Part 14 KABUR

0 0 0
                                    

Kita ditangkap tanpa berbuat salah, kenapa kita tidak bisa kabur. Bukannya hukuman hanya untuk orang yang bersalah.

–AIRA–

Kenapa kalian di penjara, tanya Abdul. Papa, ucap Aira sambil memeluk orang itu. Papa, siapa dia bukannya anakku masih kecil, batin Abdul. Maaf mungkin kamu salah orang, anak paman masih kecil, ucap Abdul.

Benar anak paman ini masih kecil, ucap Abdi. Ayah, ucap Dion sambil memeluk ayahnya. Maaf mungkin kamu salah orang, anak paman juga masih kecil, ucap Abdi.

Aku Dion anak ayah, ucap Dion. Ibu bernama Nera dan ini foto keluarga kita sambung Dion sambil menunjukkan foto keluarga Dion.

Pah aku Aira, anak papa, ucap Aira. Ini foto keluarga kita, ada ayah, ibu, dan aku, ucap Aira.

Kenapa kalian besar secepat ini, tadi pagi papa baru meninggalkanmu, ucap Papa Aira. Ceritanya panjang pah, sekarang lebih baik kita cari jalan keluar dari penjara ini, ucap Aira.

Dion, kamu kayak ayah nak, sangat ganteng, ucap Ayah Dion. Ayah bisa aja, makanya ibu suka sama ayah, ayah godain ibu terus, canda Dion.

Aku tahu caranya, ucap Aira. Aira membisikkan rencananya.

Pintar kamu nak, udah jadi sepintar ibumu kamu, ucap Papa Aira. Sudahlah papa, jangan menggodaku, ucap Aira. Lebih baik sekarang kita menjalankan rencananya, ucap Aira.

Tolong, tolong ucap Aira. Ada apa, tanya prajurit. Paman ini pingsan, ucap Aira. Tolong panggilkan tabib, lamjut Aira. Aku akan memanggilkan tabib, kamu tolong jaga disini, ucap prajurit kepada prajurit lain.

Paman prajurit tolong ambilkan air, ucap Dalia. Prajurit pergi. Ayo sekarang kita kabur dari sini, ucap Aira.

Tahanan kabur... Tahanan kabur..., ucap salah satu prajurit. Prajurit, ada apa ini, ucap Senopati Angkara. Senopati, semua tahanan yang baru ditangkap kabur, ucap salah satu prajurit.

Menjelajah Waktu (WM)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang