.
..
.
..
.Tidak ada manusia yang bisa menjelaskan bagaimana cara hati bekerja. Nyatanya semua perasaan bebas tercipta tanpa diminta, bahkan tak semestinya ada. Bukan salah manusia untuk menyayangi atau mencintai, mungkin waktu yang tidak mendukung takdir antara mereka. Sedang logika tak bisa diajak bekerja sama hingga menciptakan kebimbangan, penambah kegaduhan di dalam jiwa. Entah harus seperti apa akhir dari kisah tiga hati ini. Pasti harus ada yang kalah dan tersakiti. Kejam sekali jika mencintai tanpa bisa memiliki, begitulah resikonya.
Lenxa menatap langit malam ini dengan pikiran yang berkelana jauh. Langkah apa yang harus dirinya lakukan untuk lepas dari posisi ini. Tak nyaman mengantungkan perasaan dua pria. Tapi Lenxa sulit menentukan, dua pria itu memiliki tempat tersendiri dalam hidupnya.
"Apa langit semenarik itu ?" Sosok pria yang sejak tadi memperhatikan Lenxa dari jauh.
Lenxa terkejut, dirinya tak tahu Bimo datang ke rumahnya. Tak ada janjian bertemu hari ini, tapi memang Bimo biasa ke rumahnya. Bahkan ayah Lenxa sudah menganggap Bimo anak lelakinya, harusnya tak perlu kaget. Tapi Lenxa sendiri belum ingin menemui Bimo, sejak pria itu menghilang dan jarang menghubunginya.
"Hm, bulan dan bintang begitu indah." Lenxa tersadar dari keterkejutannya, dan menjawab pertanyaan Bimo.
"Mereka selalu bersama." Bimo duduk di samping Lenxa, menatap serius gadis yang sangat berpengaruh di hidupnya. Bagi Bimo selama tiga tahun bersama Lenxa hidupnya bahagia.
"Apa kita juga bisa seperti mereka ?" Lenxa bertanya dengan keyakinan semu, ada sebagian hatinya yang menolak untuk berkata seperti itu.
"Tentu, jika dirimu memilih tetap bersama aku." Bimo tahu gadisnya mulai ragu dengan hubungan mereka. Apalagi sikapnya yang kadang berubah ubah, tapi jujur perasaannya tetap untuk Lenxa.
"Bim.." Bibir Lenxa tertahan dengan Bimo yang tiba tiba mengecup bibirnya. Hanya sebatas menempel, tak ada pergerakan atau nafsu. Karena Bimo hanya ingin menghentikan Lenxa berkata yang tak mau didengarnya. Sekitar dua menit, hingga Bimo melepaskan kecupan dadakan itu. Jantung Lenxa berdetak keras, tandanya tak ada yang hilang dengan perasaanya untuk Bimo. Tapi ada bagian hatinya merasa sakit, entah mengapa.
"Lenxa, mau dengar segalanya tentang diriku." Bimo ingin jujur sekarang, karena dirinya lebih takut Lenxa tahu dari orang lain. Lebih baik mengakui segala kesalahannya.
Lenxa hanya menatap Bimo yang penasaran dan tentu saja ingin mendengar segalanya.
"Selama ini aku sering datang ke club malam, aku kecanduan minuman yang memabukan itu, tapi aku bersumpah tak pernah menyentuh wanita manapun. Aku selalu sadar melakukannya, dan itu berlanjut hingga sekarang. Kesenangan ku juga bertambah dengan bermain di meja judi online, menghasilkan uang dan bisa kehilangan uang." Bimo bercerita sejujurnya tanpa ditutupi lagi, masih melihat ekspresi Lenxa yang terkejut.
KAMU SEDANG MEMBACA
BACK (✅)
Fiksi PenggemarHanya kamu yang tahu, seperti apa diriku. Kisah yang tak seharusnya ada antara aku, kamu dan dia. Salahkah rasa ini ? Dosakah diri ini ? Hanya ingin memiliki mu seutuhnya. Tuhan lebih tahu. -------------------------------------------------- Sedikit...