I Love You

188 21 5
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kamu kapan bangunnya Jade? Gak pusing emang kepala kamu tidur mulu? Nanti kalau bangun pasti sakit banget kepala kamu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kamu kapan bangunnya Jade? Gak pusing emang kepala kamu tidur mulu? Nanti kalau bangun pasti sakit banget kepala kamu. Bangun ya Jade"

Gadis itu masih menatap lekat tubuh kekasihnya yang terbaring lemah, sudah sebulan kekasihnya dirawat disini namun belum juga ada perkembangan yang signifikan mengenai kondisinya. Jade masih belum memberikan respon, entah dari gerakan atau airmata. Kalista hampir menyerah jika saja Kalan tak menguatkannya, pria itu selalu setia menemani Kalista setiap pulang kuliah hanya untuk bertemu dengan Jade. Kalan akan menjadi supir yang baik, ia sesekali ikut menemani Kalista ke ruangan tempat Jade dirawat atau hanya menunggu di taman rumah sakit. Hubungan keduanya sudah membaik, Kalista sudah bisa memaafkan Kalan atas perilakunya dulu.

"Jade, buruan bangun ih. Ada banyak yang mau aku ceritain ke kamu. Kamu marah ya karena aku pergi kesana gak izin dulu sama kamu? Maafin aku Jade, makasih ya udah datang tepat waktu. Andai saat itu kamu terlambat datang mungkin aku gak bakalan ada disini, you're my hero, Jade. I love you"

Kalista mengecup dahi Jade, dari dulu Kalista mengenal pria itu adalah pria yang sangat baik dan kuat tapi melihat tubuh Jade yang terbaring lemah seperti ini dan secara tidak langsung itu karenanya membuat hati Kalista sakit. Ia tak henti mengucapkan permohonan maaf pada Jade, agar kekasihnya mau membuka mata dan meresponnya namun nihil itu hanyalah harapan Kalista saja nyatanya pria itu masih setia terbuai oleh mimpi indahnya.

"Kal, lo udah mau balik belum?"

Kalista buru-buru menghapus airmatanya, sudut bibirnya terangkat dan mengangguk. Matanya beralih pada Jade, mengelus pipinya pelan membisikkan kata cinta yang selalu tak terbalas.

"I love you, Jade. Please bertahan ya, buat aku"

Kalista melangkahkan kakinya pergi, memutar tubuhnya dan mencoba mengatur nafas agar tangisnya tak kembali pecah. Tanpa Kalista sadar setelahnya jemari tangan Jade bergerak, kelopak matanya perlahan terbuka. Belum sempat Jade berbicara, seseorang berseragam suster masuk ke dalam kamar rawat Jade, memberinya suntikan agar pria itu tetap tak sadarkan diri.

"Mau lo berusaha beberapa kali juga, lo tetap gak akan bersama Kalista, Jade bodoh" ucapnya sambil tersenyum sinis.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Fatum (Sekuel Filoteemo)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang