien yang berada dalam rangkulan Jaebeom tiba-tiba berkata, "Beom, aku mau melanjutkan kuliah S2 ku ke LA."

Jaebeom melepaskan rangkulannya dan menatap Yien.

"Tidak Yien. bukankah disini juga bisa untuk melanjutkan S2 mu?"

"Kuliah di LA adalah impianku dari dulu Beom. lagian aku sudah diterima disana. dua hari lagi aku akan berangkat ke LA."

Jaebeom hanya diam. Jaebeom sangat kecewa atas keputusan Yien. Percuma rasanya ia sudah memutuskan untuk tetap disini, tidak kembali ke Korea setelah menyelesaikan sarjananya dan melanjutkan mengurus cabang perusahaan keluarganya disini yang tidak sebesar perusahaannya di Korea.

"Jaebeom?" Panggil Yien saat melihat kekasihnya itu hanya diam saja.

"hmm...?"

"aku akan pergi ke LA."

"Terserah!"

Dua hari kemudian, Yien bersiap-siap menuju bandara untuk keberangkatannya ke LA. ia mencoba menghubungi Jaebeom, namun panggilannya tidak diangkat.

Hingga ia sampai di bandara pun, Yien tetap mencoba menghubungi Jaebeom. namun hasilnya tetap sama. Yien tahu Jaebeom marah padanya. tapi Yien tidak mungkin menyia-nyiakan kesempatan untuk melanjutkan kuliahnya disana. tidak semua orang bisa lulus masuk ke Universitas itu.

Yien duduk di ruang tunggu. ia masih mencoba untuk menghubungi Jaebeom, berharap Jaebeom mau mengangkat panggilannya.

Tak lama, Yien pun berdiri ketika mendengar panggilan dari pengeras suara yang memberitahu keberangkatan. Yien menghembuskan napasnya, lalu ia mematikan ponselnya dan berjalan menuju pintu pesawat.

~Flashback End~

🌷🌷🌷

Suasana kafe itu sedikit sepi. hanya ada beberapa orang yang tengah menikmati kopi di mejanya masing-masing.

Jaebeom mengamati Yien yang duduk di hadapannya. dia diam, telapak tangannya memegang gelas kopi yang panas. Sehari setelah Yien keluar dari rumah sakit, Jaebeom menghubungi Yien mengajak bertemu. Jaebeom berdehem, memecahkan keheningan diantara mereka.

"Yien, aku minta maaf atas kejadian kemaren."

Yien hanya mengangguk pelan, sebelum Jaebeom melanjutkan kembali ucapannya.

"Maaf juga atas sikapku yang terkesan mengkhianatimu. tapi, aku mohon, jangan libatkan Jiaer atas masalah diantara kita. kamu tidak perlu membencinya, karena Jiaer tidak tahu apa-apa."

Setetes air mata jatuh di pipi Yien. Yien hanya bisa mengangguk pelan mengiyakan ucapan Jaebeom.

🌷🌷🌷

Sicheng memperhatikan Xuxi yang diam tidak menghiraukannya sejak dua hari yang lalu. Sicheng tahu Xuxi masih marah atas sikapnya pada Jiaer. Sicheng tidak berniat marah pada kakak kekasihnya itu, ia hanya terlalu panik ketika mendengar kakaknya tidak sadarkan diri. sikapnya itu benar-benar di luar kendalinya.

Diam-diam Sicheng mengikuti Xuxi yang berjalan ke luar kelas setelah bel tanda pulang berbunyi. Selangkah lagi Xuxi sudah akan keluar dari gerbang, namun Sicheng dengan cepat menahan tangannya.

Xuxi berbalik saat merasakan tangan seseorang menahan tangannya. ia menatap Sicheng yang menatapnya sendu.

"Xuxi, aku ingin bicara."

"Bicaralah...!"

"tidak disini."

Sicheng menarik tangan Xuxi menuju mobilnya. Xuxi hanya pasrah mengikuti. setelah mereka masuk ke mobil, Sicheng pun melajukan mobilnya.

Sicheng memberhentikan mobilnya di depan sebuah kafe. Sicheng dan Xuxi pun turun dari mobil dan melangkah masuk ke dalam kafe itu.

Tring.

Bunyi bel terdengar saat mereka membuka pintu. aroma kopi langsung menerobos ke penciuman. mereka memilih tempat duduk di dekat jendela depan.

Xuxi menyesap minumannya setelah pelayan mengantarkan pesanannya ke meja mereka.

"Xuxi..."

Xuxi melirik Sicheng yang memanggil dari balik cangkirnya. lalu ia meletakkan minumannya kembali di meja, dan menatap Sicheng dengan serius. Sicheng meraih tangan Xuxi yang tidak memperlihatkan reaksi apapun sedari tadi.

"Xuxi, aku minta maaf. aku sungguh tidak bermaksud untuk menyalahkan kakak mu, hiks..." Setetes air mata pun jatuh ke pipi Sicheng.

Xuxi melepaskan genggaman tangan Sicheng dan memindahkan tangannya untuk mengusap pipi Sicheng yang sudah basah karena air mata. Xuxi tersenyum dalam diamnya melihat tingkah menggemaskan kekasihnya itu.

"sst...! sudah.. sudah! jangan menangis"

King of Hearts ~ LuwinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang