Lebih baik kita berdiskusi bukannya berdebat.
–KARINA–
Debat hanya akan menambah masalah, bukan menyelesaikan masalah.
–DALIA–
Bu, kenapa ibu tidak memberitahuku. Aku sudah bertanya berkali kali tentang ayah kepada ibu, tapi ibu tidak memberitahuku, kesal Dion. Sekarang ketika Aira bertanya pada Ibu, ibu langsung menjawab pertanyaannya, keluh Dion.
Aira kaget mendengar namanya disebut.
Dion bukan begitu, ibu hanya..., ucap Ibu Dion. Hanya apa ibu, sekarang aku akan mencari ayah, bantah Dion.
Tapi nak, ibu saja tidak bisa menyelamatkan ayah, ucap Ibu Dion.
Aku pasti bisa menyelamatkan ayah, ucap Dion sambil berlari ke arah hutan.Mama aku juga akan mencari papa, ucap Aira. Sayang tunggu dulu, balas Mama Aira.
Dion, Aira, tunggu dulu, ucap Karina
Karina, Dalia, tolong bawa kembali mereka, pinta Ibu Dion.
Iya Tante, Tante tenang aja kami pasti akan membawa Aira dan Dion kembali.
Aira, kenapa di menyusul ku, mungkin dia mau menghentikan ku, tebak Dion. Baiklah, aku akan menambah kecepatan ku, batin Dion.
Kok Dion malah tambah cepat sih larinya, batin Aira.
Aira, tunggu dulu, teriak Karina.
Kenapa mereka memanggilku, heran Aira sambil memelankan kecepatannya.
Aira, tunggu, ucap Dalia.
Ada apa, tanya Aira. Sebaiknya kita diskusikan dulu hal ini, ucap Karina. Benar kata Karina sebaiknya kita jangan gegabah, balas Dalia.
Baiklah, tapi Dion..., ucap Aira. Kita akan mengejarnya, ucap Dalia. Ayo, ucap Karina.
Aku sudah lelah, hutan ini sangat luas, kita harus mencarinya kemana, ucap Aira. Apa kamu lupa, Dion pasti pergi ketengah hutan, ingat Dalia.
Ayo kalian kenapa berdiri aja, tanya Karina. Baiklah, balas Dalia dan Aira.
***
Aku harus menyelamatkan Ayah, batin Dion. Ayah aku datang, teriaknya.
Bukankah itu suara Dion. Iya benar. Ayo kita kesana.
Dion... Dion..., teriak Karina. Dion tunggu, ucap Aira sambil mendahului Dion. Berhenti, ucap Aira sambil menghadang Dion.
Minggir Aira, aku harus menyelamatkan ayahku, gertak Dion. Tapi kita bisa bicarakan hal ini di rumah, ucap Aira. Cepat minggir Aira, teriak Dion. Aku tidak akan menyingkir sampai kau mau kembali, balas Aira.
Setiap kali Dion mencari celah untuk keluar, Aira terus menghadangnya.
Minggir Aira, emosi Dion. Sudah aku bilang, aku tidak akan menyingkir sampai kau mau kembali, teriak Aira.
Yakh, Dion sontak mendorong Aira dengan pelan dan langsung pergi. Brukk, Aira terjatuh. Bukan karena di dorong oleh Dion, tetapi karena tersandung batu akibat ingin menghentikan Dion.
Aira lutut mu terluka, kita harus pulang ke rumah, untuk mengobati mu, ucap Dalia. Ini tidak apa apa, hanya luka biasa, ucap Aira sambil menahan sakitnya.
Ayo kita pulang, ajak Dalia. Aku sudah mengatakan kalau aku tidak akan pulang sebelum Dion ikut dengan ku pulang, teguh Aira. Tapi lukamu perlu di obati, ucap Karina.
Baiklah aku akan pulang, ucap Dion. Baiklah, ayo, ucap Aira. Tante Lila, Tante Nera, ucap Karina. Biar aku bersihkan lukamu, ucap Dalia sambil membawa wadah berisi air bersih.
Aira kenapa, ucap Tante Lila yang mencemaskan anaknya. Tante, Aira jatuh di hutan tadi, ucap Karina. Sebentar ya tante akan bawa betadine, ucap Mama Aira.
Aira apa kau tertancap paku karatan, tanya Dalia. Aku tidak tau, tadi waktu jatuh memang aku menemukan paku karatan di dekatku, ucap Aira. Tapi kenapa kamu bisa tahu, tanya Aira. Ini lihat ada bekasnya, ucap Dalia. Apa kamu terkena tetanus Ra, ucap Karina. Itu mungkin saja, ayo kita bawa Aira ke rumah sakit, cemas Dalia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Menjelajah Waktu (WM)
AdventureBlurb Aira, Kirana, dan Dalia tiga sahabat dari SMA Tanjung Negeri. Mereka selalu bersama bukan hanya di sekolah namun juga di rumah. Mereka senang berpetualang mengungkapkan misteri dan rahasia rahasia yang ada di dunia. Berbeda dengan mereka, Dion...