Talk

144 36 5
                                    

.
.
.

Tersesat mungkin itu ungkapan yang tepat bagi gadis munggil itu. Dirinya berada diantara dua pria yang memiliki rasa cinta untuknya. Mereka tak sama, dan tak mungkin sama. Mereka memiliki keistimewaan tersendiri yang tak bisa dibandingkan. Mereka spesial bagi Lenxa, kehadiran mereka itu anugrah yang tak bisa dideskripsikan. Tapi semua itu tak bisa selamanya. Lenxa tak bisa serakah, dirinya harus melepaskan salah satu atau mungkin tak memilih. Sudah cukup menyiksa diri dan hati dua pria itu.

Lenxa berdiam di ruang musik sendiri, hari ini jadwal dirinya mengikuti ekstra musik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lenxa berdiam di ruang musik sendiri, hari ini jadwal dirinya mengikuti ekstra musik. Sepi, karena kegiatan itu selesai sepuluh menit yang lalu. Saatnya Lenxa pulang, tapi kakinya masih enggan bergerak. Sejujurnya hari ini Lenxa merasa sunyi. Mungkin karena Bimo masih sibuk dengan beberapa urusan hingga sedikit mengabaikannya. Bukan mengeluh, karena Lenxa terbiasa dihadapkan dengan sikap Bimo yang acuh, terkadang menghilang sebentar. Lenxa sayang dengan Bimo. Lenxa cinta dengan Bimo. Tentu rasa itu masih ada, tapi sejak ada Pandu ada yang berbeda. Lenxa merasa kehilangan Pandu jika pria itu tak ada kabar.

Apa Lenxa sayang Pandu ? Atau terbiasa dengan segala perhatian bahkan prioritas hidup Pandu hanya untuknya. Jahatkah Lenxa ? Atau salahkan Lenxa ? Dirinya tak ingin kehilangan kedua pria itu.

Lenxa pusing memikirkan itu. Dirinya bahkan tak ingin mengalami ini semua. Dirinya ingin hidup damai dengan Bimo, jika Tuhan menjodohkan mereka. Tapi saat ini, dirinya bimbang.

Hati Lenxa mulai teralihkan dengan kenyamaan yang Pandu berikan. Harus apa dirinya saat ini ? Bertahan seperti ini, mengantungkan perasaan Pandu. Sedang dirinya bersama Bimo. Bukan kah ini tak adil. Pandu pantas bersama gadis lain yang bisa memberikan hati sepenuhnya.

Lenxa ingin bangun dari tidur jika ini mimpi. Atau menghindari perkenalan dua bulan lalu saat menolong Pandu. Lenxa menyesal kini, hatinya mulai tergoda. Bukan salah Pandu, karena Lenxa juga seperti memberi perhatian tapi wajar kan teman. Entah lah, Lenxa tak bisa memutuskan apapun.

"Ayo pulang." Suara salah seorang yang memenuhi pikiran Lenxa saat ini. Tangan besar pria itu membelai rambut Lenxa yang berantakan. Lembut, Lenxa suka perhatian pria ini. Tapi hati Lenxa tak damai hidup seperti ini.

Lenxa tak ingin menatap pria yang berada dibelakangnya. Hati dan otaknya sedang tak baik baik saja. Lenxa ingin menghindari semuanya, atau menyudahi hubungan tak ada ujungnya ini. Lenxa tak bisa berkata baik baik saja jika melihat ketulusan Pandu untuknya.

 Lenxa tak bisa berkata baik baik saja jika melihat ketulusan Pandu untuknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
BACK (✅)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang