Kalista, gadis dingin dan enggan bersosialisasi harus berurusan dengan pria tengil seantero Kampus Nirwana karena menolaknya, ia harus menerima perlakuan tak menyenangkan dari penggemar berat si pria yang terkenal sebagai pangeran kampus.
"Pangeran...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Peringkat pertama pria terbodoh di kampus Nirwana sepertinya memang harus disematkan pada Kalandra Kale. Pria yang sebelumnya terkenal pangeran kampus dan famous, sekarang terlihat menyedihkan.
Lihat saja sekarang pria itu tengah duduk di sudut kantin dengan mata memerah dan rahangnya yang mengeras. Kedua tangannya mengepal kuat dan dadanya naik turun serta jangan lupakan kedua bola matanya yang hampir terjatuh.
Hanya ada satu nama yang bisa membuatnya terlihat begitu menyedihkan, siapa lagi kalau bukan Kalista Jaane, gadis cantik pindahan yang katanya mantannya Kalan meskipun cuma sehari. Gadis itu tengah asik menggandeng tangan pria yang jelas bukan berasal dari kampusnya.
Yang Kalan tau namanya Jade, pria tengil yang sudah merebut hati gadis esnya. Sialan. Netra mata Kalan masih mengikuti arah Kalista berjalan, merutuki dalam hati pria yang berani merebut perhatian gadisnya.
Padahal jadwal kuliah Kalan sudah berakhir dari sejam yang lalu, biasanya setelah kuliah usai pria itu lebih memilih kembali ke rumah atau berkumpul dengan teman-temannya tapi hari ini ia tak memiliki hasrat untuk melakukan hal lain selain memantau kegiatan Kalista dengan kekasih barunya.
"Jade sialan. Cakepan juga gue, menang tinggi doang itu cowok. Senyum juga masih manisan gue, kulit eksotisan juga gue. Apa sih yang Kalista liat dari si Jade-Jade itu. Sialan"
Dari tadi Kalan terus menggerutu setiap melihat kemesraan pasangan baru yang membuatnya muak itu. Sesekali gadisnya menyandarkan kepalanya di bahu Jade dan sesekali juga pria itu mengelus rambut halus Kalista.
"Gak usah diliatin mulu, kena stroke nanti lo" sambar Tama yang baru saja tiba.
Pria itu baru keluar dari kelasnya, sementara Bayu masih mengikuti meeting dengan anggota senat. Seurak-urakannya Bayu, dia tetap berpartisipasi untuk memajukan kampusnya kok. Salut sama Bayu.
"Emang kampus kita itu bisa sembarangan masukin orang asing kesini ya. Heran"
"Loh Anda tidak ngaca? Kemarin juga Karin masuk-masuk kesini padahal dia bukan anak kampus kita"
Kalan mendengus sebal, bukannya membela tapi Tama malah semakin memojokkannya.
"Si Jade ganteng juga ya, pantesan Kalista kepincut gitu. Baru kali ini gue liat gadis es itu bisa tertawa lepas"