2. Sayangku, Cintaku, Manisku, Pujaan Hatiku

1.3K 191 38
                                    

Di malam hari usai pertemuan terakhir mereka, pertemuan sebagai antar rekan bisnis, Jisoo menyempatkan diri untuk mengirimkan pesan kepada Seokmin. Sedikit mengulang pernyataan sebelum mereka berpisah. Nomor ponsel Seokmin telah Jisoo kirimkan kepada Jun. Kini tugas Si Kepala Divisi Marketing S.Jet Express itu ikut serta dalam pemeriksaan lapangan. Memastikan apakah lokasi yang telah mereka pilih dalam administrasi awal sesuai harapan atau tidak. Sedangkan untuk biaya cetak, izin, sewa, sampai upah pegawai yang memasangkannya, tidak perlu dipikirkan lagi. Jun akan menyelesaikan semuanya tanpa dikenakan biaya tambahan.

Seokmin sangat senang mengetahuinya. Lalu, secara iseng menanyakan bagaimana ketiga sahabat ini bisa mendirikan bisnis.

"Ah... Sulit dijelaskan. Intinya kami bertiga adalah korban pasrah karena sulit mendapat pekerjaan saat baru lulus kuliah," kata Jisoo, sambil menekan tombol voice. Malas mengetik terlalu panjang. Lagipula ia memang sedang sedikit repot. Melipat beberapa lembar pakaian. Duduk di sofa depan televisi. Menikmati waktu istirahatnya malam ini.

Mendengar ucapan Jisoo, secara otomatis Seokmin ingat dengan kisah lamanya. Tidak jauh berbeda. Ia pun sempat kesulitan mencari pekerjaan sampai harus menganggur selama beberapa bulan. Seokmin membalas. "Tapi kalian bertiga sangat hebat. Perusahaan kalian bisa berkembang sepesat ini. Itu jauh lebih baik dibandingkan hanya bekerja sebagai karyawan biasa sepertiku."

"Ei... Kamu karyawan, tapi di posisimu sangat menjamin."

Entah mendapat bisikan dari mana, Seokmin jadi ingin mendengar suara gadis itu. "Boleh aku meneleponmu?"

Jisoo senyum. Melupakan banyaknya lembar pakaian yang belum sempat dilipat. Tidak lama setelah Jisoo mengirimkan stiker kartun Spongebob yang mengangguk, laki-laki yang lebih tua enam tahun darinya itu sungguhan menelepon.

"Apa aku mengganggumu? Kamu sedang beristirahat?"

Gelengan kepala Jisoo kirimkan. Sadar bahwa jawaban tersebut tidak mungkin dapat Seokmin tangkap, Jisoo menjelaskan ringkas. "Tidak... Aku sedang bersantai menonton televisi," katanya. Yang sepertinya benar-benar telah melupakan seluruh pakaian yang tidak sempat dilipat. Duduk ke sudut terujung sofa. Meluruskan kaki. Menendang banyak pakaian di ujung sisi yang lain, hingga beberapa lembarnya jatuh ke lantai. Jisoo sudah tidak peduli.

Tidak banyak yang mereka obrolkan malam itu. Hanya seputar kegiatan di kantor masing-masing, juga kejadian-kejadian tak terlupakan saat bertemu dengan klien. Seokmin bercerita, pertemuan dengan kliennya pernah disalahartikan oleh orang lain. Seokmin disangka selingkuhan si klien hingga mendapat pukulan di wajah. Pada saat itu, suami klien Seokmin memang sedang berada dalam fase pencemburu. Menangkap gerak-gerik mencurigakan dari istrinya.

Jisoo menambahkan. Memang tidak jarang klien yang ditemui membawa masalah pribadi.

"Nah itu maksudku," Seokmin sedikit meninggikan volume suara. Rasa kesalnya masih tersangkut jika ingat kejadian tersebut. "Kadang ada yang..."

Suara Seokmin mendadak hilang. Hingga Jisoo memanggilnya berulang kali, bahkan sampai menjauhkan ponsel genggam dari telinga. Berpikir bahwa sambungan telepon mereka telah terputus. Namun nyatanya tidak. "Seok? Halo? Kamu masih di situ?"

"Oh? Ya ya, maaf. Jisoo, ada sesuatu yang harus kukerjakan. Lain kali kuhubungi lagi. Tidak apa, kan?"

Tidak ada alasan untuk menolak. Terutama ajakan untuk melakukan obrolan ringan seperti tadi di lain waktu. Sambungan dimatikan, rumah kecil Jisoo kini terasa kembali sepi. Hanya ada suara televisi yang menyala dan itu pun di-setting sepelan mungkin.

Jisoo memunguti pakaiannya yang tadi terjatuh. Perasaannya selalu menjadi jauh lebih baik usai mengobrol ringan dengan Seokmin. Jisoo sempat menceritakan ini pada Jun. Hasilnya, Jun dengan sembrono mengatakan Jisoo sedang jatuh cinta. Gadis bermarga Hong itu membantah. Tapi memperingati Jun agar merahasiakan ini dari Jihoon. Kekasih gadis bertubuh mungil itu adalah rekan kerjanya Seokmin. Akan sangat memalukan jika Seokmin sampai tahu.

Oh! My Mama (✔️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang