Last

117 19 6
                                    

.
..
.
..
.

Tak ada manusia yang ingin merasakan sakit hati. Tak ada manusia juga yang ingin menyakiti. Tapi keadaan juga tak bisa diprediksi, bahwa akan ada masalah yang muncul diantara tiga hati. Kenapa  harus berada dalam posisi seperti ini ? Mengapa harus datang seseorang yang tak diharapakan ? Mengapa dirinya menerima kehadirannya ? Apa selama ini dirinya merasa kurang ? Apa cintanya sudah mulai memudar ? Ada apa dengan dirinya.

Lenxa menunggu, di hari yang teduh ini mungkin akan ada badai. Bukan alam yang bermasalah, tapi hati yang sedang mengalami perguncangan tiada akhir. Selesai, mungkin itu yang ingin Lenxa ungkapkan. Dirinya sudah lelah menghadapi dua hati yang sama besar mengharapkan dirinya. Walaupun bisa memilih menetap pada salah satu hati, tetap saja Lenxa masih belum bisa melepas salah satunya.

Egois sekali dirinya, terlalu serakah untuk mengengam kedua pria yang sama berartinya. Mereka berharga, walaupun membuat luka, tak ada salahnya menaruh hati, tapi jika berbagi dengan banyak hati itu tidak mungkinkan. Lenxa paham, dan ini yang harus diputuskan.

"Apa aku tak bisa memilih ?" Lenxa bergumam sendiri. Ada harapan yang besar disana, ada rasa frustasi yang besar juga disana. Sungguh cara paling mudah untuk lepas dari kondisi seperti ini itu menyakitkan. Antara merelakan atau memperjuangkan.

"Bahkan ketika aku tahu perasaan itu tumbuh bersama Pandu, dan aku tak bisa mengelak. Aku menyayanginya." Lenxa mulai mengatur emosinya, terasa sekali air mata bisa saja jatuh seketika.

"Aku juga sayang dengan Bimo, bahkan aku tetap ingin berada disisinya. Masih ada waktu memperbaiki hubungan ini, aku masih bisa bertahan dengannya." Lenxa juga mengakui hatinya masih memiliki rasa pada Bimo. Tiga tahun bersama pria itu, tentu Lenxa memiliki hari yang bahagia. Tapi setiap hubungan tak selalu harmonis kan. Mereka tentu saja pernah beradu suara. Karena sikap Bimo yang cenderung pemaksa.

Lalu sekarang harus bagaimana ? Sudah tepatkah keputusan yang Lenxa ambil. Atau sejujurnya dirinya masih dilema dan terlalu terburu buru. Tak nyaman seperti ini, dirinya tak mau mengantungkan dua hati. Walaupun sejujurnya Lenxa tak mengharapkan posisi ini.

"Maaf datang dihidup mu." Sosok yang ditunggu Lenxa datang. Dia memperhatikan Lenxa sejak gadis itu berbicara sendiri. Terlihat sekali gadisnya kesusahan mengahadapi situasi sulit karena dirinya, atau lebih tepatnya perasaannya yang ada untuk Lenxa.

Lenxa sedikit terkejut, dirinya terlalu fokus melamun hingga tak sadar Pandu sudah datang. Apa suara lonceng pintu cafe tak terdengar lagi ? Dirinya terlalu larut dalam pemikiran yang rumit.

"Lenxa, aku menyayangi mu. Tapi aku juga tak ingin mempersulit posisi mu. Aku tidak akan bahagia dirimu bersama lelaki lain. Tapi aku juga tak mau dirimu tak nyaman bersama ku." Pandu mulai duduk dan menatap serius Lenxa, momen seperti ini mungkin tak akan bisa terjadi lagi nanti. Bahkan ketika dirinya rindu dan ingin bertemu.

"Ndu, aku.." Lenxa bingung harus berkata kata, mata tulus Pandu mempersulit keputusannya. Mengapa Tuhan mengirim sosok sebaik Pandu untuk dirinya sekarang ? Mengapa tidak lebih dulu, sebelum dirinya mengenal Bimo ? Lenxa bukan meyalahkan takdir, hanya saja ini tidak adil baginya.

"Lenxa, boleh aku memeluk mu ? Mungkin ini pertemuan kita yang terakhir. Walaupun aku tak pernah mengingingkan ini." Pandu meminta, dirinya tak mau ada perpisahan tapi mempersulit Lenxa juga bukan hal yang benar. Tak ada yang mau menjadi bayangan, atau menjadi cadangan dalam cinta. Hati itu untuk satu tempat, tidak dibagi.

BACK (✅)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang