So Last

67 14 7
                                    

...
..
.
..
...

Waktu berlalu lebih cepat dari pada yang manusia duga. Detik berganti menit lalu jam hingga satu hari pun dilalui. Tak terasa sudah diakhir masa abu abu selesai. Seluruh ujian selesai, pengumuman kelulusan pun sudah diungah. Bahkan nama nama siswa yang sudah diterima di perguruan bergengsi pun diungah. Tinggal satu acara yang tersisa yaitu perpisahan.

Persiapan acara perpisahaan pun sudah selesai. Ballroom hotel ternama menjadi tempat yang dipilih pihak sekolah. Bagi semua orang acara ini dinanti, karena belum tentu setelah ini mereka bisa bertemu dengan formasi lengkap. Kesibukan masing masing pasti menjadi penghalang untuk berkumpul secara sering. Jadi nikmati masa masa ini, sebelum kamu merindukannya.

Namun itu berbeda dengan Lenxa, gadis itu tak bersemangat untuk berangkat. Dirinya tak ingin menemui siapa pun saat ini. Bukan ingin menghindar hanya saja pada akhirnya dirinya harus menentukan. Ingin bersama siapa selanjutnya ? Bimo ? Atau Pandu ?

Semua pilihan tentu ada resiko masing masing. Lenxa pun tahu pengorbanan apa yang harus dirinya lakukan. Tapi dirinya kembali ragu. Benar dirinya mencintai Pandu. Hanya saja, perbedaan diantara dirinya dan Pandu sangat jelas. Lenxa tak mungkin berpindah keyakinan demi Pandu kan.

Apa memang dirinya ditakdirkan bersama Bimo ? Karena dari segi manapun Bimo tak memiliki penghalang yang sangat jauh dengan Lenxa. Hanya sifat Bimo yang tak begitu Lenxa suka. Tapi itu masih bisa diperbaiki, jika Bimo dan Lenxa mau kembali belajar saling memahami. Jadi Lenxa harus apa sekarang.

Disaat Lenxa masih memikirkan hal yang sejujurnya tak perlu dipusingkan. Karena hanya tinggal memilih saja, ternyata cukup sulit juga. Tiba tiba dering hp Lenxa menyadarkan gadis itu.

Tertulis nama Pandu disana, ah Lenxa sedang tak ingin berbicara tapi dirinya juga rindu pria itu. Bisa gila sepertinya, jika terus seperti ini.

"Lenxa.

"Iya Ndu.

"Aku rindu.

Lenxa ingin menangis rasanya, dua kata itu sangat mewakili hatinya saat ini.

"Pandu.

"Iya sayang.

Suara merdu Pandu membuat Lenxa tak bisa berpaling lagi. Tapi dirinya harus bagaimana ?

"Aku juga rindu.

Ah rasanya, ujian cinta mereka tak kan ada akhirnya. Kenapa Tuhan memberikan ujian seperti ini ? Tapi memang bukan salah Tuhan, karena takdir memang tak bisa ditebak atau dipaksa juga.

"Ayo ketemu.
Aku jemput sekarang.
Mau kan ?

"Aku ngga bisa Ndu.

"Kenapa ?
Kamu baik baik aja kan ?

Ah, kenapa Pandu perhatian sekali. Bagaimana tak semakin cinta jika seperti ini.

"Aku baik baik saja.
Hanya saja aku, tak bisa bertemu dengan mu.

"Katanya rindu ?
Lalu kenapa tak ingin bertemu.

Pandu pasti merasakan jika Lenxa mulai lagi bimbang.

"Aku takut Ndu.
Aku tak bisa melepas mu.

"Jangan dilepas.
Kita bisa bersama Lenxa.

"Tapi cinta kita tak bisa menyatu.
Agama kita berbeda Ndu.
Padahal itu pedoman hidup kita.

BACK (✅)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang