7. Berbohong Bukan Keahlian

979 178 32
                                    

Jisoo mendorong piring makan yang ada di hadapannya agar setidaknya sedikit menjauh. Mencium baunya saja tidak berselera. Apalagi sampai menyuapnya. Sudah seperti sedang hamil saja. Tapi itu mustahil terjadi karena Jisoo bahkan sudah lebih dari lima tahun tidak pernah berpacaran lagi. Dengan wajah ditekuk gadis bermarga Hong itu itu coba merayu Jun. Menampilkan wajah memelasnya. Layaknya seorang anak kecil yang tengah merengek minta dibelikan balon berwarna merah muda. Namun bedanya, misi Jisoo ini bertujuan agar sosok pria bertahi lalat di atas bibir itu mau membebaskannya pergi tanpa harus melahap habis menu makan siang yang ada.

Setelah sadar bahwa rayuan kali ini tidak juga mempan menembus pertahanan Jun, Jisoo menyerah. Tidak peduli lagi dengan tatapan kesal yang ditunjukan oleh Jun sekarang. Gadis itu malah menyembunyikan wajahnya yang sedikit lebih polos dibandingkan biasanya di balik lipatan kedua tangan di atas meja. Di hari-hari biasa, Jisoo tidak pernah absen memoles maskara, lipstick, dan juga pencil alis. Hari ini Jisoo terlalu malas sampai merasa cukup dengan lipstick-nya yang berwarna nude. Yang syukurnya Jihoon sempat berkomentar bahwa penampilan Jisoo tidak jauh berbeda.

Jun mendesah nyaring setelahnya. Tidak ada pilihan lain. Toh semua orang yang bekerja di Triple J World tahu persis bagaimana persahabatan Jihoon, Jisoo, dan juga Jun berlangsung. Dan karena Jihoon sudah kembali ke ruangan pribadinya, Jun mengambil kesempatan. Mempersilakan Jisoo melakukan sesi curhat dadakan.

"Kesehatanmu jauh lebih penting dibandingkan pria beristri seperti dia." Jun menarik paksa salah satu tangan Jisoo hingga mau tidak mau gadis itu menegakkan badan.

Dengan wajah cemberut Jisoo menanggapinya. "Memang."

"Sudah tahu. Kenapa masih tidak mau dengar?"

"Apa?"

"Move on, Sayangku."

"Loading..."

Jun mendorong piring makanan Jisoo. "Makanya dimakan, supaya ada tenaga buat move on."

"Aish! Aku tidak berselera makan bukan karena galau, oke? Hanya tidak ingin makan. Itu saja."

"Jam berapa kamu menemui klien?"

Gadis bermarga Hong itu diam sejenak. Memutar bola mata. Berpikir. Sekitar.... "Setengah jam lagi?"

Jun tergelak mendengarnya. Menyendok, secara paksa ia jejalkan ke mulut Jisoo. Memang berontak. Namun berhasil masuk. "Kamu harus bersyukur lokasi bertemunya hanya sepuluh menit dari sini. Selama kurang dari dua puluh menit, kamu harus sudah menghabiskan makanan ini."

"No, Jun!" Jisoo berdiri. Jun hampir saja menjejali mulutnya dengan makanan. Lagi. Yang di mulut saja sangat susah payah Jisoo menelannya. Ini namanya penyiksaan. Akhirnya berhasil ditelan dengan bantuan air mineral. "Aku hanya sedang tidak berselera makan. Tidak usah lebay."

Akibat terlalu nyaring bicara, interaksi tidak biasa ini berhasil menarik perhatian beberapa orang bawahan mereka yang kebetulan juga tengah memenuhi kantin kantor. Jisoo meringis. Jangan sampai kisah galaunya tersebar hanya gara-gara perdebatannya dengan Jun hari ini. "Setidaknya sesendok nasi sudah masuk ke dalam perutku. Aku berangkat sekarang. Aku akan mengemil kue selama bertemu klien nanti. Bye!"

"Hong Jisoo!" Jun berteriak. Sangat nyaring. "Jangan minum kopi! Aku akan menceritakan masalah ini pada Jihoon kalau sampai berani memesan kopi!"

 "Jangan minum kopi! Aku akan menceritakan masalah ini pada Jihoon kalau sampai berani memesan kopi!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Oh! My Mama (✔️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang