Kalista, gadis dingin dan enggan bersosialisasi harus berurusan dengan pria tengil seantero Kampus Nirwana karena menolaknya, ia harus menerima perlakuan tak menyenangkan dari penggemar berat si pria yang terkenal sebagai pangeran kampus.
"Pangeran...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Hai Kal"
"Hai Bay, Tam"
Kalista hanya menyapa kedua sahabatnya Kalan, padahal jelas-jelas pria itu ada di sampingnya.
"Apa kulit gue makin hitam ya? Kok Kalista gak nyapa gue juga?"
Tama dan Bayu tertawa keras.
"Untuk apa nyapa asal jalanan haha"
"Sialan"
Kalan yang kesal meninggalkan kedua sahabatnya, ia memilih pergi untuk menangkan dirinya. Entah kenapa hatinya gelisah tak karuan saat melihat Kalista tersenyum pada pria yang baru saja mengantarnya tadi. Jika dilihat dari wajahnya, usia pria itu jauh di bawah Kalista. Apa mungkin Kalista saat ini lebih menyukai daun muda? Kalista benar-benar membuat kepala Kalan sakit, bagaimana pria itu bisa meminta maaf jika Kalista secara terang-terangan mengacuhkannya.
Kalan mengacak rambutnya frustasi, melirik jam yang melingkar di pergelangan tangannya. Harusnya ia masuk ke dalam kelas untuk mengikuti mata kuliah unggulan, tapi ia enggan pikirannya kacau.
Kalan malah asik menyesap sebatang nikotin yang baru saja dibakar olehnya, saat sedang stres hanya batang nikotin ini yang setia menemaninya selain alkohol. Kalan bukan peminum aktif, ia hanya menyentuh minuman keras itu saat sedang banyak masalah seperti ini. Tapi untuk masalah yang saat ini ia hadapi itu karena ulahnya sendiri, jadi nikmati saja apa yang kau tanam, Kalan.
"Dicariin kemana-mana ternyata kamu disini" suara Karin mengalihkan perhatiannya, ia tersenyum samar sembari menghisap rokoknya. Ia menghembuskan nafasnya ke udara, menyalurkan rasa sesak yang menjalar di dalam dadanya.
"Kamu masih suka nyebat?"
"Aku stres Rin"
Karin mengangguk, tanpa Kalan jelaskan juga raut wajahnya terlihat dengan jelas tapi Karin tak mengerti apa hal yang membuat prianya frustasi seperti ini.
"Kamu ada masalah apa? Kamu bisa cerita sama aku"
"Masalah Kalista, eh sorry gak seharusnya aku cerita tentang dia ke kamu"
